Dream - Pergi ke kantor biasanya kita akan berpakaian dengan rapi dan sopan. Busana yang dipilih cenderung formal, seperti kemeja, blazer, blus, hingga celana atau rok dari bahan yang jatuh, agar tampilan terlihat profesional.
Terutama jika harus melakukan meeting dengan atasan seperti CEO atau klien. Ada juga kantor yang memiliki aturan berpakaian lebih santai. Biasanya start-up di mana sebagian besar pekerjanya gen Z dan milenial, cenderung berpakaian lebih kasual, seperti kaus dan jeans.
Sesantai-santainya pakaian ke kantor, biasanya kita akan tetap memperhatikan aspek kesopanan. Siapa sangka kalau di China sedang tren pakaian kantor yang jauh dari formal dan terlampau santai.
Para gen Z di China kini lebih memilih untuk mengenakan pakai piyama dan kaus rumahan untuk ke kantor. Mereka lebih memilih untuk pakai busana yang nyaman dibandingkan yang formal dan berharga mahal.
Sampai ada istilah kalau mereka adalah Generation CoZy atau generasi santai. Tren ini viral di Douyin dan Weido, media sosia yang populer di China. Cindy Luo, 30, seorang desainer interior di Wuhan, mengungkap ia memang lebih suka pakai piyama ke kantor.
“Saya hanya ingin mengenakan apa pun yang saya inginkan. Menurutku tidak ada gunanya mengeluarkan uang untuk berdandan saat bekerja, karena aku hanya duduk di sana," kata Luo.
Tren piyama ke kantor ini viral ketika akun bernama Kendou S memposting video dirinya di Douyin. Dalam klip tersebut, yang dibagikan lebih dari 1,4 juta kali, sang anti-fashionista terlihat mengenakan sweter berwarna cokelat seperti goni di atas celana piyama kotak-kotak dengan jaket berlapis, dan sandal rumahan berbulu.
Tren ini konon merupakan respons gen Z terhadap perlambatan ekonomi, tingginya pengangguran kaum muda, dan budaya kerja berlebihan. Menurut mereka tak perlu mengenakan pakaian mahal dan rapi, karena terlalu sayang mengeluarkan uang untuk belanja busana.
Di platform media sosial Tiongkok Douyin dan Weibo, tagar #grossoutfitforwork, dan #uglyclothesshouldbeforwork, bisa dibilang memicu adanya 'revolusi piyama' di tempat kerja. Tren ini memicu pro dan kontra.
Mereka yang setuju, cenderung beranggapan kalau pekerjaan beres dan selesai, tak masalah apapun yang dikenakan karyawan. Sementara yang kontra, menganggap kalau gaya busana juga mencerminkan citra perusahaan, dengan pakai piyama mengesankan kalau kantor tidak profesional.
Para pengamat percaya bahwa lockdown akibat COVID-19 kemungkinan besar akan membuat tindakan menjadi lebih normal. Pasalnya, dulu saat harus meeting online biasanya para pekerja hanya mengenakan kemeja sementara bawahannya berupa celana pendek atau piyama karena tak terlihat di kamera.
Laporan Aykaputri Amalia Rahmani/ Sumber: NextShark/ NYPOST
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya