Masker Lampu Disko Menjadi Tren Akibat Virus Corona

Reporter : Cynthia Amanda Male
Senin, 16 Maret 2020 17:43
Masker Lampu Disko Menjadi Tren Akibat Virus Corona
Kamu mau coba?

Dream - Pandemi virus corona, Covid-19, telah membuat masker menjadi perlengkapan paling diburu oleh semua orang. Tingginya permintaan masker bahkan melahirkan tren baru: masker boogie-fever.

Pada pembukaan Studio 54: Night Magic, Museum Brooklyn, misalnya, sejumlah pengunjung terlihat mengenakan masker bertema Covid-19 yang menyala.

Allison Eden dan Gary Goldenstein merupakan pengunjung dengan gaya masker yang cukup menarik, yaitu disco-ball face mask.

Dilansir New York Post, mereka terinspirasi dari pandemi virus tersebut. " Butuh satu setengah hari untuk membuat kedua masker ini," kata Eden.

" Kalau harus memakai maskernya sekarang, kenapa tidak membuatnya luar biasa? Kenapa tidak membuat disco-ball?," sambungnya.

1 dari 4 halaman

Sejumlah seleb memakainya

Eden yang memiliki bisnis kaca mosaik buatan tangan di Bushwick, berusaha mengikuti tren masker saat ini.

Mulai dari Billie Eilish hingga Steve Harvey, telah memakai masker yang sedang tren dan dipakai ke berbagai acara oleh influencer maupun model di seluruh dunia.

Desainer Yordania, Samia Alzakleh, menerapkan tren glitter ini dengan cara yang berbeda.

Ia membuat masker dengan detail kristal Swarovsky yang bertujuan untuk mengimbau semua orang agar menjaga kesehatan serta menyetop penyebaran virus.

 

2 dari 4 halaman

Jadi tren di kalangan masyarakat

Dengan masker buatannya, ia berharap orang dapat menikmati pesta tanpa khawatir perihal virus.

" Tujuanku membuat masker ini adalah mengajak semua orang memakai masker wajah," ujar Alzalekh seputar masker corona buatannya pada Reuters.

Masker Disko

Foto:  Instagram.com/wadih_elnajjar

Sejauh ini baru satu orang yang positif covid-19 di Yordania. Tapi sejak 10 Maret, Yordania telah menutup akses dari Israel dan negara barat, pelabuhannya dengan Mesir serta melarang lalu lintas penumpang darat dari Irak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Kerajaan pada Reuters.

3 dari 4 halaman

Viral Wajah Suster Rawat Pasien Virus Corona Penuh Luka dan Tanda Bekas Masker

Dream - Wabah virus corona telah menjadi momok seluruh negara selama sebulan terakhir. Di saat banyak orang menjauh dari paparan virus 2019-nCoV, para tim medis seperti perawat dan dokter harus berkutat dengan penyakit yang telah membunuh 1000 orang tersebut.

Satu per satu cerita pilu perjuangan para tim dokter ini mulai banyak bermunculan di laman media sosial. Salah satunya adalah kondisi tubuh yang mengalami efek mengerikan akibat sering terapapr obat-oabatn 

Baru-baru ini, foto-foto wajah para petugas medis yang bekerja di garis depan dalam merawat pasien yang terjangkit virus corona menjadi viral di dunia maya.

Surat kabar China People's Daily mengunggah gambar di Twitter yang memperlihatkan kondisi para petugas medis yang bekerja ekstra keras di tengah wabah virus corona.

People's Daily, China   ?@PDChina    

Nurses take off their face masks after a grueling shift in fight with novel #coronavirus, touching the hearts of millions on Chinese social media. Salute to these angels!#EverydayHero ??????

View image on TwitterView image on TwitterView image on TwitterView image on Twitter
4 dari 4 halaman

Wajah Penuh Luka dan Masker Membekas

Tanpa kenal lelah, mereka bekerja berjam-jam di rumah sakit dan klinik untuk merawat para pasien virus corona yang makin lama bertambah jumlahnya.

Wajah penuh bekas luka dan tanda setelah merawat pasien virus corona.

© © Twitter @PDChina

Wajah mereka yang penuh bekas luka dan tanda memakai masker mengungkapkan betapa banyak dan lamanya pekerjaan mereka.

Wajah-wajah lelah para petugas medis dipenuhi dengan bekas luka dan tanda akibat memakai masker, respirator dan perlindungan pribadi lainnya yang tak pernah dilepas selama mereka bekerja.

Meski terasa tidak nyaman, mereka tidak boleh melepas pelindung wajah seperti masker dan respirator yang terpasang dengan ketatnya. Itu dilakukan karena mereka bersentuhan langsung dengan para pasien virus corona.

Kerja 10 Jam dan Minim Waktu Istirahat

Kondisi wajah petugas medis setelah berjuang melawan virus corona.

© © Twitter @PDChina

Penderitaan para petugas medis tidak sampai di situ saja. Seorang perawat di rumah sakit di Hubei - provinsi yang menjadi pusat penyebaran virus - mengatakan kepada BBC bahwa petugas medis tidak diizinkan untuk makan makanan yang layak.

Selama jam kerja yang mencapai 10 jam, mereka juga tidak boleh menggunakan kamar kecil, atau bahkan beristirahat sejenak.

" Makanya, saat jam kerja selesai dan kami melepas pakaian pelindung, baju kami basah kuyup oleh keringat. Sementara dahi, hidung, leher dan pipi kami dipenuhi luka dan tanda bekas masker yang terpasang ketat," kata perawat tersebut.

(Sah, Sumber: AsiaOne)

Beri Komentar