Kisah Pilu Pak Tua Tinggal di Rumah Seribu Lubang

Reporter : Sandy Mahaputra
Selasa, 12 Juli 2016 08:03
Kisah Pilu Pak Tua Tinggal di Rumah Seribu Lubang
Ia menolak mengemis. Lebih mulia menyambung hidup dengan mengais sampah.

Dream - Seorang bapak tua bersama putri bungsunya hidup dalam kemiskinan. Begitu miskinnya, mereka terpaksa tinggal sendirian di rumah warisan berusia lebih dari 50 tahun.

Rumah itu sebenarnya kurang layak disebut rumah karena dipenuhi lubang dan hampir roboh.

Bapak bernama Azlan Mohamad, 49 tahun, itu menyambung hidup dengan mengais sampah di sekitar Kota Bharu. Bersama putri bungsunya, Azlan berjualan barang bekas, termasuk kotak karton, kertas dan botol plastik di ibu kota Kelantan, Malaysia itu.

Dari hasil penjualan barang daur ulang itu, bapak tiga anak itu memperoleh pendapatan sekitar RM100 (sekitar Rp 330 ribu) seminggu.

Azlan, ketika ditemui di rumahnya di Kampung Atas Paloh, mengatakan anak sulung dan anak nomor dua yang berusia 27 serta 26 tahun sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri.

Katanya, hanya dia bersama anak bungsunya, Nor Aishah, 18 tahun, yang tinggal di rumah reyot tersebut setelah istri pertamanya, Salihah Harun, 46 tahun, meninggal dunia 10 tahun lalu akibat kanker hati sebelum dia menikah lagi, tetapi bercerai akhir tahun lalu.

(Ism, Sumber: Harian Metro)

Beri Komentar