Unjuk Karya Fashion Muslim Siswi SMK NU Banat di Singapura

Reporter : Nur Ulfa
Senin, 6 Januari 2020 11:55
Unjuk Karya Fashion Muslim Siswi SMK NU Banat di Singapura
Mereka menampilkan karya terbaik di ajang Grand Prix Sakura Colection 2020.

Dream - Ajang bergengsi Grand Prix Sakura Colection 2020 'Asia Student Award ' kembali digelar, setelah enam kali sukses diselenggarakan. Di tahun ini acara tersebut diselengarakan di Jewel Changi Airport, 5 Januari 2020.

Sepuluh Siswa asal Indonesia ikut serta dalam ajang ini,  tujuh di antaranya berasal dari Sekolah kejuruan NU Banat Kudus binaan dari Djarum Foundation.

Grand Prix Sakura Colection 2020

Galuh Paskamagma selaku program Associate Djarum Fondation, merasa bangga. Pasalnya tujuh siswa asal SMK NU Banat Kudus ini bisa mengalahlan ribuan peserta dari beberagai sekolah yang ada di Indonesia dan bisa masuk final untuk acara tersebut.

" Siswa-siswa SMK NU Banat Kudus berhasil membuktikan kemampuannya dalam menghasilkan suatu karya, yang diapresiasi oleh dunia industri mancanegara," kata Galuh di Jewel Changi Airport, Minggu 5 Januari 2020.

Grand Prix Sakura Colection 2020

Menurut Galuh, walau sekolah tersebut berada di daerah. Namun kemampuan yang dimiliki siswa SMK NU Banat bisa membuktikan bahwa, siswa daerah bisa berprestasi dikancah internasional.

" Keikutsertaan siswa ini bisa menjadi salah satu langkah untuk kedepannya siswa ini untuk bisa ikut memajukan industri fesyen tanah air," tuturnya.

1 dari 6 halaman

Ini Dia Pemenangnya

Dalam ajang ini 7 siswa SMK Banat meraih kemenangan diantara Dania Pulungan (Juara 2), Najla Mufida (Juara 3), Salsabila Nizatin (Juara 4) dan Fira Aulia (Juara 5).

Grand Prix Sakura Colection 2020

" Prestasi ini merupakan sebuah kebanggaan bagi anak-anak SMK NU Banat Kudus yang berhasil menunjukkan bahwa karya mereka bisa bersaing dan tidak kalah dengan mahasiswa perguruan tinggi," ungkap dia.

Sedangkan ajang Grand Prix Sakura Colection 2020 'Asia Student Award ', merupakan program tahunan kompetisi pelajar dibidang fesyen desainer yang diselenggarakan oleh Lembaga Sakura Collection. Yang memenangkan ajang ini memperebutkan hadiah untuk berkolaborasi dengan proyek Citizen Eco Bag dan pengalaman belajar di Esmod Japon, Tokyo.

2 dari 6 halaman

Unjuk Karya 4 Desainer Muslim di Amsterdam

Dream - Empat desainer Indonesia sukses menggebrak panggung Amsterdam Modest Fashion Week 2019 yang digelah di Passenger Terminal Amsterdam, Belanda, pada 14 hingga 16 Desember 2019.

Modest Fashion Founder Fund (ModestFFFund) memilih empat dari 400 desainer untuk pagelaran tersebut. Mereka adalah Hannie Hananto, Luluk Marla, Neera Alatas, dan WAD Studio.

Keempat desainer ini dinilai mewakili keragaman gaya dunia modest fashion Indonesia.

ModestFFFund

Foto: ModestFFFund

Hannie Hananto mewakili konsep fun pop art, WAD Studio mewakili gaya edgy casual, Neera membawa evening wear berdetail craft, dan Luluk Marla yang bergaya couture.

" Dalam satu exclusive show, penonton diberikan suguhan kreatif yang luar biasa dan memukau," ujar Franka Soeria, Co-founder Modest Fashion Weeks dan pendiri #Markamarie lewat rilis yang diterima Dream, Rabu 18 Desember 2019.

" Semoga dengan ini, mereka paham kalau Indonesia bisa berbicara tentang keragaman pilihan. Indonesia adalah pusatnya kreativitas."

Ciri khas dalam mendesain bisa dilihat dari masing-masing karya desainer. Berikut ini koleksinya:

3 dari 6 halaman

Hannie Hananto

Dimulai dari Hannie Hananto yang berkecimplung di industri modest fashion sejak 2003. Selama ini, Hannie Hananto telah mewarnai busana muslim Indonesia dengan gaya nyentrik dalam setiap desain yang dihadirkan.

Ia membawa koleksi 'Als de Orchideen Bloeien' yang berarti 'Bila Anggrek Mulai Timbul'. Anggrek bulan merupakan puspa pesona Indonesia atau salah satu dari tiga Bunga Nasional.

ModestFFFund

Foto: ModestFFFund

" Biasanya pakai warna beriak di setiap koleksi. Kalau di Eropa, warna yang saya pilih akan lebih calm. Karena orang Eropa suka warna monokrom," ujar Hannie.

Masih dengan ciri khas Hannie Hananto, busana didominasi oleh detail polkadot dan motif grafis nan ceria. Ada sentuhan warna Red Bordeaux yang memberi kesan elegan.

4 dari 6 halaman

WAD Studio

Di perhelatan busana ini, WAD Studio mengangkat tema 'Purana' yang diambil dari cerita zaman dahulu kala. Tema ini diangkat dari kisah Roro Jonggrang yang memesona dan memiliki kepribadian kuat dan berani berkorban demi rakyatnya.

ModestFFFund

Foto: ModestFFFund

Warna koleksi didominasi oleh hitam dan abu-abu yang menggambarkan warna candi Prambanan, lalu kain jala yang menggambarkan tekstur dari bebatuan candi dan warna-warna spotlight yang menggambarkan fajar di pagi hari dalam cerita legenda tersebut.

Teknik layering juga mendominasi koleksi kali ini. Untuk menambah kesan edgy, WAD Studio menambah aksen pita dengan irregular shape yang bersiluet H-line.

5 dari 6 halaman

Neera Alatas

Tak mau kalah, Neera Alatas memboyong koleksi bertajuk 'Embun'. Embun merupakan salah satu fenomena alam yang tidak selalu kita temui tapi kehadirannya selalu membawa kesejukan.

ModestFFFund

Foto: ModestFFFund

Koleksi ini mewakili warna warna pastel yang lembut dan meneduhkan, seperti dusty pink dan abu–abu muda. Detail Aplikasi mutiara dan Swarovski merupakan pengapikasian dari bentuk tetesan embun yang menjadi tema dalam koleksi ini.

Siluet A line dan dress Flowing membuat koleksi tetap terlihat anggun dan sesuai dengan kaidah baju muslim. Gaya feminin dan romantis dikreasikan melalui padu padan bahan crepe, miciko, brokat, tulle dan organza.

6 dari 6 halaman

Luluk Marla

Sementara itu, Luluk Marla yang selama ini memiliki gaya feature glam membawakan cita rasa Nusantara dengan mengemas kekayaan flora dan fauna Indonesia ke dalam busana.

ModestFFFund

Foto: ModestFFFund

“ Saya membawakan evening dress, tapi ada satu busana batik. Warna yang dihadirkan warna-warna bumi. Gayanya simpel saja. Setelah saya kaji, banyak yang membutuhkan evening dress dengan gaya simpel,” kata Luluk.

Beri Komentar