Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perjuangan Anak Pencetak Bata Jadi Polwan

Perjuangan Anak Pencetak Bata Jadi Polwan Putri Bersama Keluarganya (Facebook/Divisi Humas Polri)

Dream - Pikiran untuk bisa menjadi polisi mungkin tidak pernah ada dalam benak Putri Tanti Rahayu, 20 tahun. Ini lantaran untuk bisa diterima seleksi saja pasti butuh biaya besar.

Sementara orangtua Putri tergolong kurang mampu. Penghasilan orangtua hanya cukup untuk biaya hidup keluarga itu.

Ayah Putri, Tobai, 48 tahun, bekerja sebagai buruh pencetak batu bata. Sedangkan ibunya, Mulyanti, 43 tahun, bekerja di pabrik garmen di Bawen, Semarang.

"Sejak awal saya tidak pernah berangan-angan menjadi Polisi Wanita. Ekonomi keluarga pas-pasan," ujar Polwan berhijab dengan pangkat Brigadir Dua ini, dikutip dari akun Facebook Divisi Humas Polri.

Putri pertama kali mendapat kabar Polri membutuhkan tenaga Polwan cukup banyak, mencapai 7.000 personil pada April 2014. Informasi tersebut dia sampaikan kepada sang ibu, sesaat setelah selesai Ujian Nasional.

"Ibu menyarankan saya untuk mendaftar. Waktu itu saya beranggapan kalau masuk polisi harus bayar tidak sedikit dan sempat saya menolak," kata Putri.

 

"Memang POlisi Hanya Orang yang Punya Duit'

Mendengar jawaban itu, sang ibu segera menyangkal. "Memangnya yang bisa masuk polisi hanya orang yang punya duit? Nduk, menawa dadi rezekimu (barangkali jadi rezekimu), lillahi Ta'ala saja nduk. Dicoba dulu," kata Putri menirukan ucapan sang ibu.

Putri lantas mendaftarkan diri, namun terkendala sulitnya memasukkan data secara online. Dia lalu bertanya ke petugas Polsek Salaman, Magelang dan disarankan untuk bertanya ke Polres Magelang.

"Namun saya takut dengan polisi, sehingga saya memutuskan untuk mencoba mencari info melalui internet," kata dia.

Putri kemudian dibantu oleh temannya berusaha untuk log in ke laman pendaftaran penerimaan Polwan dan berhasil. Selanjutnya, dia melakukan verifikasi ke Polres Magelang.

"Saat pengumpulan administrasi saya hanya membawa foto copy KTP, Kartu Keluarga, KTP orangtua dan foto copy ijazah. Dan pada saat Ritmin awal, saya datang ke Polres Magelang, lalu naik ke lantai dua dan bertemu dengan pendaftar dari salah satu SMA favorit di Magelang. Saya sempat merasa minder karena administrasi saya masih banyak kurang lengkap," ucap Putri.

Lantaran berkas kurang lengkap, Putri harus pulang menggunakan angkutan umum. Dia cukup lama menunggu, tapi tidak ada angkutan umum yang melintas.

"Dalam kondisi hujan abu ringan, saya putuskan untuk berjalan kaki sampai di kolam renang yang berjarak 1 km untuk mencari angkutan," kata dia

Sesampai di rumah, Putri mendapat telepon dari petugas pendaftaran Polres Magelang. Dia diminta membuat surat pernyataan bermeterai Rp6.000 apabila memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Kalau mau dilanjut, ditunggu di Polres sampai pukul 15.00 WIB," kata dia.

Mendapat telepon tersebut, Putri segera melengkapi berkas dan kembali ke Polres diantar oleh teman. Sesampai di sana, berkas Putri diperiksa dan petugas memberikan waktu kepada dia untuk melengkapi persyaratan.

"Saat pengumuman saya tidak terlalu berharap lolos. Semuanya saya serahkan kepada Allah SWT. Dan tak disangka saya diberikan kesempatan untuk maju mengikuti tes di Semarang," tutur Putri.

Alhasil, Putri harus menempuh perjalanan Magelang-Semarang. Untuk pergi ke sana, dia diantar sepupunya yang bekerja sebagai petugas keamanan.

"Lalu saya pulang-pergi naik bus menuju Ambarawa, Jika ibu saya lembur, dia menjemput saya di depan Toserba ADA Semarang. Jika tidak, ibu menyusul di tempat tes saya," kata dia

Saat akan menjalani tes fisik berupa renang, Putri mengaku sempat putus asa. Dia yakin tidak lolos lantaran tidak mahir berenang.

 

`Kasihan Adik-adikmu, Nduk'

"Saya sempat putus asa, Namun Ibu selalu memberikan dukungan, satu kata dari nasehat ibu yang selalu saya ingat: Kasihan adik-adikmu, nduk," kenang dia.

Kalimat itu membuat Putri kembali bersemangat. Dia yakin, jika memang rezekinya menjadi Polwan, maka Allah SWT akan membantu.

"Alhamdulillah, saya bisa melewati tes renang dan saya sangat bersyukur saat Riksmin akhir, saya dinyatakan lolos dan masuk pendidikan di SPN Purwokerto," kata Putri.

"Tekad saya adalah keluarga saya. Karena pada tanggal 1 April 2014 rumah saya ambruk tanpa sebab. Semuanya rata dengan tanah. Saya sedih melihat kondisi seperti itu," tutur dia.

"Saya berharap suatu saat nanti saya dan adik-adik saya dapat membuka lembaran yang lebih baik. Tidak harus mempunyai banyak materi. Kehidupan yang sederhana bagi saya sudah lebih dari mencukupi," ucap Putri.

Kini, Putri menjadi anggota Polres Magelang. Dia berdinas sebagai staf di Bagian Perencanaan.

Jalan Berliku Anak Petani Jadi Perwira Polri

Dream - Kesuksesan menjadi hak semua orang. Bukan hanya monopoli kaum berada. Asal bekerja keras dan tekun berdoa, siapa saja bakal bisa meraih cita-cita.

Itulah yang dipegang oleh Kasat Reskrim Polres Kutai Barat, AKP Triyanto. Ya, Perwira Polri ini tak hanya berteori. Dia sudah membuktikan prinsip itu.

Perjalanan Triyanto untuk menjadi anggota polisi memang tak mudah. Maklum, dia bukan berasal dari keluarga kaya. Hanya anak dari petani kecil yang tinggal di kampung.

“Orangtua saya adalah seorang petani dan saya bangga dengan hal itu,” kata Triyanto, dikutip Dream dari halaman Facebook Divisi Humas Polri, Selasa 12 April 2016.

“Dulu, selesai sekolah saya selalu membantu orangtua bertani dan tetap fokus pada impian saya untuk menjadi anggota Polri,” tambah dia.

Sebagai petani sederhana, kata mantan Kasat Reskrim Polres Penajam Paser Utara ini, kehidupan mereka cukup memprihatinkan. Dia masih ingat betul saat orangtuanya gagal panen.

Kala itu, sang ayah menanam bawang merah. Namun saat panen, harga di pasaran anjlok. Dan ekonomi keluarganya terpuruk, padahal Triyanto yang masih di bangku SMP butuh biaya tak sedikit.

“Hampir selama sebulan kami sekeluarga makan tumis bawang merah. Iya... hanya bawang merah saja,” kenang dia sambil tersenyum.

Perwira lulusan Akpol tahun 2006 ini juga harus banting tulang saat duduk di bangku SMA. Dia harus berjualan buah belimbing demi mendapatkan uang saku.

“Jadi, dulu saya hampir tidak pernah dikasih uang saku oleh orangtua. Kalaupun dikasih ya sekadarnya saja,” kata dia.

“Kondisi ini mengharuskan saya harus usaha sendiri. Caranya dengan berjualan buah belimbing, walaupun hasilnya gak seberapa,” tutur Triyanto.

Namun dia tak patah arang. Setelah lulus SMA, pria yang hobi jogging ini langsung mendaftar taruna Akpol di Polda Jawa Tengah. Meskipun pada saat itu banyak orang meremehkan.

“Mungkin dari latar belakang keluarga saya ya... cuma anak seorang petani. Tapi Alhamdullilah di tingkat daerah dan pusat saya Lulus. Ini semua bukan sebuah kebetulan semata. Semua sudah saya persiapkan sejak saya SMP,” beber dia.

Dia menegaskan, apa yang diinginkan, harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Selain itu, juga berdoa dan mendapat restu dari orangtua.

Bagi mereka yang tengah mendaftar sebagai anggota polisi, Triyanto punya nasihat. “Semuanya harus dipersiapkan sedini mungkin.”

“Kemampuan akademik dan fisik harus dilatih terus. Dalam memperjuangkan cita-cita, kita harus bersungguh-sungguh dan harus optimis,” tambah Triyanto.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Alih-alih mengurusi putrinya yang terlibat kecelakaan lalu lintas, anggota polisi itu malah mengancam korban pakai senjata tajam.

Baca Selengkapnya
Anak Nangis-Nangis Minta Diampuni Setelah Diciduk Polisi Gegara Tawuran, Sang Ibu Ogah Memaafkan karena Terlalu Kecewa

Anak Nangis-Nangis Minta Diampuni Setelah Diciduk Polisi Gegara Tawuran, Sang Ibu Ogah Memaafkan karena Terlalu Kecewa

Saking kecewanya, ibu ini tak mau maafin anaknya yang ikut tawuran

Baca Selengkapnya
Rencana Gagal Bantu Adik Lulus Ujian, Kakak Nyamar Jadi Polisi Beri Contekan Malah Kepergok Petugas Asli

Rencana Gagal Bantu Adik Lulus Ujian, Kakak Nyamar Jadi Polisi Beri Contekan Malah Kepergok Petugas Asli

Mengira aksinya akan berhasil karena mendapat seragam mirip aslinya, ternyata tak sesuai rencana.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BUNGKUS! THIS OR THAT

BUNGKUS! THIS OR THAT

Kalau Sahabat Dream berada di antara dua pilihan ini, kalian akan pilih tim yang mana?

Baca Selengkapnya