© MEN
Dream - Menstruasi adalah hal lumrah yang dialami wanita setiap bulan ketika usianya sudah menginjak baligh. Sering juga disebut dengan istilah batang bulan, menstruasi berawal sejak masa remaja hingga wanita memasuki usia Lanjut Usia (Lansia).
Sebagai suatu siklus dalam tubuhnya, menstruasi begitu lekat dan harusnya menjadi sebuah kebanggaan bagi seorang wanita.
Namun sayangnya. masih banyak wanita yang merasa tidak nyaman akan menstruasi ini. Rasa tidak nyaman ini seperti terlihat ketika seorang wanita berusaha menyembunyikan kondisinya tengah datang bulan atau buru-buru memasukkan pembalut ke dalam tas.

Rasa malu ini tak lepas dari masih adanya stigma mengenai menstruasi di tengah masyarakat Indonesia. Tidak jarang anggapan `kotor` selama menstruasi menjadi momok bagi perempuan Indonesia.
Tanpa disadari penggunaan kata `datang bulan` atau `sedang dapat` makin memperkuat persepsi yang salah tentang menstruasi sebagai hal wajar untuk seorang wanita.
Nicole Jizhar, Co-Founder platform edukasi menstruasi Nona Woman mengutip laporan dari penelitian UNICEF Indonesia menyampaikan hanya sebagian perempuan yang rutin mengganti pembalut setelah 8 jam penggunaan.
Yang lebih memprihatinkan adalah hampir semua remaja perempuan yang terlibat dalam penelitian tidak mengganti pembalut mereka selama di sekolah karena merasa malu.

" Kini sudah waktunya untuk angkat bicara dan tidak berdiam diri atau merasa malu dengan menstruasi," jelas Nicole yang berharap bisa mengajak seluruh perempuan Indonesia memulai revolusi sekaligus lantang berbincara mengenai menstruasi dalam konferensi virtual Nona, baru-baru ini.
Senada dengan Nicole, aktris Hannah Al Rashuid juga merasakan pengalaman capek menghadapi stigma soal menstruasi. Dia mengajak kalangan wanita untuk bersama-sama menghilangkan rasa malu ketika tengah mengalami menstruasi.
" Tidak perlu lagi umpetin pembalut, ditenteng saja. Enggak apa-apa kok, orang harus terbiasa melihat itu. Toh kita memperlihatkan pads yang bersih, bukan berdarah," jelasnya.

" Menstruasi adalah sesuatu yang biasa dan dialami sebagian besar wanita. Jangan sampai ada jijik atau risih," tambah Hannah.
Usaha untuk mengedukasi perempuan untuk menghapus stigma soal menstruasi itulah yang gencar disuarakan Nona Woman karena imbasnya yang mempengaruhi kulitas hidup perempuan Indonesia.
Edukasi tentang kesehatan reproduktif juga harus lebih luas agar bisa dipahami banyak orang.
Upaya tersebut dilakukan Nona Woman dengan mengkampanyekan #RevolusiMenstruasi untuk menghadirkan pengalaman menstruasi yang lebih sehat serta mendobrak stigma yang ada di masyarakat.

Di balik kampanye #RevolusiMenstruasi ini, Nona juga meluncurkan Nona Organic Pads dari bahan natural, organik, vegan dan cruelty-free.
Advertisement
Siap-Siap, Tarif TransJakarta Bakal Naik!

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan
