Dream - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengatakan konflik yang terberat di dunia yang selama ini sulit diredakan adalah konflik berbau agama.
Menurut dia, apabila konflik ekonomi, politik atau yang dibuat manusia itu masih bisa ditangani dengan cepat. Berbeda dengan konflik agama, yang dianggap sebagai perintah Tuhan dan orang-orangnya berani mati.
" Konflik yang terberat adalah yang mengandung unsur keagamaan, ini sangat berbahaya," kata Tito di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2016.
Berdasarkan pengalaman saat menjabat Kapolda, Tito mengaku pernah melakukan wawancara terhadap pelaku bom Bali. Menurut dia, para pelaku mengaku menganggap konflik sebagai bentuk jihad dan menginginkan kematian.
" Kita lihat aksi-aksi sparatisme, teman-teman di Papua itu takut mati, tapi kalau yang bom Bali itu cari mati," ucap Tito.
" Waktu saya interview senior-senior bom Bali, yang bom Bali kenapa harus ledakin diri, kan bisa simpan bom di mobil terus pakai remot diledakin? Mereka menganggap ketika mati dia langsung masuk surga," terang dia.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu berujar media sosial juga merupakan sarana yang dapat memprovokasi konflik tersebut. Parahnya, media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan doktrin-doktrin agama yang menimbulkan kekerasan.
Dream - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, mengakui hingga saat ini Polri masih lemah dalam mengidentifikasi potensi-potensi konflik. Menurut dia, Polri baru bisa menghentikan konflik saat sudah terjadi.
" Yang lemah sekali pada pencegahan, kita lemah mengidentifikasi potensi-potensi konflik," kata Tito di kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2016.
Tito berujar pada zaman orde baru, leading sektor pencegahan konflik itu berada di militer. Ketika muncul era reformasi, terjadi pergeseran sudut pandang yang awalnya leading sector di militer dan kini berada pada Polri.
" Pada zaman orde baru, leading sektor itu di militer, tapi kemudian di era reformasi terjadi paradigma leading sektor di Polri, Kemudian Polri mampunya di penghentian," ucap dia.
Atas hal itu, dia mendesak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberdayakan kembali Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). Dengan begitu, pelbagai potensi konflik yang ada dapat ditekan agar tidak berkembang.
" Saya sudah berkonsultasi dengan Kemendagri, bahwa FKUB ada yang berjalan dan ada yang tidak. Yang tidak berjalan karena mereka beralasan tidak ada anggaran, jadi mereka loyo," ucap mantan Kepala BNPT itu.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik