Ini Penyebab Mengapa Bepergian dengan Mobil Cepat Mengantuk

Reporter : Cynthia Amanda Male
Sabtu, 14 Juli 2018 14:01
Ini Penyebab Mengapa Bepergian dengan Mobil Cepat Mengantuk
Kalian sering merasakan itu?

Dream - Pernah merasa mengantuk padahal perjalanan dengan mobil baru saja berlangsung selama 15 menit?

Itu mungkin tidak selalu disebabkan oleh jarak tempuh yang jauh atau Sahabat Dream belum minum kopi.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa getaran mobil ternyata menjadi penyebab kalian merasa cepat mengantuk.

Penelitian RMIT University di Australia memperlihatkan bahwa getaran mobil saat bergerak bisa memicu kantuk hanya dalam 15 menit.

" Ketika Anda lelah, tidak perlu banyak waktu untuk mulai mengantuk. Tapi kami telah menemukan fakta baru bahwa getaran lembut yang dibuat mobil saat Anda mengemudi dapat meninabobokan otak dan tubuh Anda," kata salah satu tim peneliti, Stephen Robinson.

Menurut Robinson, getaran stabil pada frekuensi rendah - yang sering kita alami ketika mengendarai mobil dan truk - secara progresif mampu menginduksi kantuk, bahkan di antara orang-orang yang cukup istirahat dan sehat.

Untuk mendapatkan kesimpulan tersebut, Robinson dan timnya meminta 15 orang sebagai bagian dari sebuah eksperimen.

Mereka diminta mengemudi dalam sebuah simulator yang bisa bergetar dengan frekuensi tertentu layaknya sebuah mobil betulan.

Ke-15 orang itu menjalani tes sebanyak dua kali. Pertama mereka mengemudi tanpa getaran. Setelah itu simulator diberi getaran dengan rentang frekuensi dari 4 sampai 7 Hz.

Robinson kemudian mengukur variabilitas detak jantung (HRV) dari peserta penelitian yang mengemudi selama 60 menit.

HRV adalah indikator mengantuk karena bisa menunjukkan tubuh mulai mengirim sinyal ke sistem saraf pusat setelah kita menjadi lelah.

Sebagai hasilnya...

1 dari 1 halaman

Begini Penjelasan Mudahnya

Begini Penjelasan Mudahnya © Dream

Rasa kantuk mulai muncul setelah 15 menit. Sementara, rata-rata kantuk itu mulai terasa selama 30 menit. Peserta penelitian terus merasa semakin mengantuk hingga tes selesai dijalankan.

Robinson menjelaskan bahwa otak menjadi tersinkronisasi dengan getaran dan memasuki tahap awal tidur.

Namun Robinson mengatakan bahwa penelitian yang diterbitkan di Ergonomics ini memiliki dua kelemahan.

Pertama, peserta penelitian hanya 15 orang dengan rentang frekuensi yang sangat sempit. Kedua, para peserta menjalani tes di simulator yang bisa memicu rasa kebosanan.

Mereka selalu melihat jalan virtual yang sama tanpa banyak pengalih perhatian seperti di jalan raya sebenarnya.

" Meski begitu, dengan faktor kelelahan sebagai penyebab 1 dari 5 kecelakaan fatal di jalan, penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," kata Robinson.

Dia dan timnya ingin melanjutkan penelitian mereka dengan menggunakan kelompok peserta yang lebih besar dan rentang frekuensi yang lebih lebar.

" Penelitian kami juga menunjukkan bahwa getaran pada beberapa frekuensi mungkin memiliki efek berlawanan dan membantu membuat orang tetap terjaga," kata Robinson.

Karena itu, Robinson ingin mempelajari efek ini dalam rentang frekuensi yang lebih lebar. Dia ingin menginformasikan desain mobil yang berpotensi bisa memanfaatkan 'getaran baik' itu.

(Sumber: Science Alert)

Beri Komentar