Plastik Picu Kanker? Ketahui Faktanya

Reporter : Gladys Velonia
Jumat, 19 Januari 2018 08:45
Plastik Picu Kanker? Ketahui Faktanya
Styrene yang merupakan senyawa pemicu kanker sudah terdapat di alam secara alami.

Dream - Plastik dan styrofoam merupakan wadah pembungkus yang lazim digunakan untuk beragam keperluan sehari-hari salah satunya membungkus makanan. Alasannya plastik dianggap bersih, higienis, tidak berpori, ringan, ekonomis, serta menjaga makanan tetap segar lebih lama.

Meski banyak digunakan, plastik dan styrofoam sering dianggap sebagai bahan berbahaya bagi kesehatan. Bahkan styrofoam dituding sebagai salah satu bahan pemicu munculnya sel kanker dalam tubuh.

Akhmad Zainal Abidin, Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung, tak sependapat dengan anggapan tersebut. 

" Plastik disebut-sebut dapat menyebabkan kanker karena mengandung styrene. Padahal jenis plastik yang lazim digunakan namanya polystyrene dan tidak sama dengan styrene," ujar Zainal di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 18 Januari 2018.

Kandungan styrene (senyawa pemicu kanker) di dalam polysterene, diklaim Zainal, sangat kecil. Sehingga, asumsi penggunaan plastik memicu kanker adalah salah besar.

Hal senada juga diungkapkan oleh Libby Fong, Product Stewardship Specialist dari Trinseo Hong Kong. Menurut Libby, styrene dalam plastik berjenis polystyrene mungkin bisa bermigrasi ke dalam makanan. Namun, styrene itu sendiri sudah berada di alam secara alami, sehingga bukan polystyrene yang memproduksinya.

" Styrene sendiri sudah terdapat di alam secara alami, seperti di buah stroberi, kopi, kacang, daging, dan kayu manis. Jika makanan-makanan yang mengandung styrene di atas diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk dikonsumsi, mengapa plastik polystyrene tidak?" kata Libby.

Libby pun menggarisbawahi kandungan styrene pada polystyrene dan buah stroberi. Berdasarkan penelitian, di antara semua jenis makanan di atas, yang paling sering dikonsumsi dan mengandung styrene dalam jumlah besar ialah buah stroberi.

" Residu styrene dalam buah stroberi mencapai 0,37 - 3,1 ppm. Sedangkan dalam plastik polystyrene hanya 0,2 ppm - 1 ppm," lanjutnya.

Libby melanjutkan jika dibandingkan dengan alat pembungkus makanan lainnya, seperti kertas dan kemasan berbahan jagung, plastik polystyrene menghasilkan emisi karbon paling rendah dan paling hemat energi.

Dengan alasan tersebut, Libby menilai pelarangan penggunaan plastik adalah tindakan tidak tepat karena plastik bahan yang paling aman, murah, dan mudah untuk didaur ulang maupun melebur dengan alam.

Wahyudi Sulistya, Direktur Kemasan Group yang memproduksi plastik, mengungkap plastik dan styrofoam adalah dua hal yang berbeda. Styrofoam ialah jenis plastik yang digunakan untuk alat elektronik atau nama lainnya ialah EPS Foam. Sedangkan plastik yang sering digunakan untuk makanan ialah GPPS Foam atau yang biasa disingkat foam.

" Styrofoam untuk makanan ya berbahaya, karena fungsinya untuk melindungi alat elektronik. Sedangkan foam untuk makanan tidak. Bahkan jika terkena panas pun tidak berbahaya bagi tubuh, karena memang diperuntukkan untuk makanan," imbuh Wahyudi.

(Sah)

 

Beri Komentar