Bayi Baru Lahir/ Foto: Shutterstock
Dream - Bayi yang baru lahir memiliki tubuh yang sangat rentan terhadap berbagai kondisi. Untuk itu orangtua harus memerhatikan kesehatannya secara keseluruhan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat bayi baru lahir adalah kesehatan kulit. Pasalnya, kulit bayi seringkali mengelupas setelah dilahirkan.
Meski seringkali membuat ibu khawatir, namun kondisi ini sangat wajar dialami bayi. Hal tersebut merupakan cara kulit bayi beradaptasi terhadap lingkungan.
" Kok kulit bayi mengelupas? Eksfoliasi? Itu adalah deskuamasi fisiologis yang normal untuk mengadaptasi kulit bayi terhadap lingkungan. Di dalam perut kan, penuh air. Sedangkan saat dilahirkan menjadi kering. Jadi, kulit bayi perlu menyesuaikan kelembapannya," ujar Arini Astasari Widodo, Dermatologis dalam webinar Johnson's Baby Skin 101, beberapa waktu lalu.
Kelembapan kulit serta penguapan air di dalamnya akan mengalami transisi saat bayi baru dilahirkan. " Moisture content (kadar kelembapan kulit bayi) masih akan meningkat sampai sebulan," kata Arini.
Memakaikan pelembap yang bersifat hipoalergenik dan khusus untuk bayi bisa membantu kulit bayi beradaptasi dengan baik serta mencegah pengelupasan berlebihan.
Selain membantu kulit bayi beradaptasi, pemakaian pelembap juga bisa memperkuat lapisan pelindung kulit. Sehingga, kulit bayi lebih lembut, tidak mudah mengelupas, iritasi, maupun mengalami masalah lainnya.
" Struktur maupun fungsi kulit bayi dan dewasa berbeda. Kulit bayi 30 persen lebih tipis daripada kulit orang dewasa. Penguapan air pada kulit bayi juga lebih tinggi. Namun, penyerapan airnya lebih cepat daripada kulit orang dewasa," kata Arini.
Itulah mengapa bayi memerlukan kelembapan dan hidrasi ekstra untuk menjaga kulitnya tetap sehat. Apalagi menurut uji klinis, kulit kering dialami sebanyak 63 persen bayi.
Terlepas dari adaptasi lingkungan, kulit kering pada bayi bisa disebabkan oleh kurangnya asupan cairan, faktor suhu, kelembapan lingkungan, serta pemakaian sabun pembersih.
" Pakailah sabun yang lembut dan bisa melembapkan kulit. Pilihlah cleanser, bukan sabun, yang biasanya lebih lembut, pH-nya netral, bersifat hipoalergenik, tidak perih di mata, dan tidak merusak mikroflora atau bakteri baik pada tubuh. Sabun antiseptik juga tidak direkomendasikan," tuturnya.
Mandi pun tidak disarankan terlalu lama. " Hanya 5 menit jika ingin merendam atau memandikan bayi. Boleh menambahkan bath oil kalau kulitnya sangat kering," ungkap dr. Arini.
Gunakan air bersuhu maksimal 37 derajat Celsius dan sangat bersih. Jika terdapat sisa sabun, kulit bayi bisa iritasi. Begitu pula ketika menggosok kulit bayi dengan handuk.
" Gosokan handuk bisa menyebabkan iritasi dan merusak kulit bayi. Tepuk-tepuk lembut saja. Lalu, oleskan pelembap 5 menit atau segera setelah mandi untuk mengunci kelembapan kulit," kata Arini.
Bayi hanya dianjurkan untuk mandi sekali sehari. Hal tersebut bergantung pada kondisi lingkungan dan tubuhnya. " Di luar negeri, bayi nggak mandi setiap hari kalau suhunya dingin. Tapi, idealnya disarankan mandi sekali sehari dan pakai lotion dua kali sehari," ujar dr. Arini.
Dream - Selain menggemaskan, bayi identik dengan bau minyak telon yang seringkali diusapkan setelah mandi untuk membuat tubuh anak lebih hangat. Aroma minyak telon juga sangat menenangkan.
Tak heran jika banyak orangtua yang menggunakannya pada bayi. Sayangnya, pemakaian minyak telon pada bayi tidak direkomendasikan oleh dokter kulit.
Pasalnya, minyak telon bisa berpotensi mengiritasi kulit bayi. Terutama, jika dipakai pada kulit bayi yang baru lahir.
" Campuran minyak kayu putih memberi efek rubefacient atau efek hangat yang diakibatkan oleh infeksi ringan, dilatasi, atau pelebaran pembuluh darah," kata Arini Astasari Widodo, seorang dokter spesialis kulit dalam webinar Johnson's Baby Skin 101, Selasa 2 November 2021.
Arini pun menegaskan bahwa efek hangat yang diberikan saat memakai minyak telon tidak sampai ke organ tubuh bagian dalam. " Terkesan hangat di perut, padahal hangatnya sementara pada kulit," ujarnya.
Pemakaian minyak telon secara rutin akan menyebabkan kulit bayi menjadi lebih tipis. Terutama, jika digunakan pada bayi yang prematur, memiliki potensi mengalami eksim, atau berat badan lahirnya rendah.
" Bayi yang berat badannya rendah ketika dilahirkan, umumnya, perkembangan kulitnya belum sempurna. Jadi, tidak dianjurkan untuk memakai minyak telon secara rutin," kata Arini.
Jika ingin menjaga kulit bayi agar tetap sehat dan ternutrisi, sebaiknya selalu gunakan pelembap serta pembersih khusus untuk bayi yang bersifat hipoalergenik agar lapisan pelindung kulitnya semakin kuat untuk mencegah berbagai masalah.
Gunakan air bersih bersuhu kurang dari 37 derajat Celsius saat mandi dan hindari pemakaian sabun atau produk untuk orang dewasa maupun antiseptik.
Keringkan tubuh bayi menggunakan handuk lembut dengan cara ditepuk-tepuk pada kulit. Hindari menggosok badan bayi dengan handuk untuk menjaga kelembapan alami kulit.
Aplikasikan pelembap maksimal 5 menit setelah mandi untuk mempertahankan kelembapan alami kulit bayi. Sesuaikan juga pemakaian pembersih maupun pelembap dengan kebutuhan kulit bayi agar cukup ternutrisi. (mut)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media