Ilustrasi/ Shutterstock
Dream – Banyak orang tak menyadari kalau sedang dalam kondisi kesehatan mental yang sangat buruk. Stres dan beban hidup bisa membuat orang depresi hingga tak punya tenaga dan motivasi untuk menjaga kebersihan diri, sesimpel mandi dan gosok gigi.
Bila Sahabat Dream mendapati kerabat atau teman berhari-hari hanya di tempat tidur, sangat tak memperhatikan basic hygiene atau kebersihan diri, ini merupakan tanda kalau ia membutuhkan bantuan.
Melissa Shepard, seorang psikiater, mengungkap kalau basic hygiene adalah hal yang mudah dilakukan sehari-hari. Jika kegiatan mudah tersebut tidak bisa dilakukan, maka ada yang 'salah' dalam hal mental.
Gejala yang muncul itu bisa jadi depresi dan bertambah parah jika dibiarkan bisa bertambah parah. Depresi memang sangat menguras energi dan motivasi hidup sesorang.
" Mengapa sangat sulit menjaga kebersihan diri bagi orang saat dalam kondisi depresi? Karena depresi memicu masalah energi dan motivasi," ungkapnya dalam akun Instagram @doctorshepard_md.
Depresi menurutnya seperti 'mengatakan' kalau kita tak berharga. Sampai tak mampu untuk sekadar mandi dan sikat gigi.
" Kamu berharga untuk merawat diri sendiri, depresi seperti membuat kebohongan kalau kamu tak berharga," pesannya.
View this post on Instagram
Laporan Delfina Rahmadhani
Dream – Kondisi pandemi tak dipungkiri memicu banyak orang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Level stres tinggi, kecemasan, dalam kondisi yang serba tak pasti sangat berisiko membuat orang menjadi depresi atau mengalami masalah mental.
Mengontrol pikiran dalam kondisi sehat saat ini memang tak mudah. Zulvia Oktaninda Syarif, seorang dokter spesialis kejiwaan atau psikiater mengungkap dalam akun Instagramnya, kalau ada tiga pikiran yang sebaiknya dihindari.
Tiga pola pikir kerap membuat seseorang stres, mengalami masalah cemas, bahkan depresi. Apa saja?
1. " I must be well"
Pola pikir ini memiliki kata kunci ‘saya harus…’. Lebih lanjut ia memberi contoh seperti saya harus baik, saya harus pintar, saya harus berhasil, dan masih banyak lagi.
2. " You (or people) must treat me well"
Kata kunci dalam pola pikir ini adalah ‘kamu/dia/mereka harusnya…..’. Lebih lanjut, dr. Vivi sapaan akrabnya, memberi contoh, seperti 'kamu harusnya mengerti saya', 'suami mesti paham', 'dia harus berubah', 'mereka mestinya mendukung saya', dan masih banyak lagi.
3. " Life must be fair"
Pola pikir ini memiliki kata kunci ‘hidup/situasi mestinya….’. Ia memberi contoh seperti hidup itu harusnya adil, 'gara-gara PPKM nih, kantor mestinya memfasilitasi saya" , dan masih banyak lagi.
Pola pikir ini sama-sama mengandung keharusan. Dokter Vivi ini menyebutkan bahwa ada keharusan yang tidak rasional, disadari atau tidak disadari dan menjadi pola pikir yang menjebak lingkaran pikiran, perasaan serta perilaku yang tidak sehat.
“ Sesungguhnya tidak ada yang ‘harus’ di dunia ini. Semua itu kamu yang buat sendiri di kepalamu (bisa jadi terpengaruh dari caramu dibesarkan atau lewat pengalaman hidupmu),” tulis dokter Vivi dalam keterangan videonya.
Ia menambahkan ambisi dan motivasi sehat penting untuk memacu diri menjadi lebih baik. Ketiga pola pikir tersebut tidak sehat dan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan (anxiety), depresi, atau gangguan lainnya.
" Mulai sadari mindsetmu. Ubah dengan cara bantah pikiranmu, debat pikiranmu, munculkan pemikiran lain yang lebih rasional. Bila sulit dilakukan sendiri, silakan cari bantuan profesional kesehatan mental ya," pesan dr. Vivi.
Laporan Elyzabeth Yulivia/ Sumber: dr. Vivi Syarif
Dream - Kondisi kulitmu bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari produk perawatan kulit yang digunakan, cara pemakaiannya, gaya hidup, serta stres.
Mungkin, kamu sudah melakukan perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat. Ternyata hal tersebut tidak cukup untuk menjaga kesehatan kulit jika belum bisa mengontrol stres.
Stres tidak hanya menimbulkan jerawat atau memicu produksi minyak berlebih, tapi juga bisa menyebabkan kulit gatal. Hal ini dijelaskan oleh dokter sekaligus fitness influencer, Danar Wicaksono.
View this post on Instagram
" Jadi di tubuh kita ada hubungan antara otak sama kulit yang dihubungkan oleh Brain-Skin Axis," katanya dalam video yang diunggah di Instagram pribadinya.
" Saat stres, otak kita akan mengeluarkan suatu zat yang akan merangsang munculnya sel-sel radang yang diedarkan ke seluruh tubuh sebagai bentuk pertahanan," ungkapnya.
Saat sel tersebut sampai ke kulit, sel radang akan mengakibatkan peradangan yang menimbulkan rasa gatal.
Di samping itu, kulit pun memproduksi sel radang sendiri. Hal inilah yang membuat rasa gatal yang dirasakan semakin hebat. (mut)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR