Spirit Doll/ Foto: Shutterstock
Dream - Boneka dengan bentuk yang sangat menyerupai bayi atau anak manusia, banyak dijual dengan harga mahal. Ada yang bahkan harus dipesan agar dibuat mirip seperti pemesannya.
Setelah jadi, boneka tersebut dibawa pulang dan diperlakukan seperti manusia bernyawa. Beberapa seleb dan tokoh publik juga secara terang-terangan mengakui memiliki boneka seperti itu atau mereka sebut spirit doll.
Hal itu bahkan dianggap sebagai tren. Ikhsan Bella Persada, M.Psi., seorang psikolog mencoba menjelaskan fenometa itu. Menurutnya, penting untuk mencermati tujuan penggunaan boneka tersebut. Hal ini untuk mengetahui dampak boneka arwah terhadap penggunanya.
Dalam kasus tokoh publik, Ikhsan mengatakan, bukan tidak mungkin boneka arwah digunakan sebatas tren guna memperoleh perhatian dalam jumlah besar. Meski begitu, ia juga tidak menampik spirit doll dapat digunakan seseorang untuk menyalurkan kebutuhan dasar yang tidak dapat disalurkan kepada orang lain.
“ Contohnya, seseorang merasa kesepian atau ingin punya anak, sehingga butuh orang lain untuk ia pedulikan dan diberikan kasih sayang. Namun tidak bisa dia dapati kebutuhan itu, sehingga disalurkannya kepada boneka tersebut,” kata Ikhsan, dikutip dari KlikDokter.
Kebutuhan ingin merawat, menyalurkan kasih sayang, dan menghilangkan rasa kesepian menggunakan boneka. Menurut Ikhsan dapat berdampak positif bagi penggunanya. Dengan catatan, kebutuhan tersebut masih dalam batas wajar dan orang tersebut menyadari realita sesungguhnya.
Boneka bisa menjadi sarana latihan bagi orang yang menjalani persiapan sebelum memiliki anak sesungguhnya. “ Boneka bisa digunakan untuk belajar mengganti pakaian anak ataupun cara menggendong anak yang baik,” kata Ikhsan.
Sebaliknya, penggunaan boneka arwah dapat berdampak negatif bagi penggunanya, Terutama ketika spirit doll mengganggu kesadaran individu terhadap realitas yang ada.
“ Artinya, dia tidak bisa membedakan ini boneka benaran hidup atau tidak. Hal ini bisa berbahaya, terutama jika seseorang sudah menganggap boneka seperti anaknya sendiri, jadi sampai memberikan kasih sayang berlebih, selalu ajak ngobrol bonekanya atau sampai memarahi bonekanya,” ungkap Ikhsan.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Adopsi boneka arwah tengah menjadi fenomena tersendiri di sebagian masyarakat, terutama kalangan artis. Tetapi, hal ini cukup meresahkan lantaran bertentangan dengan ajaran Islam.
Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Nur Hayid, buka suara mengenai fenomena ini. Ulama muda ini menegaskan ada bahaya yang mengancam akidah di balik fenomena tersebut.
Ulama yang akrab disapa Gus Hayid ini menjelaskan boneka dalam ajaran Islam adalah sesuatu yang diperbolehkan. Bermain boneka pun dibolehkan selama masih dalam batas kewajaran.
" Bermain boneka selama dalam batas-batas wajar, yang tidak mengganggu kesehatan, tidak mengganggu pikiran, konsentrasi, dan tidak mengubah akal kewarasan itu diperbolehkan dalam ajaran Islam," ujar Gus Hayid kepada Dream.
Hal ini, kata Gus Hayid, tertuang dalam riwayat Rasulullah Muhammad SAW terkait peristiwa ketika Sayyidah Aisyah RA bermain boneka bersama teman-temannya. Riwayat itu menjelaskan, saat Sayyidah Aisyah bermain boneka dengan teman-temannya, tiba-tiba teman-temannya Sayyidah Aisyah bersembunyi ketika Rasulullah datang, teman-teman Sayyidah Aisyah yang ikut bermain boneka bersembunyi, takut Rasulullah marah.
Rasulullah kemudian mengambil semua boneka yang ditinggalkan itu dan diserahkan kembali kepada teman-teman Sayyidah Aisyah. Kemudian mereka melanjutkan bermain boneka setelah mengetahui Rasulullah tidak marah dan membolehkannya bermain.
" Apa artinya? Bermain boneka selama dalam koridor yang wajar itu tidak masalah karena boneka 'alatul malaib, alat permainan," kata ulama yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat ini.
Tetapi, Gus Hayid menegaskan hukum kebolehan itu bisa berubah menjadi tidak boleh. Hal ini terjadi jika bermain boneka sampai mengganggu konsentrasi atau membuang waktu secara percuma serta membuang uang secara sia-sia alias mubadzir.
" Hukumnya menjadi berbeda ketika boneka itu membahayakan. Apalagi membahayakan akidah. Ini semua tergantung illatnya," kata Gus Hayid.
Ketentuan ini berlaku tidak hanya pada anak-anak namun juga orang dewasa. Menurut Gus Hayid, manusia dewasa sejatinya sudah tidak berhak bermain boneka kecuali di waktu-waktu longgar.
Apalagi jika sampai memperlakukan boneka sebagai makhluk bernyawa, hal ini sudah termasuk ta'ghyirul aql atau mengubah akal atau kewarasan. Gus Hayid menegaskan hal ini tidak bolehkan dalam Islam.
" Kalau bermain boneka tapi membuat hilang rasionalitas seseorang, itu tidak boleh. Kalau tidak boleh berarti hukumnya haram," ucap Gus Hayid.
Belum lagi jika sampai menganggap boneka tersebut punya kekuatan mistis. Itu sangat berbahaya tidak hanya dalam konteks hukum syariat namun juga menyentuh level akidah.
" Karena bisa meyakini bahwa boneka itu memiliki kekuatan, padahal tidak kekuatan selain Allah, la haula wa la quwwata illa billah," ucap dia.
Gus Hayid juga menegaskan jika fenomena ini dibiarkan, akan sangat berbahaya bagi akidah dan akhlaq umat. Oleh karena itu para artis yang mendapatkan sorotan soal boneka arwah ini harus menghentikan dengan memperhatikan nasihat dari ulama,
" Ini penting agar mereka tidak terjerumus lebih jauh lagi," urai pengasuh Pesantren Skill Jakarta ini.
Menurut Gus Hayid, orang yang memiliki boneka arwah dan memperlakukan benda itu sebagai sesuatu yang layak dihormati. Apalagi sampai memberikan perlakukan istimewa laiknya manusia itu sudah sangat berlebihan.
Belum lagi jika boneka tersebut diyakini bisa bicara dan mendatangkan bahaya dan manfaat, Gus Hayid mengatakan keyakinan itu sangat merusak akidah Islam.
" Hati-hati, siapapun yang menjadikan boneka menjadi perantara arwah, misalnya bisa bicara dan lainnya, bisa tersesat secara akidah dan bisa membuat iman seseorang hilang. Hati-hati menjadikan boneka ini sebagai wasilah atau perantara jin," kata Gus Hayid.
Lebih lanjut, Gus Hayid menegaskan antara dunia jin dan manusia memiliki ruang lingkup masing-masing. Tidak boleh ada pihak yang melanggar batasan tersebut, baik itu dari kalangan manusia maupun jin.
" Karena kalau sudah cross the border (melanggar batas) itu sudah mengganggu ekosistem yang sudah dibangun begitu indah oleh Allah," kata Gus Hayid.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik