Ilustrasi
Dream - Lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta meningkat tajam. Pertambahan kasus pada 4 Juli 2021 lalu memasuki rekor tertinggi, mencapai 10.485 dalam sehari. Hal ini membuat Kementerian Kesehatan melakukan terobosan dengan memberi layanan kesehatan gratis lewat telemedicine.
Khususnya untuk para pasien Covid-19 yang tanpa gejala atau bergejala ringan. Untuk tahap awal, fasilitas ini hanya berlaku untuk area Jakarta.
" Kita bekerjasama dengan 11 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan juga jasa pengiriman obat secara gratis. Dibantu ditanggung oleh teman-teman telemedicine, startup, dan juga Kementerian Kesehatan,” kata Menkes saat konferensi pers secara virtual, Senin 5 Juli 2021.
Adapaun 11 platform telemedicine antara lain:
1. Alodokter
2. GetWell
3. Good Doctor
4. Halodoc
5. KlikDokter
6. KlinikGo
7. Link Sehat
8. Milvik Dokter
9. ProSehat
10. SehatQ
11. YesDok
Dokter bisa mengidentifikasi pasien berdasarkan hasil konsultasi, untuk selanjutnya dilakukan penanganan berdasarkan kondisi pasien. Melalui layanan ini, rumah sakit bisa melakukan skrining awal untuk pasien dengan gejala sedang/berat termasuk pemberian paket obatnya melalui fasilitas pelayanan kefarmasian yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan.
Tak hanya itu, juga ada paket obat gratis. Obat akan dikirimkan secara gratis untuk yang benar-benar tanpa gejala, sedangkan pasien dengan gejala, misalnya demam sedikit, akan diberikan juga paketnya secara gratis.
Platform telemedicine ini juga terintegrasi dengan laboratorium testing PCR. Bagi pasien yang ingin melakukan uji PCR bisa dilakukan melalui form telemedicine yang tersedia.
“ Jadi di sini saya mengucapkan terima kasih kepada sebelas platform telemedicine yaitu Alodokter, GetWell, Good Doctor dan GrabHealth, Halodoc, KlikDokter, dan KlinikGo. Kemudian Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok. Semua ini diberikan secara gratis sebagai kontribusi dari 11 platform telemedicine dan obat-obatannya dilakukan juga dari Kementerian Kesehatan,” ujar Budi.
Sumber: Kemkes.go.id
Dream - Terjadi antrean pembeli dan pengisian tabung oksigen di berbagai daerah karena lonjakan kasus Covid-19. Hal ini dikarenakan menurunnya saturasi oksigen yang sering terjadi pada pasien Covid-19.
Kondisi ini sangat berbahaya bagi kondisi pasien. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki oximeter atau alat pengukur saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah.
© MEN
Selain Covid-19, pasien pengidap penyakit paru obstruktif kronik, radang paru-paru, kanker paru-paru, asma, anemia, penyakit jantung, serta asfiksia juga bisa mengalami perubahan saturasi oksigen.
Maka dari itu, pasien yang mengidap penyakit tersebut harus menyediakan oximeter. Dilansir dari Sehatq.com, berikut beberapa fungsi lain oximeter.
1. Menilai efektivitas obat paru-paru.
2. Mengetahui kondisi pasien jika membutuhkan bantuan pernapasan.
3. Menilai efektivitas ventilator
4. Mengetahui kadar oksigen saat atau setelah pembedahan.
5. Menilai efektivitas terapi oksigen.
6. Mengetahui kondisi pasien ketika aktivitasnya ditingkatkan.
7. Mengetahui kondisi napas pasien ketika tertidur.
© Shutterstock
Untuk menggunakannya, kamu hanya perlu menjepit satu jari tangan dengan oximeter. Ketika berhasil diukur, kamu akan mengetahui saturasi oksigen dalam ukuran %SpO2 dan detak jantung dalam ukuran PRbpm.
Jika hasilnya 95% atau lebih, berarti saturasi oksigenmu normal. Tapi jika kurang seperti 92%, kamu berpotensi mengidap hipoksia atau kekurangan oksigen yang bisa berujung gangguan fungsi organ, bahkan kematian.
Sedangkan jika detak jantungmu berada di kisaran angka 60-100 PRbpm, berarti kondisimu normal.
Berhati-hatilah ketika mengalami penyakit yang disebutkan sebelumnya. Kamu harus sering menggunakan oximeter untuk mengecek saturasi oksigen karena bisa menurun tanpa gejala atau disebut happy hypoxia.
Selain menggunakan oximeter, kamu juga bisa mengetahui saturasi oksigen dengan melakukan analisis gas darah di fasilitas kesehatan.
Dream - Pasien Covid-19 dengan gejala ringan, dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Selama di rumah, pasien harus menjaga imunitas tetap baik agar bisa 'mengalahkan' virus.
Mengonsumsi vitamin C, suplemen zinc, berjemur dan cukup istirahat adalah yang selalu dianjurkan demi sembuh dari Covid-19. Salah satu yang juga direkomendasikan untuk mereka yang melakukan isolasi mandiri adalah mengukur saturasi oksigen dalam darah menggunakan Pulse Oximeter.
© MEN
Hal ini disampaikan oleh dr. Adam, PhD Candidate Medical Science di Kobe University lewat akun Instagramnya. Ia menjelaskan, kalau Pulse oximeter digunakan untuk memantau pasien Covid-19 dengan kriteria tertentu.
Antara lain yang usianya 65 tahun ke atas, yang memiliki komorbid atau yang kondisinya lemah. Tentunya penggunaan Pulse Oximeter di rumah harus disertai pengetahuan tentang cara penggunaannya agar hasilnya akurat.
" Pertama pasang di jari, kedua baca hasil pengukuran, yang tersiti dari saturasi oksigen dan denyut nadi," ungkap dr Adam.
Saturasi oksigen yang normal yaitu angkanya 95 ke atas. Bila angka menunjukkan 94 atau 93 terus menerus segera lakukan konsultasi online.
Lalu jika angka menunjukkan 92 ke bawah, pasien harus segera ke IGD. Berikut grafik panduan yang digambarkan oleh dr. Adam.
© IG @adamprabata
Sumber: Instagram @adamprabata
Pengertian dan Cara Baca Idgham Mutajanisain, Lengkap dengan Contohnya dalam Al-Quran
55 Kata-kata Ucapan Maaf Menyambut Ramadhan yang Menyentuh Hati dan Penuh Ketulusan
Miris! 7 Artis Diceraikan Saat Sedang Hamil, Nissa Asyifa & Alshad Ahmad Nikah 2 Bulan Lalu Cerai
Artis Diceraikan Saat Sedang Hamil, Nissa Asyifa dan Alshad Ahmad Nikah 2 Bulan Lalu Cerai
Disia-siakan Alshad Ahmad, Nissa Asyifa Ternyata Punya Pekerjaan Mentereng
Begini Penampakan Kompor Nagita Slavina yang Harganya Rp1 Miliar