Dream - Hadiah terbaik yang bisa diberikan kepada diri sendiri adalah pendidikan. Ya, pendidikan adalah harta yang tidak bisa dicuri, dan menjadi bekal digunakan sampai akhir nanti.
Sayangnya bagi banyak keluarga miskin, pendidikan tidak mudah untuk didapatkan. Meski sadar bahwa pendidikan penting, namun mereka lebih memilih menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sekolah semakin mahal karena harus membayar biaya buku, seragam dan perlengkapan sekolah lainnya. Belum lagi jika ada tugas-tugas yang seringkali memerlukan biaya yang tak sedikit.
Namun tak semua anak dari keluarga miskin patah semangat untuk bersekolah meskipun dibelenggu kondisi ekonomi yang tak menunjang.
Salah satunya adalah seorang remaja Filipina yang kegigihannya untuk tetap bersekolah mengundang kekaguman seorang netizen bernama Angel Jane Lopez.
Meski dari keluarga miskin, remaja yang tak disebutkan namanya itu tetap berjuang agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, termasuk sekolahnya, dengan berjualan kue di jalanan.
Angel berhasil mengabadikan momen ketika remaja itu sedang naik angkutan umum. Remaja itu terlihat lelah sekali hingga akhirnya tertidur sambil masih memegang jualannya.
Remaja itu masih memakai seragam, menandakan dia baru saja pulang sekolah dan langsung mencari nafkah demi membantu perekonomian keluarganya.
Angel merasa salut dengan semangat remaja itu yang bekerja tapi tidak melupakan pendidikannya.
" Semoga anak-anak lain yang hidupnya lebih beruntung dari remaja itu bisa menghargai pendidikan yang didapatkannya," tulis Angel di Facebook.
(Sumber: Viral4real.com)
Dream - Ini kisah seorang istri yang setia. Ikhlas mendampingi suami. Baik susah maupun senang. Mewujudkan cinta dan pengabdian kepada sang suami, tanpa keluh.
Hairunishak. Demikian nama perempuan itu. Saban hari, dia mendampingi sang suami, Ahmad Hussein –yang bekerja sebagai petugas kebersihan, untuk membantunya bekerja.
Sepintas tak ada yang istimewa. Tampak biasa. Tapi di balik semua itu, ternyata Hairunishak tak dibayar, meski turut bekerja. Karena memang dia tak tercatat sebagai pegawai kebersihan. Semua itu dia lakukan untuk satu hal: ingin selalu bersama sang suami.
“ Aku tidak merasa lelah karena aku bisa menghabiskan waktu bersama suamiku. Aku menikmati kerja dengannya,” tutur Hairunishak, sambil tersenyum.
Perempuan 61 tahun ini membantu sang suami menjaga kebersihan di tempat umum, tepatnya di Blok 493A, 493B, dan 493E di Tampines Street 43, Singapura.
Pasangan yang sudah 41 tahun menikah ini sering membagi beban dalam bekerja. Jika Ahmad menyapu koridor, maka Hairunishak membersihkan lift di lobi-lobi gedung.
“ Saat aku membantunya, kami menyelesaikan pekerjaan sekitar pukul 10 hingga 11 pagi. Jika dia bekerja sendirian, dia selesai sore,” tambah Hairunishak.
Dia mulai ikut suaminya bekerja pada lima tahun silam. Saat itu, Ahmad –yang kini berusia 66 tahun– menderita sakit encok, yang sudah lima tahun dideritanya.
“ Meski semula berpikir tidak parah, aku masih ingin meringankan bebannya,” tambah dia.
Dan pada 2013, Hairunishak mengambil alih pekerjaan sang suami. Sejak itu kesehatan Ahmad memang terus memburuk dan harus berhenti bekerja selama empat bulan.
“ Terakhir, aku hanya merasa sakit di sekitar lutut. Ada pembengkakan selama seminggu, tapi akan mereda dalam seminggu. Pada tahun 2013, itu menjadi parah, aku tidak bisa berjalan dan harus menggunakan kursi roda,” kata Ahmad.
Dan itulah yang membuat Hairunishak resah. “ Aku takut dia kehilangan pekerjaan jika absen terlalu lama, sehingga aku bekerja menggantikannya,” ujar Hairunishak.
Pasangan ini tinggal di sebuah apartemen di Tampines. Mereka memiliki tiga anak. Dua perempuan, masing-masing berusia 39 dan 40 tahun. Keduanya ibu rumahtangga. Sementara anak lelakinya berusia 30 tahun, bekerja sebagai teknisi.
Mereka juga dikarunia delapan cucu. “ Aku sangat beruntung memilikinya. Dia istri yang sangat pengertian,” kata Ahmad, menuturkan perasaan terdalamnya.
Ahmad memang menolak menyebutkan upah bulanan yang diterima. Tapi yang jelas, tiga perempat gaji itu dia serahkan kepada sang istri, untuk kebutuhan rumah tangga.
Dan ketaatan Hairunishak itu dikenal luas oleh tetangga dan masyarakat sekitar. Membuat banyak orang kagum. Mereka mengenalnya sebagai seorang istri yang baik.
“ Dia sudah melakukan semua itu sejak lama sehingga sebagian besar penduduk tahu dia. Jika mereka tidak melihatnya, mereka selalu bertanya kepadaku,” ujar Ahmad.
Memang benar. Kesan baik itulah yang dilihat masyarakat terhadap Hairunishak. “ Kebanyakan orang akan keberatan jika mereka harus melakukan itu, tapi dia [Hairunishak] tidak seperti itu,” kata Rahim, pria 54 tahun yang sudah enam tahun kenal pasangan ini.
“ Di mana Anda bisa menemukan istri sebagus itu yang selalu membantu suaminya?,” tambah dia.
Menurut Rahim, Ahmad dan Hairunishak merupakan pasangan penuh cinta. Mereka sangat menginspirasi. “ Setelah bekerja, mereka selalu pergi ke kedai kopi di seberang jalan untuk minum bersama,” Lanjut Rahim, menggambarkan keromantisan Ahmad dan Hairunishak.
Apa yang dilakukan oleh Hairunishak ini memang menyebtuh hati banyak orang. Banyak orang-orang disekeliling Ahmad dan Hairunishak berharap bisa menyebarkan nilai-nilai keindahan keluarga, sebagaimana dilakukan oleh pasangan itu. (Ism, Sumber: asiaone.com)
Dream - Seorang mualaf asal Malaysia Muhammad Waliuddin rela jual rugi kue donat demi menyenangkan orang kurang mampu.
Pemuda yang memeluk Islam pada 2011 lalu itu mengatakan ide menjual donat dengan harga sangat murah tercetus setelah melihat banyak warga kurang mampu kesulitan membeli kue favorit karena harga yang terlalu mahal.
" Dari hasil pengamatan saya, banyak dari mereka sulit membuat pilihan ketika harus memperhitungkan harga setiap jenis kue yang ingin dibeli. Justru, saya ingin mereka menikmati kue tanpa terlalu memikirkan harga," kata pemuda berkulit putih ini.
Muhammad Waliuddin yang ditemui di rumahnya di Flat Taman Maluri, Cheras, Kuala Lumpur hanya memperoleh untung 40 ringgit atau sekitar Rp 13 ribu untuk 1.000 biji donat yang terjual.
Padahal dia sebenarnya bisa menjual dengan harga lebih dari 10 sen untuk sebuah donat tersebut.
Anak muda yang memiliki gelar diploma dalam bidang penerbangan itu seharusnya sudah kuliah ke tingkat yang lebih tinggi pada September 2013 lalu.
Namun, dia gagal mendapat pinjaman pendidikan yang menyebabkan impiannya melanjutkan studi hanya tinggal angan-angan.
Namun ketenaran Waliuddin bukan hanya sebagai penjual donat dengan harga murah. Dia juga menjadi incaran para gadis yang tertarik dengan kesederhanaan dan kesalehannya.
Bahkan ada orang tua yang ingin menjadikannya sebagai menantu.
" Saya terkejut karena menerima banyak permintaan untuk berteman di situs sosial sehingga kisah saya jadi 'viral' di Facebook.
" Ada yang menyatakan keinginan untuk menjadikan saya pasangan atau menantunya. Namun, saya belum berpikir ke arah itu karena harus fokus ke bisnis ini," katanya sambil menunjuk ke dagangan donatnya.
(Sumber: mynewshub.cc)
Dream - “ Hatiku begitu terguncang melihat pemandangan ini dan aku pun memfotonya,” cerita dokter spesialis di sebuah rumah sakit di Arab Saudi tentang pasien anak yang baru saja dia ambil gambarnya.
Saat itu, bulan Ramadan. Sang dokter, yang sudah mengabdi di rumah sakit tersebut sejak 1985, melihat anak laki-laki. Usianya sekitar 9 tahun. Saat itu, bocah itu bersusah payah menuju musala rumah sakit, hendak ikut salat tarawih berjamaah.
Upaya anak itu sungguh luar biasa. Di tengah sakit yang mendera, semangat untuk salat tak pudar. Dengan peralatan medis yang masih menempel di badan, dia tetap ikut salat berjamaah dengan khusyuk.
Bocah itu berada di shaf atau barisan pertama. Dia memilih tempat paling pinggir, supaya peralatan medis yang masih menempel di badannya tidak mengganggu jemaah lain.
Setelah salat, lalu sang dokter mendekati bocah tersebut. Dia pun bertanya mengenai keadaan bocah itu. “ Alhamdulillah saya baik-baik saja,” jawab anak itu.
“ Tadi saya mengambil fotomu ketika engkau salat,” lanjut dokter itu sambil menunjukkan foto. Anak itu kemudian tersenyum melihat fotonya.
Dokter itu kemudian berkata lagi, “ Aku akan mengupload fotomu ini ke internet agar banyak yang mendoakan untuk kesembuhanmu, apa pendapatmu?”
Anak itu pun menjawab, “ Bukan hanya mendoakanku, akan tetapi mendoakan seluruh kaum muslimin yang sakit sepertiku.”
Mendengar jawaban dari anak tersebut, dokter itu tak kuasa menahan tangis. “ Bergembiralah kau nak,” kata sang dokter sambil mengelus kepalanya.
Kisah ini diunggah oleh akun Facebook Anwar Halim pada 28 September 2015. Kisah ini sudah dibagikan ulang sebanyak 5.083 kali. Banyak pengguna Facebook yang memberikan pujian. (Sumber: Facebook Anwar Halim)
Advertisement
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget