Nasihat Menggugah Ustaz Yusuf Mansur Soal Toleransi

Reporter : Syahid Latif
Sabtu, 17 Februari 2018 17:14
Nasihat Menggugah Ustaz Yusuf Mansur Soal Toleransi
"Tidak perlu juga menjadi yang lain. Untuk sebuah toleransi,"

Dream - Perayaan Tahu Baru Imlek yang dirayakan etnis Tionghoa seharusnya bisa menjadi cerminan kebhinekaan Indonesia. Momen ini bisa jadi momentum untuk saling berprasangka baik dan tak menghakimi seseorang hanya karena kesalahan yang dilakukan satu dua orang.

Sikap saling menghormati itu diperlukan untuk menjaga Indonesia dalam keutuhan dan kedamaian.

" Mari adil dalam menilai. Mari adil dalam menyebut. Bila berprasangka. Berprasangkalah yg baik," ujar Ustaz Yusuf Mansur dalam unggahannya di akun instagram diakses Dream, Sabtu, 17 Februari 2018.

Menurut Yusuf Mansur, segelintir masyarakat kadang suka suka meracau, kacau, dengan menyebut nama satu dua keluarga, kampung, kaum, bangsa, etnis, dengan berlebihan. Bukan dengan sebutan yang beraura positif, tapi negatif.

Padahal di saat yang sama banyak sekali kebaikan dari sesiapa yang mungkin disebutkan tadi.

" Dan... Saya kira demikian pula dengan kawan-kawai Cainis. Tionghoa. Kelewat banyak yang baik-baik," tulisnya.

 

Kadang kita suka meracau, kacau, dengan menyebut nama satu dua keluarga, kampung, kaum, bangsa, etnis, dengan berlebihan. Bukan dengan sebutan yg beraura positif. Tp negatif. Pada saat yg sama, banyak sekali kebaikan2 dari sesiapa yang disebut. . . Dan... Saya kira demikian pula dengan kwn2 Cainis. Tionghoa. Kelewat banyak yg baik2. Ga bisa digeneralisir bhw China pasti serakah. China pasti nyebelin. China pasti rese. China pasti begini begitu yg buruk2. . . Mari adil dlm menilai. Mari adil dlm menyebut. Bila berprasangka. Berprasangkalah yg baik. . . Kawan2 Cainis, Tionghoa, sedang merayakan hari rayanya. Dan inilah kebhinekaan yang tidak dapat dipungkiri dan dihindari. InsyaaAllah, kita semua baik2 saja. Inget prinsip dasarnya, jgn sampe ada satu dua kejadian, pun, lalu membuat kita menggeneralisir, bhw A, B, C. . . Selamat beraktifitas semua. Salam hormat. Tidak perlu juga menjadi yang lain. Untuk sebuah toleransi. Tp menghormati, menyayangi, menghargai, mengasihi, menjaga, adalah sebuah keharusan, dlm menjaga Indonesia dlm keutuhan dan kedamaian.

A post shared by Yusuf Mansur (@yusufmansurnew) on

Dengan perayaan Imlek saat ini, Yusuf Mansur menilai hal itu menjadi bukti jika kebhinekaan tidak dapat dipungkiri dan dihindari. " InsyaaAllah, kita semua baik-baik saja," kata dia.

Yusuf Mansur juga mengingatkan masyarakay untuk selalu ingat dengan prinsip dasar jika kesalahan yang dilakukan satu dua kejadian, tak bisa membuat kita menggeneralisasi seseorang atau etnis tertentu.

" Tidak perlu juga menjadi yang lain. Untuk sebuah toleransi. Tapi menghormati, menyayangi, menghargai, mengasihi, menjaga, adalah sebuah keharusan, dalam menjaga Indonesia dlm keutuhan dan kedamaian," tulisnya.

(Sah)

 

Beri Komentar