Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kesehatan vagina kerap luput dari perhatian. Biasanya para kaum hawa baru merasa ada masalah di organ intim ketika muncul gejala. Seperti kram di daerah perut, pendarahan setelah berhubungan seksual atau haid yang tidak lancar.
Kesehatan seksual tak boleh luput dari perhatian, terutama setelah melahirkan. Tak perlu malu untuk konsultasi dengan dokter kandungan jika memang mengalami masalah di organ intim. Taraneh Shirazian, seorang profesor, ahli bedah ginekologi, dan pendiri serta presiden Saving Mothers, punya pesan penting untuk perempuan terkait kesehatan seksual
" Vagina mungkin memiliki asosiasi negatif bagi banyak orang dan dapat dilihat sebagai sumber rasa sakit, ketidaknyamanan, rasa malu, dan kesalahan. Beberapa orang mungkin menganggap bagian tubuh ini sulit untuk dipahami dan akibatnya dikelola. Itulah mengapa saya sering memandang pekerjaan saya sebagai membantu perempuan memahami dan mencintai tubuh mereka (dan vagina) dan mengembangkan kebiasaan jangka panjang yang sehat," ungkap Shirazian, dikutip dari Parents.
Menurut Shirazian ada tiga hal penting untuk menjaga kesehatan vagina yang harus selalu diingat setiap perempuan. Apa saja?
pH Vagina
Sesuatu yang mungkin diabaikan atau tidak disadari oleh banyak perempuan adalah bahwa vagina membutuhkan keseimbangan pH agar dapat berfungsi. Pikirkan keseimbangan pH bakteri sebagai kunci untuk merasa nyaman.
Ini dipengaruhi oleh semua yang kita lakukan, termasuk apa yang kita makan, olahraga, aktivitas seksual, produk yang kita gunakan, dan bahkan suasana hati. Ini semua dapat mengganggu keseimbangan pH. Terganggunya keseimbangan tersebut dapat menyebabkan infeksi, seperti bakterial vaginosis (BV) dan jamur, serta menciptakan siklus yang mengganggu kesehatan seksual kita.
Bagaimana tahu jika pH vagina tak seimbang Jika merasakan gatal, berbau tak sedap, keluar cairan yang tak biasa, maka harus segera konsultasi dengan dokter.
Seiring bertambahnya usia dan intensitas siklus serta keseimbangan hormonal juga dapat berubah. Perubahan hormon ini tidak hanya membuat kita merasa bukan diri kita sendiri, tetapi juga dapat mengubah siklus menstruasi sehingga menyebabkan lebih banyak infeksi.
Pendarahan hebat dan tidak teratur dapat menurunkan pH vagina dan menyebabkan infeksi dan juga kekeringan. Ini memengaruhi kesehatan seksual kita secara keseluruhan. Jika menstruasi tidak teratur penting untuk segera menemui ginekolog.
Kesehatan mental
Kesehatan mental sangat berdampak besar pada kesehatan seksual, karena pikiran dan tubuh tidak terputus, dan saling memengaruhi. Mengapa?
" Merasa nyaman dengan diri sendiri adalah bagian penting dari fungsi mental dan fisik yang sehat. Memupuk perasaan sehat di sekitar keintiman akan benar-benar membantu kesehatan seksual, begitu juga dengan membina hubungan positif dengan kepercayaan dan komunikasi," ujar Shirazian.
Dream - Bertambahnya usia tak dipungkiri juga membawa perubahan pada kondisi tubuh secara keseluruhan. Termasuk adanya perubahan pada area intim. Bagi kaum pria, saat memasuki usia 40, testis akan menghasilkan lebih sedikit testosteron.
Testosteron adalah hormon yang membantu penis tumbuh selama masa pubertas dan memicu dorongan seksual. Penurunan testosteron, bersama dengan hal-hal lain yang berkaitan dengan penuaan, dapat mengubah ukuran, bentuk, dan fungsi penis.
Ada perubahan yang terjadi pada penis seiring bertambahnya usia. Dikutip dari WebMD, berikut perubahan pada penis saat usia memasuki 40.
Menyusut
Penis akan menyusut. Ukuran penis yang mengecil mungkin disebabkan oleh kondisi yang berkaitan dengan usia, seperti tekanan darah tinggi atau penyumbatan pembuluh darah (arteriosklerosis), yang mengurangi aliran darah ke penis. Penurunan aliran darah, bersamaan dengan penurunan kadar testosteron, bisa membuat organ ini mengecil.
Bertambahnya berat badan juga membuat penis jadi tampak mengecil. Lipatan lemak perut menutupi sebagian penis, membuatnya terlihat lebih kecil dari yang sebenarnya.
Luka kecil pada penis seperti aktivitas seksual yang intensif, olahraga, atau kecelakaan bisa membuat jaringan parut terbentuk. Pada usia 50-an atau 60-an, seorang pria dapat memiliki jaringan parut yang cukup untuk membuat penis bengkok atau melengkung saat ereksi.
Kondisi tersebut disebut penyakit Peyronie. Ini seringkali menyakitkan, dan bisa membuat seks menjadi tidak nyaman. Perawatan mulai dari suntikan hingga operasi dapat mengecilkan lekuk tubuh dan membuat seks lebih nyaman lagi.
Testis juga menyusut seiring bertambahnya usia, hal ini karena berkurangnya testosteron. Cedera, aliran darah yang berkurang, dan penggunaan steroid anabolik (testosteron sintetis) juga dapat menyebabkan pengurangan ukuran. Testis yang lebih kecil terkadang bisa menjadi gejala kanker testis. Jika memiliki gejala lain, seperti bengkak, benjolan, atau rasa berat pada testis, segera konsultasi dengan dokter.
Kurang Sensitif
Penis secara alami mengalami penurunan sensitivitas seiring bertambahnya usia. Jadi mungkin butuh lebih banyak waktu, dan lebih banyak rangsangan, bagi pria untuk terangsang dan mencapai orgasme. Jika terjadi masalah, jangan menggeseknya terlalu keras karena akan membuat luka di kulit penis. Lebih baik konsultasi dengan dokter jika mengalami masalah ereksi.
Punya pertanyaan seputar kesuburan? Isi saja formulir ini, nantinya para dokter pakar kesuburan akan menjawab pertanyaan kamu di Instagram @Dreamcoid
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?