Dream - Proses persidangan kasus kopi bersianida memasuki masa-masa akhir. Sidang yang digelar hari ini, (Senin, 26 Sepetmber 2016) menjadi kesempatan terakhir bagi Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan tim kuasa hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso menghadirkan saksi.
Pada kesempatan terakhir sidang pemeriksaan saksi ini, JPU berencana menghadirkan tiga saksi fakta.
Di sisi lain, tim kuasa hukum Jessica akan menghadirkan satu saksi ahli.
" Rencananya ada tiga yang akan dihadirkan," kata Jaksa Melainy di PN Jakarta Pusat, Senin, 26 September 2016.
Tak seperti biasanya, tim JPU masih merahasiakan saksi fakta yang akan dihadirkan. Namun kabar yang beredar menyebut jika saksi itu adalah.....
Tetapi, Melainy enggan menyebutkan identitas saksi yang akan dihadirkan. " Nggak, saya nggak tahu," ucap dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, salah satu saksi fakta yang akan dihadirkan oleh JPU adalah Christie Louise Carter. Christie merupakan mantan atasan Jessica ketika masih bekerja di perusahaan New South Wales Ambulance, Australia.
Keinginan JPU untuk menghadirkan saksi fakta ini pernah diungkapkan dalam persidangan sebelumnya.
Persidangan hari ini memasuki masa sidang ke-25. Sidang ini telah berlangsung selama lebih dari enam bulan.(Sah)
Dream – Wajah-wajah asing mewarnai persidangan kasus kopi bersianida. Mereka adalah ahli-ahli yang diajukan terdakwa Jessica Kumala Wongso.
Ada tiga ahli aing yang diajukan. Pertama adalah Beng Beng Ong. Dia adalah Saksi ahli patologi forensik dari Universitas Queensland, Brisbane, Australia.
Beng Ong menyebut Mirna bukan meningal karena sianida. Kemungkinan besar, kata dia, Mirna tutup usia karena penyakit keturunan.
Namun sayang, Beng Ong mengalami peristiwa tragis. Dia ditangkap petugas Imigrasi Jakarta Pusat karena masalah visa. Dia dideportasi, 6 bulan dilarang menginjakkan kaki di Indonesia.
Ahli asing ke dua yang diajukan Jessica adalah Michael David Robertson. Dia adalah ahli toksikologi Australia. Jaksa sempat nama David yang disebut-sebut dalam kasus pembunuhan di Amerika Serikat.
Saat bersaksi, dia menyebut sianida di lambung Mirna muncul karena bakteri sebagai proses setelah kematian. Dia mendasarkan pada hasil tes 70 menit setelah kematian Mirna yang tidak menemukan sianida.
Dan pada Kamis 22 September 2016, Jessica menghadirkan ahli dari negeri Kanguru. Kali ini adalah ahli patologi forensik Richarn Byron Collins.
Dia menyebut kemungkinan besar Mirna bukan meninggal karena sianida. Analisa ini didasarkan pada Hani yang juga mencicipi es kopi Vietnam di Kafe Olivier, tapi tak tewas. Menurut Collins, kemungkinan besar Mirna tewas karena kegagalan fungsi organ.
Mengapa Jessica memilih menghadirkan ahli-ahli dari luar negeri? Menurut ketua tim pengacara Jessica, Otto Hasibuan, para ahli tersebut dihadirkan agar terdapat pandangan universal terkait kasus ini.
“ Begini dari dalam negeri kami sudah, kami ingin membuktikan seluruh dunia bukan hanya di Indonesia otopsi itu mutlak gitu loh, tanpa otopsi tidak bisa tentukan kematian seseorang,” kata Otto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis 22 September 2016.
Selanjutnya, kata Otto, dengan jaringan yang dimiliki, tim pengacara tidak susah mendatangkan ahli dari berbagai negara. “ Lawyer kan networkingnya di mana-mana, di Amerika, di mana juga ada,” ujar dia.
Sementara, Otto enggan menyebut apakah ahli yang dihadirkannya itu mendapat bayaran atau tidak. “ Kalau itu tanya nenek moyang lah,” ucap Otto sambil tertawa.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi