Ilustrasi Orang Batuk. (Foto: Freepik.com)
Dream - Perkembangan bukti virus SARS-CoV-2 (jenis virus corona baru) penyebab Covid-19 dapat menular lewat udara terus bertambah.
Sebelumnya, melalui eksperimen laboratorium, para ilmuwan telah mengidentifikasi adanya jejak genetik virus corona di droplet yang ada di udara.
Beberapa droplet berisi virus corona ini memiliki diameter lebih kecil dari satu per sepuluh ribu inci.
Namun baru-baru ini ilmuwan China menemukan droplet kecil berisi virus corona di udara dalam dunia nyata.
Mereka berhasil menangkap droplet kecil yang mengandung jejak genetik virus corona di udara di dua rumah sakit di Wuhan, China.
Temuan mereka telah dipublikasikan pada hari Senin, 27 April 2020, di jurnal Nature.
Namun, masih belum diketahui apakah virus yang berhasil dikumpulkan melalui udara itu adalah jenis yang menular.
Meskipun demikian, droplet kecil yang dikeluarkan melalui bernafas dan berbicara itu bisa mengambang di udara dan dihirup oleh orang lain.
" Virus itu akan terus melayang di udara selama setidaknya dua jam. Ini menunjukkan bahwa ada potensi (virus corona) menular melalui udara," ujar Profesor Linsey Marr, seorang ahli teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech yang tidak terlibat dalam penelitian.
Profesor Marr dan banyak ilmuwan lain mengatakan semakin banyak bukti yang menunjukkan, virus corona bisa menular dalam bentuk droplet kecil di udara yang dikenal sebagai aerosol.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini masih mengecilkan kemungkinan tersebut.
WHO menyebut, virus corona menular dalam bentuk droplet besar yang tidak mungkin bisa berada di udara dalam waktu lama.
WHO juga menyebut, Covid-19 juga bisa menular melalui benda yang permukaannya terkontaminasi oleh virus SARS-CoV-2.
Pada bulan Februari dan Maret, para ilmuwan China mengumpulkan sampel di Rumah Sakit Renmin di Universitas Wuhan dan di fasilitas medis sementara, yang digunakan untuk tempat karantina dan merawat pasien dengan gejala ringan.
Mereka juga mengambil sampel udara di area umum di sekitar Wuhan. Termasuk bangunan tempat tinggal, supermarket, dan dua pusat perbelanjaan.
Sangat sedikit virus yang terdeteksi di udara di bangsal isolasi atau di kamar pasien rumah sakit, yang berventilasi baik.
Tapi konsentrasi yang tinggi ditemukan di toilet kecil berukuran 1 meter persegi, yang tidak berventilasi.
Tidak ada virus yang terdeteksi di sebagian besar tempat umum yang mereka pelajari, termasuk bangunan tempat tinggal dan supermarket.
Meskipun beberapa terdeteksi di daerah ramai di luar salah satu rumah sakit dan di pusat perbelanjaan.
" Ini menunjukkan pentingnya menghindari ruang-ruang kecil yang terbatas," kata Profesor Marr.
Para ilmuwan juga mendeteksi virus corona di lokasi di mana pegawai rumah sakit menanggalkan ADP mereka.
Ini menunjukkan bahwa virus yang telah menempel pada pakaian bisa terbang lagi di udara. Namun pendeteksian virus corona di udara jauh berkurang setelah rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan yang lebih ketat.
Data di Wuhan ini sesuai dengan penemuan ilmuwan di University of Nebraska Medical Centre.
Penelitian itu, yang masih dalam proses peninjauan oleh ilmuwan lain sebelum dipublikasikan dalam jurnal, tidak menentukan ukuran dropletnya.
Meskipun begitu kehadiran RNA virus di lokasi-lokasi tersembunyi, seperti di bawah tempat tidur dan kusen jendela, juga menunjukkan bahwa droplet kecil terbawa oleh udara ke sekitar ruangan.
Sumber: Strait Times
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media