Targeted Therapy, Alternatif Kemoterapi untuk Kanker

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 18 Januari 2018 15:15
Targeted Therapy, Alternatif Kemoterapi untuk Kanker
Obat yang digunakan akan membunuh sel kanker saja sehingga tidak merusak sel tubuh lain.

Dream - Banyak pasien kanker yang langsung merasa takut ketika mendengar kata kemoterapi. Metode pengobaran kanker ini memang sering dianggap menyakitkan karena efek samping yang cukup besar. Mulai dari muntah, menggiggil, hingga kulit kering dan rambut rontok.

Dokter Arry Reksodiputro, Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik, menyebutkan bahwa kemoterapi pada dasarnya merupakan kegiatan menyuntikkan zat kimia ke dalam pembuluh darah.

" Zat tersebut mengalir ke seluruh tubuh dan menghambat sel manapun untuk membelah diri. Tak hanya sel kanker, tapi juga sel-sel baik lainnya," ujar Arry di Kuningan, Jakarta Selatan.

Menurut dia, rambut dan kulit terbentuk dari sel yang sangat cepat membelah diri. Karena itulah kemoterapi bisa menyebabkan rambut rontok dan kulit menjadi tipis.

Namun dengan perkembangan teknologi, kini sudah ada inovasi baru dengan memakai Antibody Drug Conjugate (ADC). Pengobatan ini disebut dengan Targeted Therapy (terapi bertarget).

" Obatnya berupa antibodi. Sesuai dengan namanya, obat ini hanya membunuh sel kanker saja sehingga tidak merusak yang lain. ADC juga bisa meminimalisir paparan kanker kepada sel yang sehat ," Arry memaparkan.

Terapi bertarget dilakukan selama 6-8 kali dengan jarak waktu tiga minggu per pemakaian. ADC diklaim mampu membunuh protein CD30 yang merupakan antigen sel kanker.

Takeda

Sayangnya, pengobatan ini masih jarang ditemukan serta memakan biaya lebih banyak. Salah satu produsen ADC dari Jepang, Takeda, akan mendistribusikan obat ini ke Indonesia.

" Ketika diuji coba di Jepang, Eropa, dan Amerika, tingkat keberhasilannya sebesar 70 persen. Kami berusaha untuk bisa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia agar masyarakat mampu mendapatkannya," ujar Kwa Kheng Hoe, Presiden Direktur PT. Takeda Indonesia.

Laporan: Annisa Mutiara

Beri Komentar