Virus Corona (Foto: Shutterstock)
Dream - Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan sudah ada 60 orang yang sembuh dari virus corona. Padahal obat untuk virus tersebut belum ditemukan. Pertanyaan pun bermunculan, mengapa para pasien bisa sembuh?
Rupanya, standar prosedur perawatan pasien virus corona 2019Ncov sudah ditetapkan oleh Komisi Kesehatan setempat untuk mengatasi virus corona yang mematikan. Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), prosedur tersebut diawali dengan melakukan isolasi pada suspek corona.
Pasien yang membutuhkan " perawatan dasar" harus diberikan oksigen tambahan dan obat antivirus. Virus corona ini memiliki gejala seperti pneumonia.
Penanganannya boleh dibilang mirip dengan penyakit pneumonia, termasuk pemberian obat-obatan. Sifat virus sebenarnya akan mati dengan sendirinya dalam hitungan hari jika imunitas tubuh bekerja dengan baik.
Untuk pasien dalam kondisi serius atau kritis, prosedur oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO) dan pengobatan jantung-dan-paru buatan bisa diberikan.
ECMO merupakan prosedur pemompaan darah melalui perangkat yang menambah oksigen ke dalamnya dan kemudian memompanya kembali ke tubuh pasien.
Prosedur ini diketahui telah dilakukan pada pasien yang ada di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan. Pengobatan ECMO tak bisa diterapkan pada semua pasien, tapi hanya pada mereka yang sudah dalam kondisi sangat kritis.
" Perawatan ini membutuhkan banyak sumber daya dan hanya tersedia di rumah sakit utama. Perlu setidaknya empat perawat untuk melakukannya," kata Profesor David Hui Shu-cheong, spesialis paru di pernapasan di Universitas Cina Hong Kong.
Selama wabah SARS di Hong Kong pada 2003, pasien dengan gagal napas berat hanya didukung oleh ventilasi mekanik konvensional. Namun, ECMO telah digunakan di Cina untuk wabah influenza lainnya, termasuk H1N1 pada 2009 dan H7N9 (flu burung) pada 2013.
Sumber: SCMP
Dream - Sebanyak lima juta orang dikabarkan meninggalkan Kota Wuhan, China, sebelum masa karantina virus Corona diberlakukan di kota itu. Pernyataan itu dikeluarkan Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang pada Minggu, 26 Januari 2020.
Dilaporkan South China Morning Post, saat kota itu dikarantina ada sekitar 9 juta orang yang berada di kota.
Pemerintah China mulai mengisolasi kota Wuhan dan beberapa kota lain pada Kamis, 23 Januari 2020. Proses karantina itu diharapkan dapat menghentikan penyebaran virus ke daerah lain di China.
Tetapi, dilaporkan banyak warga yang sudah meninggalkan kota untuk liburan Tahun Baru Imlek. Sementara yang lain bergegas keluar dari Wuhan setelah adanya pengumuman karantina pada Rabu malam.
Dewan Negara China telah memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek hingga 2 Februari untuk mengekang penyebaran virus.
Liburan itu, yang semula seharusnya berlangsung hingga 30 Januari, adalah festival paling penting di negara itu. Biasanya liburan itu dimanfaatkan para pekerja migran untuk mudik ke kampung halamannya.
Suzhou merupakan kota pertama yang mengumumkan masa perpanjangan libur tahun baru. Dia mengatakan, para pekerja di perusahaan-perusahaan dalam yurisdiksinya harus kembali bekerja tidak lebih awal dari 8 Februari 2020.
Dewan Negara juga mengatakan bahwa taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah, dan perguruan tinggi akan ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut dari kementerian pendidikan.
Ma Xiaowei, penanggung jawab Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), mengakui sulitnya memerangi wabah itu. Terutama karena telah ditemukan bahwa virus Corona Wuhan dapat ditularkan selama periode inkubasi 1 hingga 14 hari, yang tidak terjadi pada SARS, sindrom pernapasan akut parah).
" Dari pengamatan, virus ini mampu menular bahkan selama periode inkubasi," kata Ma.
Dream - Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mengirim stafnya untuk memeriksa langsung kondisi kesehatan turis China yang sedang berkunjung ke Sumatera Barat (Sumbar).
" Dua staf saya sudah ke sana mengecek untuk memberikan (edukasi) kepada masyarakat, bahwa yang datang tidak pasti (menderita) suatu penyakit. Tidak," ujar Terawan di kantornya, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020.
Kedatangan staf Kemenkes untuk memeriksa kondisi petugas yang berada di bandara dan pelabuhan sebagai pintu masuk turis asing.
" Maka dari itu Kemenkes datang untuk mengecek men-support bagaimana pintu-pintu gerbang dijaga dengan baik," ucap dia.
Terawan meminta masyarakat untuk tidak khawatir secara berlebihan. Terawan meminta masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.
" Khawatir itu tergantung berita. Saya kita perlu melihat bersama-sama secara rasional," ucap dia.
Datangnya turis China menjadi viral di media sosial. Pasalnya, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyambut langsung kedatangannya. Warganet pun mengkritik penyambutan yang dilakukan Irwan.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu