Vaksin
Dream - Penularan Covid-19 varian Omicron sedang mencapai puncaknya di Indonesia. Angka kasus positif kembali naik drastis dan sejumlah RS Covid-19 kembali kebanjiran pasien.
Untuk menekan hal ini, seluruh masyarakat yang sudah mendapat vaksin Covid-19 dosis penuh, dan melewati durasi selama 6 bulan, disarankan untuk melakukan booster. Vaksin booster ini diberikan di banyak layanan kesehatan milik pemerintah dan swasta.
Sudah vaksin dan booster, tentu saja protokol kesehatan tak boleh kendor. Perlu diingat vaksin tak bisa melindungi sepenuhnya dari penularan, hanya bisa membuat gejala jadi lebih ringan.
Fakta lainnya adalah vaksin booster Moderna dan Pfizer yang diberikan setengah dosis efektivitasnya akan menurun setelah 4 bulan. Menurut peneliti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS), dua bulan setelah menerima booster, vaksin masih efektif 87 persen mengurangi kunjungan gawat darurat dan 91 persen menurunkan rawat inap.
Data diambil selama varian Omicron mendominasi penyebaran di Amerika Serikat. Sayangnya setelah 4 bulan usai suntikan dosis booster, efektivitas turun menjadi 66 persen untuk kunjungan UGD dan 78 persen terhadap rawat inap. Studi tersebut telah diterbitkan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report CDC.
Dalam studi itu, para peneliti mengamati 241.204 kunjungan emergency dan 93.408 kasus rawat inap di sepuluh wilayah AS, dari Agustus 2021 sampai Januari 2022.
Dalam jumlah tersebut, sekitar 10 persen telah menerima vaksin booster dan sebagian besar yang dirawat inap berusia di atas 65 tahun. Laporan tersebut tidak mengevaluasi variasi penurunan kekebalan berdasarkan usia, kondisi kesehatan yang mendasari, atau status immunocompromised dari pasien yang dirawat karena COVID-19.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan efektivitas vaksin dan booster memang dapat berkurang seiring waktu. Senada dengan hal tersebut, dr. Theresia Rina Yunita mengatakan memang setiap vaksin dapat mengalami penurunan efektivitas seiring waktu. Namun, bukan berarti booster tidak dibutuhkan atau tidak bekerja dengan baik.
“ Vaksin booster Pfizer/BioNTech dan Moderna COVID-19 dikatakan kehilangan efektivitasnya setelah empat bulan, tetapi masih berhasil mencegah kunjungan emergensi atau rawat inap rumah sakit selama gelombang Omicron,” ujar dr. Theresia.
Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter.
Dream - Varian Covid-19 Omicron semakin merebak penyebarannya di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. Lima wilayah di Jakarta masuk kategori zona merah Omicron.
Karakteristik Omicron adalah lebih menular. Salah satu perlindungan penting untuk mengurangi risiko penularan Omicron adalah dengan vaksinasi booster. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memberikan vaksin Covid-19 booster setengah dosis.
Kelompok lansia dan yang berisiko, mendapat prioritas untuk vaksin booster. Lewat aplikasi PeduliLindungi, mereka yang mendapat tiket vaksin booster bisa langsung mendapatkannya di layanan kesehatan publik.
Nantinya setiap warga Indonesia juga akan mendapat vaksin booster. Nah, ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan sesudah vaksin booster Covid-19.
Dokter RA Adaninggar, SpPD (spesialis penyakit dalam) memberikan penjelasan. Menurutnya, hal pertama yang penting dilakukan adalah melakukan check-up, terutama mereka yang memiliki penyakit bawaan (komorbid).
" Bila memiliki penyakit komorbid sebelumnya, kontrol dan konsultasi ke dokter untuk mengetahui kondisi komorbidnya apakah dalam kondisi stabil/ terkontrol/ remisi dan layak vaksin. Bila ada riwayat alergi terhadap vaksin tertentu sebelumnya konsultasikan ke dokter sebelum vaksinasi booster terkait jenis vaksin yang akan diberikan," ungkap dr. Ning, sapaan akrabnya, lewat akun Instagramnya @drningz.
Sebelum vaksin booster, sebenarnya tak perlu melakukan swab test baik antigen dan PCR. Pemeriksaan swab, bisa dilakukan jika mengalami gejala Covid-19, seperti batuk, sesak atau demam. Bila hasilnya negatif, booster bisa langsung dilakukan.
Untuk mendapatkan vaksin booster, tubuh memang harus dalam kondisi fit. Pastikan sebelum mendapatkan vaksin booster, tidur cukup dan jaga vitalitas.
Setelah vaksin, bisa beraktivitas seperti biasa. Bila ada keluhan seperti demam, nyeri, bisa mengonsumsi pereda nyeri dan istirahat. Ingat, tetap jalani protokol kesehatan. Jangan sampai lengah!
Laporan: Anzila Riskia Putri
Dream - Menyebarnya varian Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah memutuskan untuk memberikan vaksin booster secara gratis. Untuk mereka yang sudah mendapat vaksin dosis penuh dan sudah berjarak minimal 6 bulan dari vaksin kedua, booster vaksin Covid-19 bakal diberikan setengah dosis melalui suntikan
Dikutip dari KlikDokter.com, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan tata laksana vaksin booster yang diatur dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022. Dalam edaran tersebut dijelaskan kelompak masyarakat yang boleh dan tidak diperbolehkan menerima vaksin ketiga.
Pemberian vaksin booster memang bertujuan membentuk antibodi yang prima untuk melawan infeksi virus corona, tetapi tidak semua orang bisa mendapatkannya.
- Orang yang sedang sakit ringan seperti demam atau flu dengan suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius. Pemberian vaksin perlu ditunda hingga suhu tubuh orang tersebut kembali normal dan telah benar-benar pulih dari penyakitnya.
- Orang dengan tekanan darah lebih dari 140/90 saat skrining vaksin. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan kembali setelah 5-10 menit. Apabila, tekanan darah masih tinggi, maka pemberian vaksin perlu ditunda.
- Wanita dengan usia kehamilan kurang dari 4 bulan atau kurang dari usia 13 minggu.
- Ibu hamil dengan gejala preeklampsia atau kondisi tekanan darah tinggi tidak dapat menerima vaksin COVID-19 ketiga.
- Orang dengan penyakit komorbid, seperti penyakit jantung, diabetes, human immunodeficiency virus (HIV), penyakit hati, hipertiroid, dan penyakit ginjal tidak terkontrol.
- Vaksin booster tidak dapat diberikan untuk orang dengan penyakit autoimun, misalnya lupus, yang kondisinya tidak terkontrol dengan baik.
- Orang yang sedang menjalani pengobatan gangguan pembekuan darah, kelainan darah, defisiensi imun, dan penerima transfusi darah perlu menunda untuk mendapatkan vaksin booster. Penundaan dilakukan sampai mendapatkan persetujuan dari dokter yang menangani.
- Pemberian vaksin ketiga perlu ditunda untuk orang yang sedang mengonsumsi obat imunosupresan seperti kortikosteroid atau menjalani kemoterapi. Orang dengan kriteria ini dapat dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan vaksin booster dari dokter.
- Pasien penyakit jantung atau asma dalam keadaan sesak napas tidak diperbolehkan menerima vaksin booster terlebih dahulu.
“ Orang dengan komorbid sebenarnya bisa mendapat vaksin booster, asalkan kondisinya terkontrol dan lolos skrining. Kalau penyakitnya belum atau tidak terkontrol, harus ditunda sampai kondisinya benar-benar baik. Jika perlu, pasien harus membawa surat rekomendasi dari dokter yang merawat," ujar dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter.
Selengkapnya baca di sini.