Bahkan dalam Peperangan, Islam Larang Wanita dan Anak Dibunuh

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 14 Mei 2018 16:02
Bahkan dalam Peperangan, Islam Larang Wanita dan Anak Dibunuh
Meski dalam peperangan, umat Islam tetap harus memperhatikan etika.

Dream - Indonesia tengah berduka. Dalam dua hari sejak Minggu hingga Senin, terjadi rentetan insiden pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. 

Terdapat fakta yang cukup mengejutkan terkait bom di tiga gereja di Surabaya. Para pelaku ternyata adalah satu keluarga.

Lebih mengejutkan lagi, sebagian pelakunya adalah wanita dan anak-anak. Mereka tewas dengan kondisi mengenaskan.

Yang jelas, aksi teroris yang melibatkan satu keluarga itu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Tidak ada dalil yang membenarkan aksi para pelaku teror yang membunuh orang tidak bersalah itu.

Bahkan, Allah SWT melarang kita membunuh sesama manusia. Seperti dalam firman Allah SWT dalam Surat Al Maidah ayat 32.

" Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya."

Lalu, bagaimana bila dalam kondisi peperangan? Apakah ajaran Islam membolehkan membunuh wanita dan anak-anak dalam peperangan?

Dikutip dari laman Alislamu.com, membunuh wanita dan anak-anak dalam kondisi perang terlarang dalam Islam. Larangan tersebut tertuang dalam sejumlah hadis.

Beberapa di antaranya seperti dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin 'Umar RA.

" Aku mendapati seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah SAW. Kemudian beliau (Rasulullah SAW) melarang membunuh kaum wanita dan anak-anak dalam peperangan."

Dalam riwayat Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Al Hakim, Ibnu Hibban, Abu Ya'la, Ath Thabrani dan Al Baihaqi, dari Rabbah bin Rabi' RA disebutkan,

" Kami bersama Rasulullah SAW dalam sebuah peperangan. Beliau melihat orang-orang berkumpul mengelilingi sesuatu. Lalu beliau mengutus seseorang untuk melihatnya. Beliau berkata, 'Coba lihat mengapa mereka berkumpul?' Tak lama kemudian orang itu kembali dan berkata, 'Mereka berkumpul menyaksikan mayat seorang wanita yang terbunuh.' Beliau berkata, 'Bukan mereka yang harus dibunuh!' Ketika itu pasukan dipimpin oleh Khalid bin Walid. Lalu Rasulullah SAW mengutus seseorang dan bersabda, 'Katakanlah kepada Khalid, janganlah membunuh wanita dan jangan membunuh pegawai/buruh'."

Masih ada riwayat lain tentang larangan membunuh wanita dan anak-anak ketika terjadi perang. Hadis tersebut diriwayatkan An Nasai, Ahmad, Al Hakim, dan Baihaqi, dari Aswad bin Sari' RA.

" Aku menemui Rasulullah SAW dan ikut berperang bersama beliau, pada waktu itu bertepatan pada waktu Zuhur. Anggota pasukan bertempur dengan hebat sehingga mereka membunuh anak-anak -dalam riwayat lain dengan lafaz dzurriyah-. Sampailah berita itu kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, 'Mengapa orang-orang itu melampaui batas dalam berperang sehingga membunuh anak-anak.' Seorang laki-laki berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka adalah anak-anak kaum musyrikin.' Rasul menjawab, 'Ingatlah, sesungguhnya orang-orang terbaik dari kamu adalah anak-anak kaum musyrikin.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Ingat, janganlah membunuh anak-anak, janganlah membunuh anak-anak.' Beliau juga bersabda, 'Setiap jiwa terlahir di atas fitrah hingga ia mampu mengungkapkan sendiri dengan lisannya apa yang ada dalam hatinya, lalu kedua orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nasrani'."

Selengkapnya...

Beri Komentar