Kabar Mengejutkan dari Putri Almarhum Saddam Hussein

Reporter : Eko Huda S
Senin, 5 Februari 2018 13:00
Kabar Mengejutkan dari Putri Almarhum Saddam Hussein
Raghad mengutarakan niat untuk menggugat balik pemerintah Irak.

Dream - Otoriats keamanan Irak mengeluarkan 60 daftar orang yang paling diburu karena dicurigai terkait dengan kelompok ISIS, al-Qaeda, dan Partai Baath yang dulu mendukung Presiden Saddam Hussein.

Satu dari 60 nama itu adalah Raghad, putri almarhum Saddam Hussein. Namun, Raghad tak terima namanya masuk daftar kelompok teroris. Melalui sambungan telepon dengan Al Arabiya, sebagaimana dikutip Dream pada Senin 5 Januari 2018, dia mengutarakan niat untuk menggugat balik pemerintah Irak.

Melalui wawancara itu pula Raghad menyatakan bahwa saat ini dirinya tidak tinggal di Yordania, sebagaimana diyakini banyak orang.

Raghad mengaku sudah tahu namanya masuk daftar orang paling diburu di Irak sejak 2006, mengingat pemerintah Yordania memberitahunya bahwa " lebih dari sekali saya diawasi di bawah mikrskop, dan apa yang saya lakukan diketahui banyak orang" .

Dia mengkritik pemerintah Irak yang fokus padanya dan mengatakan bahwa mereka, " tidak punya pekerjaan lain kecuali Raghad, saat negara mereka sedang dijajah."

Dia mengutuk pemerintah Irak. Menyebut perlakuan ini sebagai penghinaan terhadap ibu lima anak dan putri seorang mantan presiden.

1 dari 3 halaman

Penyesalan Pria Penghancur Patung Saddam Hussein

Penyesalan Pria Penghancur Patung Saddam Hussein © Dream

Dream - Penyesalan datang dari Kadhim Hassan Al-Jabouri, warga Irak yang meruntuhkan patung Saddam Hussein di pusat Kota Baghdad. Dia merasa malu dengan tindakan yang dilakukan 13 tahun silam itu.

" Sekarang, ketika aku melewati patung itu, aku merasa malu," kata Jabouri, sebagaimana dikutip Dream dari laman Metro.co.uk, Kamis 7 Juli 2016.

" Aku ingin mengembalikan patung itu, ingin membangunnya kembali, tapi aku takut dibunuh," tambah dia.

Jabouri

Jabouri saat menghancurkan patung Saddam Hussein (Metro.co.uk)

Selama kepemimpinan Saddam di Irak, Jabouri memang kehilangan 14 anggota keluarga. Semula, dia menaruh harapan besar saat koalisi Amerika Serikat dan Inggris menyerang negaranya untuk menggulingkan Saddam.

 

2 dari 3 halaman

Mengapa Menyesal?

Mengapa Menyesal? © Dream

Namun harapan itu rupanya tak terbayar. Sebab, menurut dia, semakin tahun, kondisi Irak malah bertambah buruk. Sepeninggal AS dan Inggris, kata dia, rezim diktator Saddam malah berganti dengan pemerintahan korup.

" Ada korupsi, pertikaian, penjarahan," kata dia. " Saddam membunuh orang, tapi itu tidak seperti pemerintah saat ini. Saddam pergi, tapi di tempatnya ada 1.000 Saddam."

Belum lagi, negeri itu kini sedang koyak oleh perang. Tak hanya antar kelompok, kehadiran militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) semakin memperburuk kehidupan warga di negeri 1001 malam ini.

3 dari 3 halaman

Berharap Saddam Hidup Kembali

Berharap Saddam Hidup Kembali © Dream

Penyesalan pria 58 tahun ini datang setelah keluarnya laporan mantan pegawai negeri sipil Inggris, John Chilcot, yang dirilis Rabu kemarin. Laporan itu mengritik keterlibatan Inggris dalam koalisi pimpinan AS yang menyerbu Irak.

Menurut laporan Chilcot, kebijakan yang diambil Inggris atas Irak didasarkan pada laporan intelijen yang salah. Laporan kemepilikan senjata pemusnah massal yang dijadikan dasar penyerangan dianggap tidak memiliki kepastian yang adil.

Dan Jabouri, yang saat itu menjadi pemilik bengkel motor di Kota Karrada, Baghdad, menyerang patung itu pada 9 April 2003. Patung setinggi 12 meter itu kemudian diruntuhkan oleh tentara AS dan disiarkan langsung oleh sejumlah televisi. Saddam akhirnya digantung pada 2006.

" Aku berharap Saddam akan kembali. Dia mengeksekusi banyak keluargaku, tapi dia masih lebih baik dari para politisi dan ulama yang menjadikan Irak seperti ini," sesal Jabouri.

Beri Komentar