Asim Hafiz
Dream - Di depan kamp militer. Tujuh orang itu berdiri membentuk setengah lingkar. Kepala menunduk, kedua tangan diangkat setinggi dada. Telapak menengadah. Mereka khusuk berdoa.
Pria berjambang lebat berada di tengah. Dia tampil beda. Bergamis putih, dilapis jas hitam. Sebuah peci bertengger di kepala. Enam orang di kanan dan kiri semua berbaju loreng. Tiga di kanan menyandang pistol di pinggang. Lainnya di kiri menggantung senapan laras panjang di punggung. Khas tentara.
Para prajurit itu adalah pasukan Inggris. Mereka tengah bertugas di Camp Bastion, Afghanistan. Dan pria di tengah yang memimpin doa itu adalah Asim Hafiz. Tentara dan Penasehat Agama Islam untuk Kepala Staf Pertahanan di Kementerian Pertahanan Inggris.
Asim lahir di Birmingham 41 tahun silam. Dia mengawali kaier sebagai penjaga kelab malam. Selain itu, nyambi kuliah di Universitas Swansea. Saat itulah dia bertemu dengan Islam. Hingga akhirnya dia memperdalam ilmu agama dan menjadi aktivis dakwah.
Di kampus itu pula Asim didaulat sebagai pengkotbah. Dia juga pernah menjadi imam di Penjara Wandsworth, London bagian selatan. Aktivitas inil membawanya bergabung dengan Majelis Pemerintah Wales. Menjabat sebagai Kepala Unit Persamaan Agama dan Ras.
Keputusan besar diambil duabelas tahun silam. Saat berusia duapuluh sembilan. Pada 2005 itu, Asim memutuskan untuk bergabung ke militer Inggris. Bukan berperang, tapi sebagai pendamping spiritual tentara Muslim.
Tapi keputusan ini jadi kontroversi di kalangan Muslim Inggris. Sebab, tentara negeri itu terlibat perang dengan sejumlah negara yang mayoritas berpenduduk Islam, seperti Irak dan Afghanistan. “ Ini bencana,” ucap Asim.
Meski ditentang, niatnya menjadi imam tentara Inggris tak surut. Pada Juli 2006 menjadi momen paling dikenal. Hari itu, tentara Muslim Inggris, Kopral Jabron Hashmi, terbunuh di Afghanistan. Hati Asim gundah.
“ Mengapa aku direkrut sebelum kejadian ini? Mengapa Allah menginginkanku melihat kondisi ini? Aku berpikir tentang keluarga mereka, anak-anak yang mereka tinggalkan dan siapa yang mengajari mereka beribadah,” kata Asim kepada Huffington Post.
Pertanyaan itu tak terjawab. Hanya mengendap di hati dan fikiran. Tapi jawaban mulai muncul pada 2010, saat mendapat kesempatan berbincang dengan 20 warga lokal Afghanistan. Orang-orang Afghanistan itu terkejut setelah tahu Asim adalah Muslim.
“ Mereka kemudian bertanya mengenai Islam di Inggris, masjid, dan kegiatan umat Muslimnya,” ucap Asim.
Pertanyaan itu membuat Asim sadar. Dia merasa perlu adanya komunikasi kedua belah pihak. “ Aku harus menjadi jembatan antara warga lokal Afghanistan dengan tentara Inggris,” kata dia.
Bertugas di Lashkar Gar bukan perkara mudah. Kota yang mencekam, penuh ancaman. Itulah yang dirasakan Asim. Saban berkunjung ke warga lokal dia harus mengenakan rompi dan helm anti peluru.
Asim juga berjuang untuk hak para tentara Muslim. Dia merasa prihatin sebab selama di medan perang kebutuhan mereka tak terpenuhi. Tak ada peralatan sholat. Makanan halal pun tak diperhatikan.
“ Aku harus mengadvokasi mereka (tentara Muslim),” kata dia. Perjuangan itu dimulai di Camp Bastion, Afghanistan. Asim diminta memperbaiki kebijakan untuk tentara Muslim Inggris di kamp tersebut.
Dia melakukan dialog. Menyampaikan aspirasi agar tentara Muslim di Camp Bastion diberi tempat sholat. Selain itu juga disediakan makanan halal. “ Dan juga militer Inggris harus tahu perayaan yang dilakukan warga Muslim sesuai penanggalan Islam,” kata dia.
Sejak saat itulah perannya bertambah. Selain menjadi imam bagi tentara Muslim, Asim juga menjadi penasihat Kepala Staf Pertahanan bidang kajian Islam.
Dalam posisi itu, dia menerangkan kondisi politik dan militer yang kerap tak memahami kondisi Islam. Bagi dia, dunia Barat salah dalam memahami Islam.
" Perjalananku ke Afghanistan adalah jihad pribadi. Banyak orang yang berpikir jihad ialah berperang dan membunuh. Itu tidak benar. Tujuan utama dari jihad adalah melihat perdamaian," kata pria yang juga penghafal Alquran.
Sejak 2010 hingga 2014, Asim hanya terhitung tiga kali kembali Inggris. Dia sibuk menjalani misi perdamaian dan mempererat ikatan komunikasi militer Inggris dengan warga Afghanistan.
Peran penting ini membuat Asim mendapat Orders of the British Empire (OBE). Penghargaan kepahlawanan dari pemerintah Inggris karena jasa dalam militer.
Ini adalah penghargaan yang diberikan Kerajaan Britania Raya kepada Asim karena jasanya mendukung operasi militer Britania Raya di Afghanistan. “ Aku harap, penghargaan ini memperkuat dan membangun hubungan antara tentara dan komunitas Muslim di Britania Raya.”
Setelah tak lagi bertugas, Asim masih sering mengunjungi Afghanistan. Dia kerap berbagi informasi dengan penduduk lokal mengenai kondisi Islam di Inggris. Dia merasa senang melihat Afghanistan mulai normal dan menjalin kerja sama dengan negara lain.
“ Mereka berbincang, mereka bercanda, ini komunikasi luar biasa,” kata Asim dalam video dokumenter Faith in the Frontline.
Dan, di militer Inggris terdapat ratusan tentara pemeluk Islam. Dua tahun lalu, 445 tentara Muslim di Inggris. Mereka datangd ari bergai latar. Bermacam-macam etnis. Tujuan mereka satu, mengabdi pada negara tanpa menggadaikan agama.
“ Bagi muslim, mencintai negara dan melayani masyarakat merupakan bagian penting dari keyakinan,” kata Asim, dalam situs resmi pemerintah Inggris, gov.uk.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?