Satu Kampung Lenyap Dilumat Lumpur Usai Gempa Palu

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Senin, 1 Oktober 2018 14:01
Satu Kampung Lenyap Dilumat Lumpur Usai Gempa Palu
Warga setempat histeris menyelamatkan diri, terperangah melihat fenomena alam tersebut.

Dream - Gempa bumi disusul tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, meluluhlantakkan banyak bangunan. Bahkan, satu kampung di Palu dikabarkan hilang ditelan tanah.

Dilaporkan satu kampung di kelurahan bernama Petobo, kecamatan Palu Selatan, lenyap akibat likuifaksi, fenomena tanah bergerak akibat adanya lumpur dari dalam tanah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, fenomena pergerakan tanah itu biasa disebut likuifaksi (liquefaction). Fenomena tersebut menjadikan tanah berubah jadi lumpur seperti cairan kemudian amblas karena kehilangan kekuatan.

" Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction)," tulis Sutopo di akun Twitternya seperti diakses Dream, Minggu 30 September 2018.

Dikutip dari laman Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), likuifasi membuat tanah kehilangan kekuatan dengan cepat akibat getaran gempa.

" Likuifaksi bertanggung jawab atas banyaknya kerusakan yang mengerikan dalam sejarah gempa bumi di seluruh dunia," tulis iagi.or.id

Dikutip dari laman Liputan6.com, hanya segelintir warga yang dapat menyelamatkan diri dari peristiwa mengerikan itu. Warga setempat histeris menyelamatkan diri, terperangah melihat fenomena alam tersebut.

Petobo termasuk salah satu daerah yang belum mendapat penanganan tim evakuasi. Proses evakuasi dilakukan seadanya oleh pihak keluarga masing-masing.

Di lokasi pengungsian mereka saling bertanya tentang keselamatan keluarga mereka. Saat ini, mereka membutuhkan bantuan pakaian, pembalut, air minum, makanan, dan obat-obatan.

Sumber: Liputan6.com

1 dari 4 halaman

Geger Fenomena Alam Aneh Muncul Setelah Gempa

Geger Fenomena Alam Aneh Muncul Setelah Gempa © Dream

Dream - Gempa berkekuatan 7,8 SR yang terjadi di Selandia Baru pada 14 November 2016 silam telah mengubah kondisi geografis wilayah tersebut khususnya di daerah sekitar pusat gempa.

Di Desa Waiau, sekitar 30 meter sebelah timur Hanmer Spring, Selandia Baru menjadi tempat getaran gempa paling kuat. Tanah di daerah Waiau pun terangkat secara vertikal membentuk sebuah dinding batu yang panjang, dengan tinggi 15 kaki dari permukaan tanah.

selandia baru

Dr Kate Pedley dari University of Canterbury, Departemen Ilmu Geologi bersama rekan-rekannya melakukan sebuah penelitan untuk mendapatkan hasil yang valid mengenai dinding berbatu ini.

Sebuah fenomena lain juga muncul dari bagian yang lain pantai Selandia Baru. Nampak bagian dari dalam dasar laut terdorong keluar membentuk sebuah dinding dengan tinggi 6 kaki. Di bagian dinding tersebut masih menempel rumput laut yang menutupi dan tampak hewan laut kecil di permukaan bawah yang mengelilinginya.

selandia baru

Fenomena dinding dari pantai sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh gempa, tetapi juga pergeseran bertahap pada pantai yang sudah terjadi dari ratusan tahun lalu. Fenomena dinding di pantai ini pun akhirnya menjadi salah satu fitur permanen pantai tersebut, menurut GNS Science, sebuah lembaga riset milik pemerintah Selandia Baru.

(Sumber: amusingplanet.com/Awalendi EP)

2 dari 4 halaman

Gempa 8,7 SR Bakal Muncul dari Selat Sunda, Jakarta Waspada

Gempa 8,7 SR Bakal Muncul dari Selat Sunda, Jakarta Waspada © Dream

Dream - Informasi mengenai prediksi gempa berkekuatan 8,7 Skala Richter (SR) di sekitar Jabodetabek menjadi perbincangan hangat pasca-gempa yang mengguncang Lebak, Banten.

Ancaman gempa itu juga sempat mengemuka beberapa waktu lalu dalam sarasehan yang diadakan Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan potensi gempa tersebut tidak akan muncul di Jakarta namun di Selat Sunda bagian selatan.

" Jika itu terjadi akan berdampak di Jakarta," kata Sutopo dalam cuitannya.

Sutopo Purwo Nugroho   @Sutopo_PN    

Potensi gempa 8,7 SR tidak akan terjadi di wilayah Jakarta. Tetapi potensi itu ada di Selat Sunda bagian selatan dan selatan Jawa. Jika itu terjadi akan berdampak di Jakarta. Tingkat kesiapsiagaan pemda dan masyarakat Jabodetabek masih rendah dalam menghadapi gempa besar.

Twitter Ads info and privacy  

Selain potensi gempa 8,7 SR dari Sunda Megathrust, masyarakat Jabodetabek juga harus mewaspadai adanya pergerakan sesar aktif.

Meski begitu, Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko, menyebut ancaman gempa 8,7 SR yang pernah disinggung dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017 itu tetap tak dapat diprediksi.

" Meski para ahli mampu menghitung perkiraan Magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut," tulis Hary, di laman resmi BMKG, Jumat, 2 Maret 2018.

Sutopo menyebut ada 17 titik gempa yang pernah mengguncang Jabodetabek. Sutopo berharap pengetahuan warga Jabodetabek mengenai mitigasi bencana dapat ditingkatkan.

" Jumlah penduduk Jabodetabek 32 juta jiwa. Mereka masih minim pengetahuan dan latihan antisipasi gempa," ujar Sutopo.

Sutopo Purwo Nugroho   @Sutopo_PN    

Inilah sumber gempa yang pernah mengguncang Jabodetabek. Selain potensi gempa 8,7 SR dari Sunda Megathrust, harus diwaspadai gempa dari sesar aktif yang ada. Jumlah penduduk Jabodetabek 32 juta jiwa. Mereka masih minim pengetahuan dan latihan antisipasi gempa. #jakarta

Twitter Ads info and privacy  

Senada dengan Sutopo, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi gempabumi di Indonesia sepatutnya jangan sampai menimbulkan perasaan mencekam dan ketakutan di masyarakat.

" Masyarakat harus terus meningkatkan kemampuan dalam memahami cara penyelamatan saat terjadi gempabumi," kata Dwikorita dalam keterangan tertulisnya.

BMKG dan BNPB serta beberapa lembaga dan kementerian terkait, kata Dwikorita, akan menggalakkan sosialisasi gempa bumi di beberapa instansi.

" Hal ini akan dapat menjadikan seluruh masyarakat kita lebih paham dan lebih siap dalam menghadapi bencana, serta lebih terampil dan cekatan dalam melindungi ataupun menyelamatkan dirinya saat terjadi gempa," kata Dwikorita.

(Sah)

3 dari 4 halaman

Jika Gunung Ini Meletus, Tsunami Setinggi 100 Meter Sapu Bumi

Jika Gunung Ini Meletus, Tsunami Setinggi 100 Meter Sapu Bumi © Dream

Dream - Kekhawatiran melanda para ilmuwan geologi menyusul aktivitas gunung berapi di Pulau La Palma, Kepulauan Canary.

Di pulau yang menjadi bagian dari Spanyol tersebut berdiri sebuah gunung berapi aktif bernama Cumbre Vieja, yang jika meletus bisa mengirimkan mega tsunami setinggi 100 meter.

Saat meletus, Cumbre Vieja akan mengirimkan miliaran batu ke Samudera Atlantik hingga menimbulkan tsunami yang maha dahsyat itu.

Terletak di pulau 80 mil dari Tenerife, pulau terbesar di Canary Islands, para ahli telah lama mengkhawatirkan letusan berikutnya dari Cumbre Vieja bisa menyebabkan gunung berapi itu runtuh.

Runtuhnya gunung berapi itu akan mengirimkan miliaran ton batuan ke laut di bawahnya. Bahkan mampu menciptakan tsunami setinggi 100 meter dengan kecepatan daya terjang setara pesawat jet, kira-kira 800 kilometer per jam.

Pada saat gunung itu runtuh, gelombang tsunami yang ditimbulkannya akan mencapai pantai timur Amerika dan bagian selatan Inggris. Tidak itu saja, pantai Amerika Selatan, Afrika Barat dan Eropa Barat juga akan mengalami nasib yang sama.

Gunung setinggi 2.000 meter itu terakhir kali meletus tahun 1949, dan hingga saat ini menunggu untuk meletus lagi kapan saja.

Profesor McGuire dari Benfield Grieg Hazard Research Centre mengatakan kepada BBC, " Akhirnya, seluruh gunung akan runtuh ke dalam laut, dan runtuhan itu akan menghancurkan margin Samudera Atlantik.

" Kita perlu berada di luar sana sekarang untuk melihat kapan kemungkinan letusan akan terjadi. Jika tidak, maka tidak akan ada waktu untuk mengevakuasi kota-kota besar yang dilalui tsunaminya."

Para ahli tidak bisa mengatakan dengan pasti kapan letusan berikutnya akan terjadi. Tapi banyak yang setuju bahwa letusan itu hampir pasti terjadi dalam beberapa ribu tahun ke depan.

Kekhawatiran tentang aktivitas vulkanik Kepulauan Canary dimulai ketika selama akhir pekan terakhir muncul gempa mini yang berpusat bawah Gunung Teide yang berada di Pulau Tenerife.

Aktivitas Gunung Teide yang merupakan gunung tertinggi ketiga di dunia itu memicu 500 gempa mini selama empat jam dalam beberapa pekan terakhir.

4 dari 4 halaman

Prediksi Tsunami 57 Meter di Pandeglang, Ini Kata BNPB

Prediksi Tsunami 57 Meter di Pandeglang, Ini Kata BNPB © Dream

Dream - Masyarakat diimbau tidak panik dengan prediksi potensi tsunami 57 meter di pantai selatan Jawa Barat dan Selat Sunda jika terjadi gempa megathrust 8,8 hingga 9 skala Richter. Prediksi itu hendaknya tidak disikapi secara berlebihan.

Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Humas dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun Twitter @sutopo_pn.

" Hingga saat ini belum ada iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti, baik besaran gempa, lokasi, waktu secara pasti," cuit Sutopo, sikutip Dream pada Rabu 4 April 2018.

Sutopo menambahkan, dalam sejarah terbentuknya Kepulauan Indonesia, gempa dan tsunami pernah terjadi karena bergeraknya lempeng tektonik. " Wilayah Indonesia memang rawan gempa," lanjut dia.

Sutopo Purwo Nugroho   @Sutopo_PN    

3) Memang benar ada potensi gempa megathrust di Selatan Jawa dan Selat Sunda. Tinggi tsunami 57 meter di Pandeglang adalah modeling tsunami dengan menggunakan skenario terburuk berdasarkan teoritis, yang waktu kejadiannya tidak dapat diprediksi secara pasti.

Twitter Ads info and privacy  

Ada prediksi potensi gempa megathrust di selatan Pulau Jawa dan Selat Sunda. Tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang itu merupakan modeling tsunami dengan menggunakan skenario terburuk berdasarkan teori.

" Yang waktu kejadiannya tidak dapat diprediksi secara pasti," tulis Sutopo.

Sutopo menambahkan, potensi tsunami tidak hanya terjadi di selatan Jawa. Beberapa wilayah yang masuk zona subduksi Indonesia memiliki tingkat kerawanan serupa.

Untuk itu, Sutopo meminta pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan mitigasi bencana. " Sosialisasi, penataan ruang, mitigasi, gladi, pendidikan kebencanaan perlu ditingkatkan. Yang penting kita harus siap," kata dia.

Prediksi tsunami besar tersebut sebelumnya disampaikan oleh ahli dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dalam prediksi itu disebut terdapat potensi megarhrust dengan kekuatan 8,8-9 sR yang bisa memicu tsunami 57 meter di selatan Jawa dan Selat Sunda.

Beri Komentar