Penderita Kanker, Boleh atau Tidak Menerima Vaksin Covid-19?

Reporter : Dwi Ratih
Rabu, 17 Februari 2021 11:12
Penderita Kanker, Boleh atau Tidak Menerima Vaksin Covid-19?
Ketahui jawaban lengkapnya di sini!

Dream – Program vaksinasi Covid-19 tahap kedua resmi dimulai hari ini, (Rabu, 17 Februari 2021). Program ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menghentikan penyebaran wabah Covid-19 karena terciptanya herd immunity di masyarakat.

Setelah tenaga medis, kini masyarakat yang masuk kelompok prioritas juga berkesempatan mendapatkan vaksinasi Covid-19. Salah satu dari kelompok tersebut adalah para pasien yang mengidap kanker.

Di tengah rencana tersebut, muncul perdebatan tentang boleh atau tidaknya seseorang yang mengidap penyakit atau penyintas kanker mendapatkan vaksinasi. Hal yang sama terjadi para kelompok masyarakat yang memiliki gejala berat seperti diabetes dan TBC.

“ Sebenarnya pertanyaannya bukan lagi boleh atau tidak menerima vaksin atau aman atau tidak menerima vaksin, melainkan seberapa efektif vaksin tersebut bekerja pada penderita kanker. Jadi memang seharusnya penderita kanker atau yang sudah sembuh dari kanker medapat prioritas dalam vaksinasi ini,” ujar ketua PERHOMPEDIN DKI Jakarta dr. Ronald A. Hukom, SpPD, KHOM, Konsultan Hermatologi Onkologi Medik pada konferensi pers, Selasa, 16 Februari 2021.

1 dari 4 halaman

Waktu terbaik memberikan vaksin

Menurut dr. Ronald, para ahli sebagian besar merekomendasikan orang dengan riwayat kanker perlu mendapatkan vaksin Covid-19 begitu tersedia bagi mereka.

“ Vaksin ini sebenarnya juga tidak berbahaya, vaksin yang ada sekarang ini terbuat dari virus yang telah mati, bukannya virus hidup, jadi aman-aman saja. Sekali lagi penderita kanker itu menjadi prioritas untuk menerima vaksinasi,” tambah dr. Ronald.

Terkait pelaksanaannya, dr. Ronald mengatakan waktu pemberian suntikan vaksin tergantung pada skenario terapi individu. Idealnya vaksinasi dapat dilakukan sebelum terapi sistematik dimulai.

“ Paling baik melakukan vaksinasi pada penderita kanker itu sebelum imun mereka belum diganggu apa-apa, jadi umumnya sebelum melakukan terapi sistemik, seperti kemoterapi,” jelas dr Ronald.

Beliau juga mengatakan untuk mereka yang sudah terlanjur terapi sistemik, vaksinasi bisa dilakukan di antara proses terapi. Misalnya, setelah pasien mengikuti serangkaian seri kemoterapi dengan syarat sistem imunitas dalam kondisi cukup baik.

Intinya pemberian vaksinasi, baik dilakukan saat imun tubuh sedang tidak melemah dan saat kondisi imun sedang normal.

2 dari 4 halaman

Pilihan jenis vaksin yang bisa digunakan

Vaksin sendiri memiliki beragam macam, mulai dari vaksin berbasis DNA (Sanofi, Inovio), vaksin RNA (Pfizer, Moderna), vaksin mati atau inactivated vaksin (Sinovac), viral vector vaksin (Astra Zeneca, Merck, Johnson & Johnson), subunit vaksin (Novavax), hingga vaksin hidup atau live attenuated vaksin yang sampai sekarang masih belum ditemukan atau dalam proses penelitian.

Untuk pasien dengan riwayat kanker, dr. Ronald menyarankan beberapa vaksin yang ada saat ini bisa saja disuntikan. Namun langkah vaksinasi harus terlebih dahulu mempertimbangkan beragam faktor, seperti data vaksin, jenis kanker, apakah masih dalam perawatan, dan kepastian sistem kekebalan bekerja dengan baik.

Ilustrasi

" Dari beberapa jenis pilihan vaksin yang saat ini sudah ada, memang dikatakan pasien kanker atau pasien-pasien yang surviver, bisa saja mendapatkan berbagai kemungkinan jenis vaksin yang ada tadi," kata dr Ronald.

Dia mengakui jika data-data yang ada memang bisa mengalami perubahan setiap minggu atau pekan. Paling tidak pemberian vaksin bisa dilakukan dengan data terbaru dari pasien.

" Harus tetap menyesuaikan faktor-faktor yang ada," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Efek samping vaksinasi buat pengidap atau penyintas kanker

Terkait efek samping yang bisa terjadi pada pasien kanker atau penyintas sebenarnya umum terjadi setelah menerima vaksin lain. Penerima vaksin kemungkinan merasakan nyeri di bagian suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, menggigil, dan demam. Semua efek samping ini akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.

“ Seperti vaksin yang lain atau yang dulu pernah dilakukan sewaktu anak-anak, vaksin itu gejala-gejala yang disebutkan bisa muncul,” tambah dr Ronald.

Tetapi dalam beberapa waktu terakhir, efek samping lain muncul seperti kelenjar getah bening bengkak di daerah ketiak pada sisi yang mendapat suntikan. Efek-efek yang terjadi itu merupakan respons normal dari sistem kekebalan tubuh, sama halnya kalau ada infeksi lain kita bisa melihat adanya kelenjar getah bening yang membesar.

“ Yang menjadi kekhawatiiran pada pasien kanker adalah kelenjar getah bening yang membesar bisa juga seperti tanda kanker payudara atau jenis kanker lain yang lebih jarang,” tutur dr Ronald.

Yang harus diperhatikan adalah kalau gejala tersebut terjadi karena reaksi terhadap vaksin, kelenjar getah bening itu akan menyusut kembali sesudah beberapa hari atau beberapa minggu.

Menjadi catatan, bila kelenjar getah bening tersebut tidak mengecil atau semakin membesar sesudah beberapa waktu maka lebih baik pasien menemui dokter dan melakukan pemeriksaan.

(Sah, Laporan: Josephine Widya)

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

4 dari 4 halaman

Vaksin Covid-19 Segera Disebarkan, Ini Wilayah Prioritas Penerimanya

Dream - Pemerintah pusat meyakini vaksin akan segera disebar luaskan ke seluruh Indonesia.  Ada beberapa kriteria wilayah yang masuk prioritas penerima vaksin Covid-19.

" Pemerintah pusat terus kordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan vaksinasinya dapat berjalan dengan lancar, secara umum kesiapan daerah sudah cukup baik," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam siaran pers melalui channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis kemarin.

Nantinya vaksin akan disebarkan secara bertahap, dan yang utama menerima vaksin adalah wilayah yang tinggi dalam penyebaran virus corona.

" Akan diutamakan pada populasi dan wilayah yang beresiko tinggi terjadinya tingkat penularan yang tinggi," ucapnya.

Dia juga meyakinkan vaksin yang akan disebar sudah diuji klinis kelayakannya, dengan kandungan didalamnya yang halal dan tidak memiliki efek samping.

" Pemerintah juga memastikan vaksin yang digunakan aman, berhasiat, minim efek samping dan tentunya halal," imbuhnya.

Masyarakat diminta terus mematuhi peraturan pemerintah serta bersedia untuk divaksin. Karena bagi setiap orang yang menolak untuk divaksin akan dikenakan sanksi.

" Pada prinsipnya sanksi adalah kewenangan pemerintah daerah dan dapat diberikan agar masyarakat patuh dan juga ikut vaksinasi, sehingga herd imunity dicapai dengan mudah" .

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar