Jokowi Bakal Sambangi Markas Apple dan Google di AS

Reporter : Ramdania
Jumat, 16 Oktober 2015 14:02
Jokowi Bakal Sambangi Markas Apple dan Google di AS
Bertolak ke Amerika Serikat bulan ini, Presiden Joko Widodo akan mengunjungi kantor perusahaan raksasa teknologi, Apple dan Google.

Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyambangi kantor Apple dan Google dalam kunjungan perdananya ke Amerika Serikat bulan ini. Hal ini untuk mencari investor untuk sektor akses internet dan tambang.

Seperti dikutip dari CNBC, Jumat, 16 Oktober 2015, Jokowi akan melakukan perjalanan ke Washington dan San Fransisco. Dia bertolak dari Indonesia pada 25 Oktober mendatang dan menghabiskan waktu selama 5 hari di negara Paman Sam itu.

Pertemuan Jokowi dan CEO Apple, Tim Cook, nantinya akan membahas mengenai kemungkinan investasi Apple pada industri timah Indonesia, untuk bahan baku pembuatan telepon pintar milik Apple.

Seperti diketahui, Indonesia meruapakan eksportir timah terbesar dunia, yang tambang timahnya terpusat di pulau Bangka dan Belitung.

" Apple ingin berinvestasi dalam industri timah di Bangka-Belitung. Mereka ingin mendapatkan logam ini dari sumbernya," ujar Menkopolhukam Luhut Pandjaitan.

Apple ingin memastikan, investasi pada industri timah ini sesuai dengan hukum, termasuk tidak menyalahi hukum terkait lingkungan dan tenaga kerja. Apple tidak memberikan toleransi pada perusahaan yang mempekerjakan anak di bawah umur.

Selain berkunjung ke Apple, Jokowi akan singgah ke Kantor Pusat Google untuk membahas pengembangan akses internet nirkabel ke Papua dan wilayah Indonesia lainnya.

Jokowi berharap juga bertemu dengan bos Facebook dan Microsoft pada kesempatan itu. Guna membahas kemungkinan kedua perusahaan raksasa teknologi itu bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia, untuk pengembangan pusat pendidikan yang nantinya akan membantu pusat teknologi regional.

Jokowi juga dijadwalkan bertemu para eksekutif dan raksasa pertambangan AS, Freeport-McMoRan untuk membicarakan negosiasi kontrak baru.

" Investasi di Indonesia boleh saja, tetapu tetap harus menghormati peraturan di negara ini. Kami tidak ingin menganggu kontrak yang ada, tetapi bagaimana pun juga, ketika kontrak berakhir, maka itu milik kami," tegas Luhut. (Ism)

Beri Komentar