Presiden Jokowi Di Acara Dies Natalies Universitas Indonesia (Foto: Biro SetPres)
Dream - Presiden Joko Widodo menyampaikan terima kasihnya kepada Universitas Indonesia (UI) yang telah melahirkan banyak sumber daya manusia unggul bagi Indonesia. Menurut Presiden, di Kabinet Kerja saat ini UI memiliki lulusan terbanyak dibanding dengan perguruan tinggi lainnya.
Pada sambutannya dalam acara Dies Natalis ke-68 UI di Balairung Kampus UI, Depok, Jawa Barat, pada Jumat, 2 Februari 2018 kemarin, ia memperkenalkan jajarannya yang merupakan alumnus UI. Secara berturut-turut, yakni Darmin Nasution, Puan Maharani, Sri Mulyani, Nila Moeloek, Sofyan Djalil, dan Bambang Brodjonegoro.
" Saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Indonesia. Sebab Universitas Indonesia lah penyumbang terbanyak menteri-menteri di Kabinet Kerja. Sampai saat ini ada enam alumni UI yang sekarang membantu saya di Kabinet Kerja," ucapnya yang langsung disambut tepuk tangan.
Presiden Joko Widodo juga menyebut tiga alumnus UI lainnya yang kini turut berperan di dalam pemerintahan. Ketiganya ialah Moeldoko, Sukardi Rinakit, dan Johan Budi.
" Ini menunjukkan Universitas Indonesia itu gudangnya orang-orang pintar. Universitas Indonesia itu sumbernya para pejuang pembangunan. Universitas Indonesia itu sumber inspirasi dan sumber energi untuk satu tujuan yaitu mencapai Indonesia maju," sambungnya.
Pada persaingan global seperti sekarang ini, adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengambil peranan penting. Keduanya terus berkembang dengan cepat.
Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa saat ini kita butuh sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dengan perkembangan itu.
" Kita tidak bisa mengisolasi diri dari perkembangan tersebut," ucapnya.
Perkembangan teknologi dalam praktiknya memengaruhi semua lanskap kehidupan, baik itu ekonomi, sosial-budaya, hingga politik nasional maupun internasional. Dirinya menyebut apabila lanskap ekonomi dan sosial-budaya berubah, maka perguruan tinggi juga harus bersiap untuk berubah.
" Pasti agenda penelitian juga perlu mengalami perubahan, kurikulum dan metode pendidikan juga harus berubah, kompetensi SDM yang dibutuhkan juga berubah, cara kerja organisasi juga harus menyesuaikan," ujarnya.
Tidak ada pilihan lain agar Indonesia menjadi lebih baik selain melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksud ialah perubahan pada pola pikir, cara kerja, model organisasi, produktivitas, kedisiplinan nasional, dan inovasi.
" Saya yakin bahwa pendidikan tinggi adalah organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan reformasi tersebut," tutur Presiden
Sumber: Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Advertisement
Siap-Siap, Tarif TransJakarta Bakal Naik!

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan
