Ilustrasi
Dream - Tren mengadopsi boneka arwah yang tengah melanda sejumlah kalangan telah menimbulkan keresahan. Praktik ini dinilai bertentangan dengan ajaran Islam dan berpotensi menjerumuskan pada bentuk kesyirikan.
Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag, M Fuad Nasar, menegaskan percaya sebuah benda punya kekuatan gaib, termasuk boneka arwah, bertentangan dengan nilai tauhid. Selain itu, menurunkan nilai kemuliaan manusia.
" Mempercayai adanya unsur kekuatan gaib pada benda bikinan manusia atau benda alam berarti menurunkan nilai kemuliaan manusia, karena bertentangan dengan nilai tauhid sebagai asas keimanan kepada Allah Yang Maha Esa," ujar Fuad.
Fuad menilai dalam koridor moderasi beragama, praktik adopsi boneka arwah merendahkan derajat manusia. Sehingga, hal ini harus dicegah.
Moderasi beragama sendiri bermakna cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil dan berimbang.
" Manusia diciptakan sebagai makhluk paling tinggi dan paling mulia di antara seluruh ciptaan-Nya," kata dia.
Selanjutnya, Fuad mengatakan boneka arwah dan benda apapun tidak layak diyakini dapat mendatangkan keberuntungan maupun kemalangan. Boneka hanya boleh dikoleksi sebagai sebagai mainan atau benda seni dan tidak boleh melebihi koridor itu.
Belum lagi, percaya adanya unsur gaib dalam boneka arwah dapat mengarahkan pada kesyirikan. Manusia tidak sepatutnya terjerumus dalam demikian.
" Manusia memiliki akal budi dan ilmu pengetahuan tidak seyogyanya terjerumus ke dalam perilaku yang mengarah pada syirik menyekutukan Allah," kata dia, dikutip dari Kemenag.
Dream - Adopsi boneka arwah tengah menjadi fenomena tersendiri di sebagian masyarakat, terutama kalangan artis. Tetapi, hal ini cukup meresahkan lantaran bertentangan dengan ajaran Islam.
Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Nur Hayid, buka suara mengenai fenomena ini. Ulama muda ini menegaskan ada bahaya yang mengancam akidah di balik fenomena tersebut.
Ulama yang akrab disapa Gus Hayid ini menjelaskan boneka dalam ajaran Islam adalah sesuatu yang diperbolehkan. Bermain boneka pun dibolehkan selama masih dalam batas kewajaran.
" Bermain boneka selama dalam batas-batas wajar, yang tidak mengganggu kesehatan, tidak mengganggu pikiran, konsentrasi, dan tidak mengubah akal kewarasan itu diperbolehkan dalam ajaran Islam," ujar Gus Hayid kepada Dream.
Hal ini, kata Gus Hayid, tertuang dalam riwayat Rasulullah Muhammad SAW terkait peristiwa ketika Sayyidah Aisyah RA bermain boneka bersama teman-temannya. Riwayat itu menjelaskan, saat Sayyidah Aisyah bermain boneka dengan teman-temannya, tiba-tiba teman-temannya Sayyidah Aisyah bersembunyi ketika Rasulullah datang, teman-teman Sayyidah Aisyah yang ikut bermain boneka bersembunyi, takut Rasulullah marah.
Rasulullah kemudian mengambil semua boneka yang ditinggalkan itu dan diserahkan kembali kepada teman-teman Sayyidah Aisyah. Kemudian mereka melanjutkan bermain boneka setelah mengetahui Rasulullah tidak marah dan membolehkannya bermain.
" Apa artinya? Bermain boneka selama dalam koridor yang wajar itu tidak masalah karena boneka 'alatul malaib, alat permainan," kata ulama yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat ini.
Tetapi, Gus Hayid menegaskan hukum kebolehan itu bisa berubah menjadi tidak boleh. Hal ini terjadi jika bermain boneka sampai mengganggu konsentrasi atau membuang waktu secara percuma serta membuang uang secara sia-sia alias mubadzir.
" Hukumnya menjadi berbeda ketika boneka itu membahayakan. Apalagi membahayakan akidah. Ini semua tergantung illatnya," kata Gus Hayid.
Ketentuan ini berlaku tidak hanya pada anak-anak namun juga orang dewasa. Menurut Gus Hayid, manusia dewasa sejatinya sudah tidak berhak bermain boneka kecuali di waktu-waktu longgar.
Apalagi jika sampai memperlakukan boneka sebagai makhluk bernyawa, hal ini sudah termasuk ta'ghyirul aql atau mengubah akal atau kewarasan. Gus Hayid menegaskan hal ini tidak bolehkan dalam Islam.
" Kalau bermain boneka tapi membuat hilang rasionalitas seseorang, itu tidak boleh. Kalau tidak boleh berarti hukumnya haram," ucap Gus Hayid.
Belum lagi jika sampai menganggap boneka tersebut punya kekuatan mistis. Itu sangat berbahaya tidak hanya dalam konteks hukum syariat namun juga menyentuh level akidah.
" Karena bisa meyakini bahwa boneka itu memiliki kekuatan, padahal tidak kekuatan selain Allah, la haula wa la quwwata illa billah," ucap dia.
Gus Hayid juga menegaskan jika fenomena ini dibiarkan, akan sangat berbahaya bagi akidah dan akhlaq umat. Oleh karena itu para artis yang mendapatkan sorotan soal boneka arwah ini harus menghentikan dengan memperhatikan nasihat dari ulama,
" Ini penting agar mereka tidak terjerumus lebih jauh lagi," urai pengasuh Pesantren Skill Jakarta ini.
Menurut Gus Hayid, orang yang memiliki boneka arwah dan memperlakukan benda itu sebagai sesuatu yang layak dihormati. Apalagi sampai memberikan perlakukan istimewa laiknya manusia itu sudah sangat berlebihan.
Belum lagi jika boneka tersebut diyakini bisa bicara dan mendatangkan bahaya dan manfaat, Gus Hayid mengatakan keyakinan itu sangat merusak akidah Islam.
" Hati-hati, siapapun yang menjadikan boneka menjadi perantara arwah, misalnya bisa bicara dan lainnya, bisa tersesat secara akidah dan bisa membuat iman seseorang hilang. Hati-hati menjadikan boneka ini sebagai wasilah atau perantara jin," kata Gus Hayid.
Lebih lanjut, Gus Hayid menegaskan antara dunia jin dan manusia memiliki ruang lingkup masing-masing. Tidak boleh ada pihak yang melanggar batasan tersebut, baik itu dari kalangan manusia maupun jin.
" Karena kalau sudah cross the border (melanggar batas) itu sudah mengganggu ekosistem yang sudah dibangun begitu indah oleh Allah," kata Gus Hayid.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur