Dosen Muslim Tunanetra Alami Diskriminasi

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 27 Juli 2015 11:12
Dosen Muslim Tunanetra Alami Diskriminasi
Shamsudeen sudah membayar uang muka sewa apartemen. Tetapi, pemilik menolak memberikan kunci dengan alasan tidak menyewakan apartemen kepada muslim.

Dream - Seorang dosen muslim penderita tunanetra asal Kerala, Reem Shamsudeen, 30 tahun, tidak bisa menyewa sebuah apartemen di Delhi. Padahal, dia butuh tempat tinggal selama mengajar di Universitas Delhi.

Pemilik apartemen sewaan tidak mau memberikan kunci kepada Shamsudeen. Alasannya, pemilik apartemen tidak menyewakan apartemennya kepada Muslim.

Hal ini membuat Shamsudeen merasa mendapat perlakuan diskriminatif. Alhasil, dia mengunggah video protes di laman youtube yang ditujukan kepada Menteri Arvind Kekjriwal agar turun tangan menghadapi persoalan ini.

" Tentu ini merupakan pengalaman yang mengejutkan, mengingat Delhi adalah kota kosmopolitan dan metropolitan," ujar Shamsudeen, dikutip dari hindustantimes.com, Senin, 27 Juli 2015.

Shamsudeen merupakan asisten profesor Bahasa Inggris di perguruan tinggi yang berafiliasi dengan Universitas Delhi. Sebelumnya dia tinggal selama delapan tahun di Hyderabad untuk menyelesaikan studi dan meraih tiga gelar, MA, MFil, dan PhD.

" Saya tidak pernah mendapatkan diskriminasi lantaran agama saya," kata Shamsudeen.

Tetapi, perlakuan berbeda justru didapatnya ketika pindah ke Delhi. Padahal, Delhi merupakan kota besar yang seharusnya nilai-nilai toleransi tumbuh subur di sana.

" Saya percaya, Delhi dapat mengakomodasi semua warga negara, Bihari, Bengali, Malayali, Manipuri, Kashmiri, Goan, hitam, putih, pria, wanita, transgender, gai, buta, tuli, tunawisma. Saya berharap tidak ada satupun... yang menghadapi pengalaman memalukan dan tidak manusiawi seperti ini di masa mendatang," ungkap dia.

Video tersebut telah dilihat sebanyak 15.000 pengunjung. Tetapi, tidak ada satupun pejabat universitas mau berkomentar. Pun demikian dengan Shamsudeen sendiri, yang tidak mau memberikan pernyataan lebih lanjut tentang kasus yang dialaminya.

Diduga, Shamsudeen dan para pejabat universitas tidak mau kasus tersebut dipolitisir. (Ism)

 

Beri Komentar