AKBP Guntur, Kapolres Penolong Ibu Pemasak Batu

Dream - Kapolres Cianjur, Jawa Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi Asep Guntur Rahayu terlonjak tak percaya, ketika mendengar informasi ada warga Cianjur yang anaknya kelaparan, sementara ibunya tak punya makanan apapun. Si ibu memutuskan memasak batu, berharap anaknya tertidur dan melupakan rasa laparnya.
Hati Kapolres bergetar. Terenyuh dan segera menemui keluarga itu. Ia lalu memberikan sejumlah bantuan. Tidak hanya makanan, pejabat kepolisian itu juga mengusahakan agar Andun, Iyah dan ketujuh putrinya tinggal di rumah yang layak.
Apa yang dilakukan Kapolres patut diacungi jempol. Banyak netizen menaruh simpati dan mengapresiasikan tindakannya itu.
Nah, mungkin banyak yang belum mengenal siapa sosok Asep Guntur? Pria Majalengka, 25 Juni 1974 adalah lulusan Akademi Kepolisian (1993-1996).
Asep Guntur Rahayu memiliki background penanganan kasus tindak pidana korupsi. Secara rekam jejak jabatan dan posisi, sejak 2007 hingga 2012, namanya ada dalam deretan penyidik lembaga terdepan dalam pemberantasan korupsi, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tidak tanggung-tanggung, sejumlah kasus korupsi yang menyeret orang-orang 'besar' bisa dituntaskannya dengan mengirim para tersangka itu ke dalam jeruji besi.
Dalam catatan perjalanan karirnya sebagai salah satu penyidik KPK itu, mulai pejabat di kementrian, bupati hingga duta besar pun dibuatnya harus mempertanggungjawabkan kejahatan yang merugikan keuangan negara itu.
Salah satu kasus korupsi yang cukup menonjol dan menjadi perhatian seantero negeri yang pernah ditanganinya adalah kasus kakak-beradik Anggodo dan Anggoro Widjojo yang tersangkut kasus korupsi dengan usaha penyuapan terhadap pimpinan KPK karena keduanya tersangkut korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan RI.
Selepas tugas di KPK itu, Asep mendapatkan perintah dan posisi baru. Tapi posisi itu tidaklah jauh dari tugas sebelumnya yang berkenaan dengan pengangan kasus tindak pidana korupsi, yakni sebagai Kanit II Subdit IV Dittipidkor Bareskrim Polri.
Bapak tiga anak itu kemudian dipercaya melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di Polres Cianjur. Ia menjabat sebagai Kapolres Cianjur menggantikan Dedy Kusuma Bakti pada April 2015.
(Ism, berbagai sumber)
Geger Pocong di Bantul, Polisi Turun Tangan
Dream - Warga Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dihebohkan temuan pocong. Pocong itu terletak di pinggir jalan dan membuat warga serta anak-anak ketakutan.
Dikutip dari akun Facebook Divisi Humas Mabes Polri, Rabu, 10 Juni 2015, para warga melaporkan temuan itu kepada petugas jaga Polsek Dlingo pada Senin, 8 Juni 2015 sekitar pukul 10.00 WIB.
Lantaran heboh, polisi segera mendatangi lokasi tergeletaknya pocong tersebut. Petugas kemudian membawa pocong tersebut ke Mapolsek dan melakukan pemeriksaan.
Hasilnya, pocong tersebut dibuat dari batang pohon pisang dibalut kain kafan. Polisi berharap masyarakat turut menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing. (Ism, Facebook Divisi Humas Mabes Polri)
Kala Mobil Gus Dur Ditilang Polisi: "Belum Tahu Dia"
Dream - Cerita lucu tetang sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tak akan pernah ada habisnya. Meski sudah sering dibahas, tetap saja ada cerita-cerita lucu tentang Presiden keempat RI tersebut.
Salah satunya adalah ketika mobil yang membawa Gus Dur dibuntuti mobil polisi. Bahkan sang sopir, Nurudin Hidayat sempat diberondong pertanyaan oleh polisi tersebut.
Cerita ini bermulai saat Gus Dur mendapat undangan menjadi pembicara di luar kota. Tak biasanya Gus Dur pergi tanpa pengawalan mobil patroli.
Mengemudikan dengan kecepatan tinggi, mobil Gus Dur pun disemprit polisi. Sampai akhirnya, polisi itu melihat penumpang yang tengah duduk di belakang.
Setengah terbengong, polisi itu memberanikan diri bertanya. "Itu Pak Gus Dur, ya?" tanyanya.
Si Polisi yang semula bermuka garang pun tiba-tiba berubah. Dia malah mengawal mobil Gus Dur.
Sementara Gus Dur yang sedari tadi tak tahu kejadian itu justru tenang-tenang saja. Mau tahu apa jawaban Gus Dur? Selengkapnya klik disini
Kirimkan blog atau website kamu ke komunitas@dream.co.id,
dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog/web
3. Foto dengan ukuran high-res (tidak blur)
Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur Anti-Korupsi
Dream - Hoegeng Iman Santoso. Inilah polisi yang disebut sebagai contoh jenderal jujur yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Kapolri yang patut menjadi teladan bagi seluruh anggota Korps Bhayangkara.
Bahkan, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memiliki anekdot: hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Mereka yakni patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.
Hoegeng lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 14 Oktober 1921. Terlahir dengan nama Iman Santoso. Semasa kecil sering dipanggil Bugel (gemuk), yang kemudian sampai dewasa lebih populer dipanggil Hoegeng. Maka, menempellah nama itu sehingga menjadi Hoegeng Iman Santoso.
Dia merupakan anak sulung pasangan Soekario Kario Hatmodjo dan Oemi Kalsoem. Sang ayah merupakan seorang Kepala Kejaksaan yang selama hayatnya tidak pernah mempunyai tanah dan rumah pribadi. Sementara sang ibu merupakan perempuan sederhana yang sering menanamkan nilai-nilai budi pekerti baik kepada Hoegeng kecil.
Selama menjabat Kapolri sejak tahun 1968 hingga 1971, Hoegeng dikenal sebagai sosok pemimpin yang bersih. Meski sudah meninggal 14 Juli 2004, kisah kejujuran Hoegeng tak luntur. Kisah Hoegeng itu ditulis dalam memoar Hoegeng, Polisi antara Idaman dan Kenyataan, karangan Ramadhan KH.
Berikut aksi Hoegeng yang mengundang kekaguman itu, sebagaimana dikutip dariMerdeka.com dan berbagai sumber lainnya. (Ism)
Kisah Brigadir Polisi Tilang Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Dream - Tak tebang pilih dalam penegakan hukum. Itulah hikmah kisah yang ditulis Aryadi Noersaid ini. Cerita tentang seorang bintara polisi menilang Sultan Hamengku Buwono IX, Raja Tanah Jawa. Dan polisi pemberani itu adalah Brigadir Royadin, paman Aryadi Noersaid.
Kisah itu terjadi di Pekalongan, Jawa Tengah, pada pertengahan tahun 1960-an. Kala itu, jam baru menunjukkan pukul 5.30 WIB. Di pagi berkabut itu, Royadin, yang baru sepekan mendapat kenaikan pangkat dari agen polisi menjadi brigadir, sudah berada di pos jaga. Di Persimpangan Soko, yang mulai ramai dilalui delman dan becak.
Tiba-tiba, sebuah sedan hitam keluaran tahun 1950-an melaju pelan melawan arus. Kala itu, sangat jarang warga yang memiliki mobil. Sehingga, yang tengah berkendara itu pastilah bukan orang sembarangan. Namun demikian, nyali Royadin tak menjadi ciut. Dia menghentikan mobil yang melaju santai tersebut.
"Selamat pagi, bisa ditunjukan rebuwes," kata Royadin. Rebuwes merupakan surat kendaraan kala itu. Pengemudi mobil membuka kaca. Namun dada Royadin seolah terhentak. Seperti digebuk palu godam. Dia hampir pingsan setelah melihat siapa gerangan sang pengemudi itu. Dialah Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono IX. "Ada apa pak polisi?" demikian tutur Sultan dengan sopan, setelah membuka pintu.
Tubuh Royadin masih gemetar. Namun dia segera siuman dari keterpanaan. Hatinya tetap bulat. Semua pelanggar harus ditindak. "Bapak melanggar verboden," kata Royadin. Royadin mengajak Sultan melihat papan tanda verboden itu. Namun ditolak. "Ya saya salah. Kamu yang pasti benar. Jadi bagaimana?" tanya Sultan.
Royadin agak kikuk. Pertanyaan itu sulit dia jawab. Dalam batin dia berkata, bagaimana bisa menilang seorang raja. Bagaimana bisa menghukum pahlawan Republik. Sementara, dia hanya polisi muda berpangkat brigadir. Namun Royadin heran mengapa Sultan tak memperkenalkan diri sebagai Raja, lantas meminta pelanggaran itu tak diurus dengan menggunakan kekuasaannya.
"Maaf, Sinuwun terpaksa saya tilang," kata Royadin. "Baik brigadir, kamu buatkan surat itu, nanti saya ikuti aturannya. Saya harus segera ke Tegal," jawab Sultan.
Dengan tangan bergetar Royadin membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu. Tapi dia sadar, tidak boleh memberi dispensasi. Yang membuatnya sedikit tenang, tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut Sultan minta dispensasi. Surat tilang diberikan dan Sultan segera melaju.
Royadin baru sadar setelah Sultan berlalu. Dia menyesal, berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya. Ingin rasanya dia mengambil kembali surat tilang Sultan dan menyerahkan rebuwes mobil yang ditahan. Tapi semua sudah terlanjur.
Saat apel pagi esok harinya, suara amarah meledak di Markas Polisi Pekalongan. Dari ruang Komisaris, nama Royadin disebut berkali-kali. Royadin langsung disemprot sang komandan dalam bahasa Jawa kasar.
"Royadin! Apa yang kamu perbuat? Apa kamu tidak berfikir? Siapa yang kamu tangkap itu? Siapaaa? Ngawur kamu! Kenapa kamu tidak lepaskan saja Sinuwun, apa kamu tidak tahu siapa Sinuwun?" teriak sang komisaris.
"Siap pak. Beliau tidak bilang Beliau itu siapa. Beliau mengaku salah, dan memang salah," jawab Royadin.
"Ya tapi kan kamu mestinya mengerti siapa dia. Jangan kaku. Kok malah kamu tilang. Ngawur, kamu ngawur. Ini bisa panjang, bisa sampai Menteri Kepolisian Negara," tutur sang Komisaris meledakkan amarahnya.
Royadin tolak pinangan Sultan....
Aiptu Wazir, Polisi yang Lacak Identitas Mayat dengan Quran
Dream - Seorang polisi bernama Wazir Arwani Malik mampu mensinergikan antara ilmu forensik dengan sejumlah ayat yang ada dalam kitab suci Alquran.
Penyidik berpangkat Aiptu Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah, yang kesehariannya berkutat di dunia forensik mampu mengaplikasikan ayat Alquran saat melakukan olah TKP terhadap mayat.
Menurut dia, pendekatan teologis dalam hal autopsi sangat membantu untuk memecahkan persoalan forensik yang kerap menjadi tanda tanya.
Apalagi, ketika ia harus memecahkan suatu kasus, seperti mayat yang tidak diketahui identitasnya. Penasaran? Kisah selengkapnya klik di sini. (Ism)
Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi
Ayo berbagi traffic di sini!
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Waspadai 5 Penyebab Batuk Kronis pada Anak, Jangan Abai
Cegah batuk kronis pada anak dengan ketahui terlebih dahulu penyebab-penyebabnya.
Baca Selengkapnya

Bukan Orang Sembarangan! Intip 8 Potret Kemesraan Beby Tsabina dan Pacar Barunya
Usai putus dari Bio One, Beby Tsabina kembali menjalin kasih dengan seorang pejabat.
Baca Selengkapnya

Heboh Penemuan Ular Piton Raksasa di Aceh, Orang Sekampung Tak Kuat Menariknya
Ular piton raksasa sampai buat pria dewasa tertarik saat ingin menangkapnya.
Baca Selengkapnya

Kerap Menolong Banyak Orang, Profesi Mulia Ini Masih Jadi Impian Anak Jaman Sekarang
Ragam profesi mulia yang bisa dipilih oleh si kecil saat dewasa nanti.
Baca Selengkapnya

Awkarin Syok Berat, Orang Kepercayaan Bobol ATM Miliknya
Ia sangat kecewa sampai syok, karena selama ini sangat percaya dengan asistennya.
Baca Selengkapnya

MKMK Buka Peluang Ubah Putusan MK Soal Usia Capres Cawapres, Tapi Ada Syaratnya
MKMK hanya menilai dugaan pelanggaran etik hakim konstitusi, bukan putusan MK. Namun, MKMK bisa mengubah putusan tersebut bila diyakinkan.
Baca Selengkapnya

Sama-sama Mewah! 12 Potret Rumah Putri Isnari di Balikpapan dan Bekasi
Putri berhasil mengangkat derajat kedua orangtuanya yang hanya seorang buruh becak.
Baca Selengkapnya