Anggota Dewan Tertinggi Majma' Fiqh Irak, Shaikh Abdul Sattar Abdul Jabbar Menerima Delegasi Indonesia (Istimewa)
Dream - Anggota Dewan Tertinggi Majma' Fiqh Irak, Shaikh Dr Abdul Sattar Abdul Jabbar memiliki kekaguman terhadap kehidupan beragama di Indonesia yang begitu rukun dan damai.
Pernyataan itu disampaikan Sattar ketika menerima kunjungan delegasi Indonesia, yang akan mengikuti Konferensi Internasional tentang Moderasi dan Islam Wasathiyah.
" Kami mengakui bahwa Indonesia lebih maju dari kami dalam mengelola kehidupan umat beragama. Indonesia mampu menyatukan berbagai perbedaan agama, baik Islam, Hindu, Budha, Kristen dan lainnya," ujar Sattar dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Selasa 26 Juni 2018.
Sattar menyampaikan, umat Islam harus bisa bersatu dalam menerima berbagai perbedaan baik di internal maupun eksternal.
Menurut dia, perbedaan seharusnya bisa disikapi dengan damai melalui penerapan Islam Wasathiyah yang mengedepankan al-i'tidal (keseimbangan) dan tasamuh (toleransi).
" Islam seharusnya bisa mengelola segala perbedaan, menyatukan berbagai mazhab, aliran, seperti Sunni, Syiah dan lainnya di seluruh dunia," ucap dia.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi, mengatakan umat beragama di Indonesia sudah lama hidup saling berdampingan dan menghormati perbedaan satu sama lain.
Dia mencontohkan, momen yang terjadi saat Hari Raya Nyepi. Saat itu, bandara internasional sampai ditutup demi merayakan Nyepi dan tidak ada yang protes.
Selain itu, umat Islam di Indonesia juga menganut empat mazhab. Meski paham alirannya berbeda, tak ada gesekan yang berarti dalam menjalankan kehidupan sosial sehari-hari.
" Kami yang mayoritas muslim bisa hidup berdampingan, bertoleransi terhadap beragam perbedaan, seperti minoritas Hindu di Bali yang menutup bandara dan mematikan listrik sehari saat Nyepi," ucap Muhyiddin.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan Kementerian Agama (Kemenag), Mukhlis Hanafi, menerangkan paham Islam moderat di Indonesia tersebar dibantu oleh sejumlah lembaga pendidikan seperti madrasah, sekolah agama, dan pesantren yang jumlahnya ribuan.
Dalam konferensi ini, Indonesian mengirim tujuh orang delegasi yakni Mukhlis M Hanafi (Ketua Delegasi mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin), Muhyiddin Junaidi (MUI), Ikhwanul Kiram Masyhuri (Alumni Al Azhar), Saiful Mustafa (UIN Malang/NU), Fathir H Hambali (Alumni Syam), Auliya Khasanofa (Muhammadiyah/UMT), dan Thobib Al-Asyhar (Kemenag). (isM)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
