Konferensi Pers Pernyataan Sikap Bersama NU Dan Muhammadiyah (Liputan6.com/Putu Merta SP)
Dream - Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menegaskan penolakannya pada paham khilafah di Indonesia. Dua ormas ini juga akan menghalau upaya pendirian negara khilafah.
Sikap ini dinyatakan dalam pertemuan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu malam, 31 Oktober 2018.
Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini, mengungkapkan ada empat sikap yang disepakati bersama antara NU dan Muhammadiyah. Sikap pertama, dua ormas ini berkomitmen kuat untuk menegakkan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia berasaskan Pancasila sebagai sistem kenegaraan yang Islami.
" Bersamaan dengan itu, menguatkan dan memperluas kebersamaan dengan seluruh kompinen bangsa dalam meneguhkan integrasi nasional dalam suasana yang damai, persaudaraan, dan saling berbagi untuk persatuan dan kemajuan bangsa," ujar Helmy, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 1 Oktober 2018.
Helmy mengatakan, sikap kedua, NU dan Muhammadiyah mendukung sistem demokrasi sebagai mekanisme politik kenegaraan. Selain itu, dua ormas ini mendorong seleksi kepemimpinan nasional dijalankan secara profesional, konstitusional, jujur dan beradab.
" Semua pihak agar mendukung proses demokrasi yang substantif serta bebas dari politik yang koruptif dan transaksional demi tegaknya kehidupan politik yang dijiwai nilai-nilai Agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur Indonesia," kata dia.
Ketiga, meningkatkan komunikasi dan kerja sama konstruktif untuk mencerdaska kehidupan bangsa dan membangun masyarakat yang makmur materiil maupun spirituil. Juga berperan bersama dalam politik kebangsaan melalui pendidikan, ekonomi, kebudayaan, dan lainnya yang strategis.
" Komunikasi dan kerjasama tersebut sebagai perwujudna ukhuwah keumatan dan kebangsaan yang produktif untuk kemajuan Indonesia," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, melanjutkan pernyataan yang disampaikan Helmy.
Sedangkan keempat, Mu'ti mengimbau masyarakat mengedepankan kearifan, kedamaian, toleransi, dan kebersamaan di tengah perbedaan. Hal ini terutama mengingat Indonesia memasuki tahun politik.
Dia melanjutkan kontestasi politik harus berlangsung secara damai dan dewasa. Selain itu, dia mengingatkan masyarakat untuk menjunjung tinggi keadaban serta kepentingan bangsa dan negara.
" Hindari sikap saling bermusuhan dan saling menjatuhkan yang dapat merugikan kehidupan bersama. Kami percaya, rakyat dan para elite Indonesia makin cerdas, santun, dan dewasa dalam berpolitik," ucap Mu'ti.
Sumber: Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra
Advertisement
Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya
