Dream - Rasulullah Muhammad SAW adalah pribadi yang sangat sederhana. Tak pernah ada dalam pikiran Rasulullah untuk menimbun harta meski hanya sedikit.
Bahkan, Rasulullah tak berat hati memberikan apapun yang masih dimiliki kepada orang lain yang membutuhkan. Ini termasuk pakaian yang sedang dikenakan Rasulullah.
Seperti kisah yang dinukil Nizar Abazar yang tertuang dalam karyanya berjudl Fi Bayt Rasul. Dalam kisah itu disebutkan Rasulullah pernah memiliki sepotong emas yang disimpan di rumahnya.
Lantaran emas itu, Rasulullah tidak bisa khusyuk saat sholat. Emas itu selalu muncul dalam pikiran Rasulullah.
Akhirnya, usai sholat, Rasulullah segera pulang. Rasulullah segera mengambil emas itu dan membagi-bagikannya kepada orang lain.
Kisah lain dinukil As Suyuti dalam karyanya Ad Durarul Mansur. Kisah tersebut berasal dari Ibnu Mas'ud RA.
Suatu hari, datang seorang anak laki-laki kepada Rasulullah. Di hadapan Rasulullah, anak itu mengaku diutus ibunya.
" Wahai Nabi, aku datang kemari membawa pesan dari ibuku. Ibuku meminta ini dan itu," kata anak laki-laki itu.
" Maaf, hari ini aku tidak memiliki apa-apa," kata Rasulullah.
" Kata ibuku, baju yang sedang engkau pakai juga boleh," kata si bocah yang terus berusaha mendapatkan sesuatu dari Rasulullah.
Tak pernah ada penolakan dari Rasulullah. Sehingga, tanpa pikir panjang, Rasulullah melepas bajunya satu-satunya yang dimiliki dan menyerahkannya kepada anak laki-laki tadi.
Si anak tersenyum puas. Dia lalu pulang tanpa tangan kosong.
Rasulullah kemudian masuk rumah dan keluar lagi. Ini karena sudah tidak ada lagi pakaian yang dimiliki Rasulullah.
Ketika waktu sholat tiba, Rasulullah tidak hadir di masjid. Para sahabat kemudian mencari di mana Rasulullah.
Mendapati Rasulullah berada di rumah tanpa pakaian, sahabat Umar bin Khattab keheranan.
" Apakah ini perintah Allah?" tanya Umar kepada Rasulullah.
Beberapa saat kemudian, turun ayat Allah berupa Surat Al Isra ayat 29 yang artinya,
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena dengan begitu kamu jadi tercela dan menyesal.
(ism)