Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Ibunda NWR, Fauzun Safaroh, membuat pernyataan mengejutkan mengenai kematian anaknya. Dia menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan anaknya dan meminta agar kasus ini tidak dibesar-besarkan.
" Kesalahan anak saya mohon dimaafkan," ujar Fauzun, dalam sebuah video yang beredar di Twitter.
Fauzun mengaku kejadian ini di luar nalar dia. Dia tidak menyangka putrinya akan mengakhiri hidup di makam sang ayah.
" Ini adalah kejadian yang di luar nalar saya, di luar kemampuan saya dan mohon maaf sekali supaya ini tidak dibesarkan di Twitter maupun apapun," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan putrinya memang sedang dalam tekanan. Bahkan dia sempat mengantarkan NHW untuk berobat ke Rumah Sakit Jiwa.
" Anak saya di RSJ diberikan obat dan memang anaknya sudah tertekan berat," kata dia, dikutip dari Info Mojokerto.
Dia pun meminta kasus ini tidak diperpanjang. Fauzun berharap warganet tidak lagi memviralkan kasus tersebut.
" Saya meminta agar kejadian ini tidak dibesar-besarkan, baik di Twitter atau apapun," ucap dia.
Fauzun juga menyinggung soal autopsi. Dia mengaku sudah meminta kepolisian untuk tidak menjalankan autopsi terhadap jenazah NWR dengan alasan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
" Memang saya tidak bersedia anak saya diautopsi karena ini musibah keluarga saya dan saya tidak ingin membesarkan masalah ini. Saya hanya minta doanya supaya disa anak saya diampuni," kata dia.
Di media sosial beredar sepucuk surat berisi pernyataan penolakan autopsi. Surat tersebut ditandatangani Fauzun, dengan mencantumkan beberapa alasan.
Berikut isi surat tersebut:
Bahwa sehubungan dengan kejadian diatas dengan ini saya memohon kepada bapak Kapolres Mojokerto untuk tidak dilakukan tindakan hukum berupa Autopsi baik diluar atau dalam di Rumah Sakit mengingat bahwa saya selaku ibu kandung sdri Novia Widyasari Rahayu menerima bahwasanya anak kami tersebut meninggal dunia secara wajar dan tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh anak kami saat diketemukan meninggal dunia tersebut.
Perlu bapak Kapolres Mojokerto ketahui bahwasanya sebelum diketemukan meninggal dunia tersebut anak kami atas nama NW memiliki riwayat:
a. Depresi dikarenakan bapaknya meninggal dunia sekitar 3 bulan yang lalu
b. Depresi dikarenakan kuliahnya yang menginjak sampai dengan semester 10 namun tidak kunjung selesai/wisuda.
c. Pernah kami periksakan ke Rumah Sakit Jiwa untuk mengurangi depresinya tersebut sehingga secara rutin meminum obat.
d. Karena depresi yang memuncak tersebutlah pada akhirnya anak kami tanpa sepengetahuan kami memutuskan untuk mengakhiri hidup (bunuh diri) dengan cara meminum bahan kimia yang berbahaya yang mana sebelumnya sudah pernah beberapa kali percobaan bunuh diri dilakukan namun ketahuan oleh saya selaku ibu kandung.
e. Depresi dikarenakan asrama hubungan dengan pacar/kekasihnya yang putus" , tulis surat tersebut.
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal