Ilustrasi
Dream - Nasib enam anak laki-laki di Inggris dan Perancis dengan penyakit genetik yang mematikan, berhasil disembuhkan dengan 'memperbaiki kesalahan' yang ada dalam DNA mereka.
Mereka menderita Sindrom Wiskott-Aldrich yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, mereka mudah terkena infeksi dan mengalami pendarahan.
Namun berkat virus HIV yang sudah dijinakkan, hasil penelitian ilmuwan Inggris dan Perancis, 'kesalahan' dalam DNA mereka berhasil diperbaiki dan mereka pun sembuh.
Berkat penemuan yang dipublikasikan di JAMA itu, salah satu anak yang biasanya harus memakai kursi roda, kini bisa berjalan normal. Sementara anak-anak lainnya kondisinya kini semakin membaik.
Sindrom Wiskott-Aldrich terjadi pada 10 anak dalam setiap satu juta kelahiran. Sindrom ini secara eksklusif hanya menyerang anak-anak.
Mereka yang menderita sindrom ini sangat rentan terhadap pendarahan. Luka gores kecil saja bahkan sangat susah untuk menutup kembali.
Para ahli yakin sindrom ini berasal dari kesalahan dalam kode genetik. Kode tersebut berisi instruksi untuk membangun elemen kunci dalam sistem kekebalan tubuh berbentuk protein, yang disebut WAS.
Untuk menyembuhkan sindrom ini, pasien diharuskan menjalani operasi transplantasi sumsum tulang belakang. Itupun harus dari donor yang memiliki hubungan dekat, seperti saudara kandung.
Rumah Sakit Great Ormond Street di London dan Rumah Sakit Anak Necker di Perancis telah sukses menyembuhkan sindrom tersebut melalui transplantasi sumsum tulang pada anak-anak.
Sumsum tulang belakang mereka diambil sebagian dan 'dimurnikan' di laboratorium untuk mencari sel-sel yang menghasilkan sistem kekebalan tubuh. Setelah itu para dokter menggunakan virus HIV yang sudah dijinakkan untuk 'menginfeksi' sel-sel rusak dengan DNA yang benar.
Sel-sel dalam tulang belakang yang sudah 'dibenahi' itu kemudian dimasukkan lagi ke tempatnya. Enam dari tujuh anak-anak yang menjalani transplantasi ini berhasil sembuh.
" Saya pikir itu sangat signifikan. Itu adalah bukti yang jelas dan kuat bahwa pendekatan terapi gen adalah salah satu yang efektif," kata Profesor Adrian Thrasher, dari Great Ormond Street kepada situs BBC News dikutip Dream, Rabu 29 April 2015.
" Dan kita bisa mulai memikirkan ini, bersama transplantasi konvensional, sebagai pilihan alternatif terutama di mana transplantasi akan menjadi prosedur rumit," ujarnya menambahkan. (Ism)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang