Dream – Sejak lama, telur telah menjadi lauk yang disukai banyak orang. Selain memiliki rasa yang lezat dan dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, telur juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kaya nutrisi tapi telur biasanya dihindari oleh mereka yang punya kolesterol tinggi. Hal ini karena satu butir telur berukuran besar mengandung sekitar 186 mg kolesterol, yang berarti lebih dari setengah batas kolesterol harian yang direkomendasikan, yaitu 300 mg. Untuk mengetahui lebih lanjut soal kandungan kolesterol dalam telur, yuk, simak selengkapnya!
Selain serbaguna, telur juga merupakan makanan yang sangat bergizi. Tak hanya menyediakan sumber protein dan lemak sehat, telur juga memberikan vitamin dan mineral.
Satu butir telur ukuran besar mengandung 78 kalori, 5 g lemak total, 1,6 g lemak jenuh, 186 mg kolesterol, 62 mg natrium, 63 kalium, 0,6 total karbohidrat, dan 6 g protein.
Kuning telur sendiri begitu kaya akan vitamin A, vitamin B12, selenium, dan kolin. Menariknya, telur yang berasal dari hewan yang dipelihara di padang rumput lebih kaya nutrisi, mengandung asam lemak omega-3, vitamin A, dan vitamin E yang lebih tinggi.
Meski telur mengandung kolesterol tinggi, penelitian menunjukkan bahwa kolesterol makanan dalam telur tak selalu berdampak negatif pada kolesterol darah atau meningkatkan risiko penyakit jantung. Justru, menghindari konsumsi telur dapat menyebabkan kesenjangan nutrisi penting bagi banyak orang.
Kolesterol merupakan senyawa lemak yang memiliki peran penting dalam tubuh manusia, dibagi menjadi kolesterol darah dan kolesterol makanan. Kolesterol darah, yang terdiri dari HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol jahat), diperlukan untuk fungsi tubuh seperti pembuatan hormon.
Jika kadar kolesterol darah terlalu tinggi, ini dapat menyumbat arteri, yang kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung. Sedangkan kolesterol makanan, ini dapat ditemukan dalam produk hewani termasuk telur, yang memengaruhi kadar kolesterol tubuh.
Sebenarnya, dampak dari mengonsumsi telur sangat bervariasi, lemak dan kolesterol di dalamnya bisa dipastikan dapat meningkatkan kadar LDL dan HDL. Bagi orang yang lebih rentan, penyerapan kolesterol oleh tubuh saat mengonsumsi telur akan lebih tinggi.
Karena hal ini, para ahli merekomendasikan untuk fokus pada diet sehat menyeluruh dengan membatasi asupan lemak jenuh dan trans.
Meski telur tetap dapat dikonsumsi saat diet, jangan mengonsumsinya secara berlebihan dan tetap perhatikan asupan lemak total, ya.
Untuk memenuhi kebutuhan asupan saat diet, kamu bisa menyediakan alternatif sehat seperti buah, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan produk susu rendah lemak.
Meski kebanyakan orang sehat dapat mengonsumsi 1-2 butir telur per hari sebagai bagian dari pola makan seimbang, Jessica Gelman, Ahli Gizi di Rumah Sakit Mount Sinai, menyarankan untuk memvariasikan sumber protein tanpa lemak dan memilih sarapan yang mendukung kesehatan jantung.
" Misalnya seperti orak-arik sayuran dengan minyak zaitun, roti gandum, dan buah," ujarnya.
Bagi yang memiliki kolesterol tinggi, mereka tak perlu menghindari konsumsi telur sepenuhnya. Disarankan untuk membatasi konsumsi telur hingga 4-5 butir per minggu, terutama untuk orang dengan kelebihan berat badan, obesitas, atau faktor risiko penyakit jantung.
Bagi orang dengan kecenderungan genetik memiliki kadar kolesterol tinggi, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ketika ingin mengatur pola makan mereka.
Pilihan mengganti putih telur dengan telur utuh juga dapat membantu mengurangi asupan kolesterol makanan.
Laporan Marha Adani Putri/ Sumber: Health.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN