Hacker Korut Curi Dokumen, Isinya Skenario Habisi Kim Jong-un?

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 11 Oktober 2017 18:02
Hacker Korut Curi Dokumen, Isinya Skenario Habisi Kim Jong-un?
Data 235 gigabita berisi rencana perang AS-Korsel dan skenario pembunuhan Kim Jong Un dicolong peretas.

Dream - Peretas (hacker) Korea Utara dilaporkan berhasil mencuri rencana strategi perang koalisi Amerika Serikat-Korea Selatan. Data tersebut berisi informasi soal skenario yang paling memungkinkan untuk membunuh pemimpin Korut, Kim Jong Un.

Politisi Korsel, Rhee Cheol-hee, mengatakan perwira peretas Pyongyang menyusup ke jaringan internet Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Agustus hingga September 2017. Laporan The Guardian menyebut peretasan itu berhasil mengambil sebagian besar dokumen rahasia.

Rhee mengatakan para peretas telah mengakses OPLAN 5015, cetak biru terbaru untuk perang dengan Korut yang dibuat Seoul dan Washington pada 2015.

Para peretas juga mencuri rencana " operasi pemenggalan kepala yang tepat terhadap pemimpin Korea Utara" , kata Rhee kepada surat kabar Chosun Ilbo.

Rhee mengatakan sekitar 235 gigabita data, berisi 10.700 dokumen rahasia telah dicuri.

Laporan kesiapan personel militer utama Korsel dan AS juga tercantum di antara dokumen-dokumen yang berhasil dicuri. Selain itu, terdapat data instalasi militer dan pembangkit listrik di Korsel dan laporan rapat tentang latihan militer kedua negara.

Seorang pejabat pertahanan Korsel mengakui adanya peretasan tersebut. Tetapi, dia membantah kabar yang menyebut informasi penting Korsel telah dicuri. Termasuk kabar rencana menyingkirkan pemimpin Korut Kim Jong-un. 

1 dari 2 halaman

Semakin Tegang, Ini Perbandingan Kekuatan Tempur AS Vs Korut

Semakin Tegang, Ini Perbandingan Kekuatan Tempur AS Vs Korut © Dream

Dream - Perang mulut antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea, Utara Kim Jong-un, terus memanas.

Trump sempat mengejek Kim sebagai 'Bocah Rudal'. Sementara itu, Kim membalas Trump dengan sebutan Dotard atau 'Orang Tua yang Pikun'.

Ejekan Trump kepada Jong-un mendapat reaksi keras dari Korut. Mereka menganggap ejekan Trump sebagai tantangan perang. Lantas, bila perang itu benar-benar terjadi, seberapa kuat militer dua negara ini?

Amerika Serikat sebagai negara adidaya dikenal kerap menyerang negara-negara yang dianggap 'mengancam'. Vietnam, Jepang, Suriah, Afghanistan, hingga Iraq pernah merasakan serangan negeri Paman Sam.

Menurut laman Global Fire Power (GFP), teknologi armada negara adi daya itu sangat modern. Dengan armada tempur dan pasukan yang berjumlah banyak, GFP menempatkan AS di posisi pertama negara dengan kekuatan armada dan pasukan perang terkuat.

Sementara itu, Korut ditempatkan di posisi ke-23. Tetapi, Korut sebagai negara militeristik tak bisa dianggap sembarangan. Mereka memiliki total pasukan militer siap perang yang jauh lebih banyak ketimbang AS. Korut memiliki 6.445.000 pasukan dan Amerika Serikat memiliki 2.363.675 pasukan.

Tetapi, patut dilihat, dari data ini sebetulnya AS memiliki pasukan aktif ketimbang Korut. Amerika Serikat punya 1.373.650 pasukan militer dan Korut punya 945.000 pasukan.

Jumlah pasukan Korea Utara siap perang menjadi lima kali lipat karena warga siap perang yang berjumlah 5.500.000 orang.

Beralih ke armada tempur. AS dikenal memiliki pesawat tempur muthakir. Jumlahnya 13.762 unit. Sedangkan Korut memiliki 944 unit pesawat tempur.

Yang cukup bisa diimbangi Korut ialah ketersediaan armada tempur darat. Tank yang dimiliki Korut berjumlah 5.025 unit, sementara AS memiliki 5.884 unit.

Untuk artileri dan peluncur roket Korut unggul dari AS. Peluncur roket Korea Utara punya 2.400 unit dan Amerika Serikat 1.331 unit.

Beralih ke kekuatan armada laut. Dari data yang disajikan GFP, secara mengejutkan, Korut memiliki armada perang laut yang terbilang kuat. Jumlahnya 976 unit. Meski tak memiliki kapal induk, Korut punya 76 kapal selam, sedangkan AS 70 unit.

Tentu saja, perbandingan ini tidak termasuk senjata rahasia yang dikembangkan kedua negara. Senjata rahasia yang dimaksud ialah bom nuklir.

Melihat eskalasi konflik kedua negara, Mantan Duta Besar AS untuk China era Presiden Barack Obama, Max Baucus, mengatakan perlunya kehati-hatian bagi AS. Menurut The Independent, Max mengatakan jika sampai AS menyerang rudal ke Korut maka konsekuensi mengerikan akan terjadi.

" Karena satu saja serangan rudal AS ke Korut akan menimbulkan bencana yang sangat besar," kata Max, Rabu 27 September 2017.

Max memiliki keyakinan Pentagon dan departemen negara lainnya cukup bijak untuk menghindari inisiasi serangan rudal ke Korea Utara.

Semoga saja perang itu tak terjadi.

2 dari 2 halaman

Terkuak! Inilah Sosok Ilmuwan di Balik Nuklir Korea Utara

Terkuak! Inilah Sosok Ilmuwan di Balik Nuklir Korea Utara © Dream

Dream - Korea Utara berulang kali membuat risau dunia. Apalagi negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu menguji rudal balistik antar benua yang mampu mengantar hululedak nuklir.

Banyak negara semakin ketar-ketir setelah terdeteksi gempa bumi dengan kekuatan 6,3 skala Richter yang berpusat di Korut. Lindu itu diduga kuat sebagai akibat uji coba nuklir.

Korut memang dikenal sebagai salah satu negara yang mampu membuat bom nuklir. Laman Mirror melansir, pengembangan nuklir negeri itu tak lepas dari tangan dingin dua sosok cerdas di belakang Kim Jong Un. Mereka adalah Ri Hong Sop dan Hong Sung Mu.

Ri dan Hong terekam kamera ikut menghadiri uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut pada Minggu 3 September 2017. ICBM yang dikembangkan Korea Utara disebut-sebut mampu membawa hulu ledak nuklir yang menjangkau hingga Amerika Serikat.

Saat ini Ri dan Hong merupakan dua ilmuwan yang berada di garis depan program nuklir negeri Komunis itu. Mereka dituduh telah membawa negara itu ke ambang perang nuklir dengan Amerika Serikat dan sekutunya.

Ri menjabat kepala Institut Senjata Nuklir Korea Utara. Sementara Hong berposisi sebagai wakil direktur Partai Pekerja yang membawahi Departemen Industri Amunisi Korea Utara.

Foto-foto yang dirilis oleh kantor berita pemerintah KCNA beberapa jam sebelum uji coba menunjukkan kedua pria tersebut berdiri di samping Kim Jong-un.

" Ri bertanggung jawab terhadap uji coba nuklir agar berjalan dengan baik," kata Yang Moo-jin, profesor pemerhati hirarki dan kepemimpinan Korea Utara di Seoul.

Korea Utara tidak pernah menyebutkan peran Ri dan Hong dalam program senjata nuklir.

Meski begitu, Ri dan Hong merupakan tokoh senior di dunia pernukliran Korea Utara. Januari 2016, keduanya mendapatkan medali penghargaan yang disematkan langsung oleh Kim Jong Un atas keberhasilan negara itu melakukan uji coba nuklir yang keempat.

Beri Komentar