Mengenal Sustainable Fashion dengan Konsep 'Slow Fashion'

Reporter : Dwi Ratih
Minggu, 22 November 2020 09:43
Mengenal Sustainable Fashion dengan Konsep 'Slow Fashion'
Koleksi 'slow fashion' dari Sejauh Mata Memandang sangat layak dijadikan koleksi.

Dream - Brand fashion 'Sejauh Mata Memandang' yang didirikan Chitra Subyakto membuat koleksi terbaru dengan menerapkan sustainable fashion. Menjaga bumi lewat pemilihan material yang digunakan untuk koleksi busananya.

Brand ini juga mengutamakan kesejahteraan para pengrajin, sampai urusan mengurangi limbah. Untuk mencapai itu, Sejauh Mata Memandang menggunakan Tencel, yaitu serat pakaian alternatif berbasis selulosa yang mudah terurai.

Brand yang menjual baju, celana dan aksesori ini juga membuktikan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Pakaian yang berkelanjutan (sustainable fashion) saat ini tengah ramai digaungkan mengingat fashion adalah sumber limbah terbesar kedua di dunia. Salah satu cara untuk mengurangi limbahnya adalah menerapkan slow fashion. Lalu, apa persisnya slow fashion itu?

" Mulai dari kata 'slow' itu, artinya 'pelan'. Jadi slow fashion itu sebenarnya tidak memprioritaskan kecepatan produksi,” ujar pemilik jenama slow fashion Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, saat berdiskusi dengan aktris Dian Sastrowardoyo secara virtual, Jumat, 20 November 2020 kemarin.

 

1 dari 5 halaman

Cinta dengan bumi

Sejauh Mata Memandang

Menurut Chitra, prioritas fashion lambat adalah kualitas ketimbang kuantitas. Ini tentu berkebalikan dengan fast fashion yang mengutamakan kuantitas daripada kualitas dari produk fesyen itu sendiri.

Para produsen yang menerapkan fashion lambat ini juga mengutamakan produk yang awet dan lama masa waktunya. Artinya, bahan yang digunakan pun harus bahan yang lebih berkualitas agar lebih awet dipakai.

“ Jadi lebih awet, tidak cepat rusak, dan produksinya dipikirkan, pekerjanya juga dipikirkan, kesehatannya. Dan, memerhatikan lingkungan, jadi kita berusaha untuk lebih tidak merusak Bumi kita ini,” jelas Chitra.

 

2 dari 5 halaman

Bagaimana dengan fast fashion?

Sejauh Mata Memandang

Sementara itu, para produsen fast fashion yang mengutamakan kuantitas daripada kualitas, menurut Chitra, memiliki kewajiban mengisi tokonya di seluruh dunia

Artinya, pemilihan bahan pun tak dimungkiri harus dipilih yang lebih murah. Maka tak heran kualitas bahan tersebut pun lebih tak tahan lama, seperti mudah sobek atau mudah melar.

Para produsen fashion cepat biasanya selalu bergerak cepat karena mengejar tren yang sedang berkembang saat itu juga.

Jangka waktu pergantian tren, menurut Chitra, biasanya berkisar tiga bulan. Kadang, ada juga dua tren dalam satu pekan.

 

3 dari 5 halaman

Perhatikan bahan yang digunakan

Sejauh Mata Memandang

“ Karena waktunya singkat, jadi pekerjanya juga harus dicari yang bayarannya murah. Itu biasanya dari negara-negara ketiga, termasuk Indonesia,” ungkap Chitra.

Menurut Chitra, biasanya fashion cepat menggunakan bahan kain berupa polyester yang memiliki campuran plastik. Sementara, plastik merupakan bahan yang sangat sulit untuk diuraikan sehingga tak ramah untuk lingkungan. (mut)

Laporan: Savina Mariska

4 dari 5 halaman

Angkat Tema Anak, Jember Fashion Carnaval Digelar Daring

Dream - Perhelatan Jember Fashion Carnaval (JFC) akan digelar 22 November 2020. Mengusung tema 'World Kids Carnaval', acara dihadirkan secara virtual.

Sebanyak 12 negara dari lima benua dipastikan akan mengikuti gelaran ini, di antaranya Hungaria, Kanada, Bosnia, Serbia, Australia, dan sejumlah negara di Afrika.

Tema anak-anak diharapkan dapat menjadi penyemangat untuk tetap berkarya di masa pandemi dengan mengedepankan protokol kesehatan dan persaudaraan dari seluruh bangsa di dunia.

" Ini akan menjadi sebuah lompatan baru, di mana anak tidak hanya menjadi generasi penerus bangsa melainkan juga pemersatu perdamaian dunia," tutur Arik Hariyono, Chairman of Jember Fashion Carnaval, dalam jumpa pers virtual, Kamis 19 November 2020.

Antusias Menyambut Parade Kostum

Menurut Arik, pandemi Covid-19 saat ini tak menyurutkan semangat para peserta Jember Fashion Carnival. Banyak negara berlomba-lomba menghadirkan peserta.

Benua Afrika yang semula tak memiliki perwakilan kini sudah menghadirkan tiga sekaligus, yaitu Pretoria, Senegal dan Nigeria.

Jember Fashion Carnaval© © Foto: Instagram @jemberfashioncarnaval

JFC 2020 nantinya akan melibatkan ratusan anak-anak yang melakukan parade dengan kostum unik. Antusiasme masyarakat terhadap parade kostum juga disaksikan oleh Puteri Indonesia dan Miss Universe 2019, Frederika Alexis Cull.

5 dari 5 halaman

Kostum Cenderawasih

Dara 21 tahun itu mengenang momen ketika melenggang di runway JFC 2019. Kala itu, Frederika tampil memakai kostum Cenderawasih (Birds of Paradise) yang sangat megah.

" Sangat memorable karena itu pertama kalinya aku memakai kostum nasional yang pernah dipajang di Miss Universe. Kostumnya sangat detail, menggunakan feathers dan aksesori burung yang bisa bergerak," kata Frederika.

Frederika Alexis Cull

© © Foto: Instagram @frederikacull

JFC 2020 akan ditayangkan secara virtual dan dimeriahkan oleh penampilan dari para selebriti. Mereka di antaranya Cinta Laura, Angel Pieters, Naura, Arsy Hermansyah dan Andien, yang akan di pandu oleh MC Okky Lukman.

Beri Komentar