Mahasiswa ITS Raih Penghargaan Di Harvard (its.ac.id)
Dream - Dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) berhasil menyabet penghargaan bergengsi dalam kompetisi Harvard National Model United Nations (HNMUN) 2015 di Harvard University, Ameriksa Serikat. Kompetisi ini merupakan ajang simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang paling bergengsi di dunia.
Dikutip Dream dari laman its.ac.id, Selasa 3 Maret 2015, kedua mahasiswa itu adalah R Aditya Brahmana dari jurusan Teknik Informatika dan Yabes David Losong dari Teknik Mesin. Keduanya berhasil meraih The Best Social Venture Challenge, meski datang dengan predikat pendatang baru dalam ajang dunia ini.
Aditya dan Yabes berhasil menyisihkan sekitar 3.000 mahasiswa dari 70 negara. Mereka berdua dianugerahi satu dari lima penghargaan yang diperebutkan dalam kompetisi tersebut. Dengan penghargaan ini, Aditya dan Yabes menempatkan nama ITS di posisi puncak di antara pemenang lain.
Penghargaan Social Venture Challange (SVC) merupakan gelar juara yang diberikan kepada tim yang memiliki proyek sosial berdampak paling besar bagi perekonomian masyarakat.
Lantas, proyek apa yang diangkat oleh Aditya dan Yabes? Proyek sosial yang mereka angkat adalah memberdayakan petani dan peternak di Desa Mojosari, Kabupaten Mojokerto, untuk membuat vermikompos berbahan dasar cacing tanah dan limbah kotoran sapi. “ Vermikompos tersebut kemudian dijadikan sebagai pupuk untuk meningkatkan produktivitas jagung saat kemarau,” ujar Yabes.
Proyek tersebut kemudian mereka bawa ke Harvard untuk dipresentasikan di HNMUN. Hasilnya, karya dua mahasiswa angkatan 2011 ini mendapat tempat di hati dewan juri. Menurut Yabes, juri sangat terkesan dengan proyek mereka karena berhasil mengubah sesuatu yang dianggap jorok oleh orang banyak, menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis tinggi. “ Orang bule itu bakalan terbuka pikirannya dengan hal yang menjijikkan, tapi bisa menghasilkan uang,” terang Yabes.
Dalam kompetisi itu, para kontingen mewakili sebuah negara. Sehingga negara akan dinilai keaktifannya dalam berdiplomasi dengan negara lain untuk memberikan resolusi terhadap permasalahan dunia yang sedang terjadi. Dalam hal ini, ITS berperan menjadi representasi dari negara Tanzania. “ Adapun SVC adalah cabang perlombaan dari HNMUN itu sendiri,” jelas mahasiswa asal Makassar itu.
Menurut Yabes, ITS tak main-main dalam bersiap mengikuti kompetisi ini. Tiga tim yang dikirim oleh ITS telah mempersiapkan diri sejak Oktober 2014. Meski baru pertama kali ikut dalam HNMUN, anggota tim yang berangkat telah memiliki berbagai prestasi dalam ajang MUN lainnya. “ HNMUN itu paling keras, seperti di PBB beneran, istilahnya the mother of MUN,” ujar Yabes.
Sementara, Aditya mengatakan, dengan prestasi ini ITS tidak hanya berprestasi di bidang teknik, tetapi juga bidang sosial yang bergengsi. Karena permasalahan yang dibahas di PBB tidak hanya berkutat mengenai sosial dan hubungan internasional saja, tetapi juga permasalahan alam dan eksakta yang membutuhkan campur tangan orang-orang teknik. Baca Juga: Kisah Blogger Cacat Taklukan Gadis Cantik Tilawah Quran Kakek Penjual Balon di Pinggir Jalan Yusuf Mansyur, Tokoh Perbukuan Islam 2015 Muslimah Cantik di Balik Kehebatan Pesawat Luar Angkasa Selamatkan Keluarga, Bocah Ini Rela Bawa Kompor yang Berkobar Bocah Autis Berusia 10 Tahun Ini Hafal Alquran Mendunia Lewat Indonesia Fashion Week Nurul Faiz, Mantan Sopir Angkot yang Sukses Jadi Pengusaha
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik