Kepala Kepolisian Malaysia Menunjukkan Sketsa Wajah Terduga Pelaku (Foto: Al Arabiya)
Dream - Fadi Mohammed al-Batsh, 35 tahun, insinyur Palestina, tewas ditembak di Kuala Lumpur, Malaysia. Kelompok pembebasan Palestina, Hamas, menuduh agen Mossad, badan intelijen Israel, sebagai pelaku penembakan pria yang sudah tujuh tahun tinggal di Malaysia ini.
Kepala Polisi Malaysia, Mohamad Fuzi Harun, mengatakan dua sketsa wajah terduga pelaku pembunuhan telah disebar ke publik. Fuzi menyebut para pelaku mengenakan jaket hitam, berkulit putih, postur tubuh tegap dan berjenggot.
" Kemungkinan orang Eropa atau Timur Tengah," kata Fuzi, dilansir Alarabiya.
Dari rekaman kamera keamanan, Fuzi menyebut Batsh ditembak saat menuju ke sebuah masjid untuk sholat Subuh. Para pelaku menunggu Batsh selama sekitar 20 menit.
Batsh merupakan insinyur kelistrikan dan pengajar di sebuah universitas di Malaysia. Tapi, polisi tak dapat mengonfirmasi kemampuan Batsh membuat roket.
Fuzi menyebut Batsh kerap berpergian untuk berbicara mengenai isu Palestina. Bahkan, jika tak meninggal dunia, Batsh dikabarkan akan ke Turki untuk mengikuti sebuah konferensi.
Diwartakan Anadolu Agency, Israel membantah terlibat dalam kematian Batsh. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman pada Minggu, 22 April 2018 mengatakan Israel tak terlibat dalam pembunuhan seorang dosen Palestina di Malaysia.
Dalam sebuah pernyataan, Lieberman mengatakan kelompok-kelompok Palestina cenderung menyalahkan Israel atas setiap kejadian.
" Kami telah mendengar pernyataan Kepala Hamas yang bertanggung jawab atas pria itu, menjelaskan dia terlibat dengan produksi roket dan dalam pengembangan roket," kata Lieberman.
Dalam wawancara terpisah dengan Radio Angkatan Darat, Lieberman mengatakan Israel tidak akan mengizinkan jasad al-Batsh dimakamkan di Jalur Gaza. Meski begitu, dia mengatakan Israel tidak dapat mencegah jasad insinyur itu dibawa ke wilayah Palestina melalui Mesir, yang telah berbagi perbatasan dengan Gaza.
Keluarga al-Batsh sebelumnya mengatakan mereka berusaha untuk membawa jasad dosen tersebut ke Gaza melalui penyeberangan Rafah di Mesir.
Sementara itu, media setempat mengisyaratkan Israel bisa jadi berada di belakang pembunuhan itu. Koran Israel, Hayom, mengatakan pembunuhan al-Batsh secara teknis mirip kasus kematian pendiri dan Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Fathi Shaqaqi, yang tewas di Malta pada 1995.
(Beq)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu