Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Stres, kelelahan, obesitas, dan kebiasaan merokok ternyata dapat menjadi pemicu meningkatnya disfungsi seksual pada pria.
Meskipun di Indonesia belum ada penelitian khususnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Inggris dan Amerika menyatakan, hal ini meningkatkan kebutuhan produk dan layanan terhadap dua 5% - 13% selama masa Pandemi ini.
Menurut Medical & Scientific Information Manager PT Dexa Medika, dr. Ratna Kumalasari mengatakan, disfungsi seksual merupakan hambatan pada proses seksual yang meliputi gairah seksual, seleksi, senggama, hingga ejakulasi.
“ Dua penyebab tersebut adalah faktor fisik dan psikologis. Secara fisik biasanya disebabkan oleh penyakit tertentu seperti diabetes, hipertensi, rendahnya kadar testosteron, gangguan neurologi/saraf, gangguan pembuluh darah, dan penggunaan obat-obatan tertentu,” jelas dr. Ratna pada Kamis, 1 Oktober 2020.
Sedangkan penyebab psikologis dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor individu seperti kurangnya percaya diri, depresi, kelelahan, stres, ketakutan, dan frustasi.
Kemudian faktor interpersonal seperti minimnya komunikasi dan ketakutan untuk menjalani intimasi, serta faktor psikososial seperti trauma seksual dan ekspektasi terlalu tinggi terhadap orang lain.
Di masa pandemi besar kemungkinan pria mengalami kelelahan dan stres akibat kondisi finansial dan bisnisnya yang terdampak akibat Pandemi COVID-19.
Hal ini, perlu menjadi perhatian khusus karena bagaimanapun ini dapat mempengaruhi keharmonisan rumah tangga.
“ Dalam kondisi seperti ini, stamina dan vitalitas pria khususnya yang berusia di atas 45 tahun dituntut lebih prima. Karena bagaimanapun juga selain bekerja dari pagi hingga sore hari, seorang pria baik sebagai individu maupun kepala keluarga juga perlu untuk beraktivitas sosial, kemudian berperan menjaga keharmonisan rumah tangga dengan membangun kedekatan baik dengan anak maupun pasangan di malam hari," jelas dr. Ratna.
" Hal ini akan sulit dilakukan jika pria dalam kondisi fisik atau staminanya menurun,” tambahnya.
Studi terbaru menunjukan manfaat pasak bumi atau tongkat ali (Eucycoma longifolia) untuk menjadi pilihan terapi disfungsi seksual pada pria.
Pasak bumi memiliki khasiat farmakologi untuk meningkatkan kadar testorogen, memperbaiki kualitas sperma, hingga afrosidiak atau obat yang dapat membangkitkan naluri dan hasrat seksual, meningkatkan kepuasan, serta performa seksual.
Menurut Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), Dr. Raymond Tjandrawinata, tingkat keamanan untuk penggunaan HerbaPoten diperoleh dari uji praklinik. Tidak ada tanda-tanda toksisitas akut yang ditemukan pada subjek pada 14 hari setelah mengonsumsi DLBS5055.
“ Kandungan HerbaPoten yakni pasak bumi atau tongkat ali sebanyak 200 mg setiap kaplet adalah kandungan paling tinggi dibandingkan suplemen stamina Herbal lainnya," kata Dr Raymond.
" Selain itu, HerbaPoten yang 100 persen berbahan alam ini diolah dengan Advanced Fractionation Technology sehingga menghasilkan fraksi bioaktif DLBS5055 dengan profil keamanan yang baik jika digunakan sesuai dengan dosis anjuran,” jelasnya.
Kandungan yang oil based, HerbaPoten lebih mudah diserap dalam tubuh.
Jika pria menggunakan HerbaPoten 1 kaplet sehari, maka vitalitas akan terjaga sepanjang hari, dimana badan tetap segar di siang hari dan meningkatkan libido di malam hari.
“ Hal ini dapat memperbaiki kualitas hubungan seksual dengan pasangan. Penggunaan sesuai dosis anjuran mampu memberikan efek meningkatkan sexual desire, sexual satisfaction, dan dapat memelihara mood,” tutup Dr. Raymond.
(Laporan: Shania Suha Marwan)
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas