3 Penyebab Tersering Penyebab Berat Badan Anak Tak Kunjung Bertambah

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 3 Januari 2023 17:12
3 Penyebab Tersering Penyebab Berat Badan Anak Tak Kunjung Bertambah
Seiring bertambahnya usia, berat badan anak harusnya bertambah.

Dream - Berat badan anak terutama ketika usia di bawah lima tahun, harus dipantau dengan serius. Hal ini agar tumbuh kembangnya bisa diketahui secara detail. Bila ada masalah segera terdeteksi dan diatasi dengan cepat.

Salah satu yang kerap terjadi saat pemantauan berat badan adalah bobot si kecil tak kunjung bertambah, sesuai usia. Jumlah berat badannya di bawah berada di garis normal atau malah di bawah.

Kondisi ini tak boleh dibiarkan dan dokter biasanya akan memberikan rekomendasi khusus. Bisa berupa pemberian vitamin, rekomendasi menu atau mungkin pemeriksaan tambahan.

Menurut dr. Citra, spesialis anak, lewat akun Instagramnya @citra_amelinda, ada tiga pemicu utama berat badan anak tak kunjung bertambah. Penting diketahui oleh ayah bunda. Apa saja?

Asupan Nutrisi Kurang
Ini merupakan penyebab tersering anak-anak yang berat badannya seret, terutama saat mulai menyantap makanan pendamping ASI (MPASI).

" Makan sedikit bisa karena jam makannya gak pas, bentrok sama kebutuhan main/bobo. Belum lapar karena masih lebih milih nyusu. Sensory food aversion (ga terlalu suka makan)," ungkap dr. Citra.

1 dari 5 halaman

Gangguan penyerapan

Anak-anak dengan alergi susu sapi atau yang perutnya sensitif, seringkali walau nafsu makannya baik makannya banyak tapi beratnya tak kunjung bertambah.

" Ada juga anak yang asupannya kurang, mikronutrisinya tak terpenuhi sampai jadi ADB (anemia kurang zat besi). ADB bisa membuat anak lebih jadi gak selera makan selain makin ga diserap nutrisinya," tulis dr. Citra.

Tak Perlu Ragu Berikan MPASI yang Digoreng, Bisa Tambah Bobot Si Kecil

Kebutuhan meningkat
Jika dari awal asupannya kurang, nutrisi tidak terpenuhi maksimal, kekebelan tubuh terganggu. Anaknya jadi gampang sakit dan makinlah tambah sulit beratnya untuk naik.

" Karena makanan yang dimakan bukannya dipakai tumbuh tapi malah 'dipalak' sama kuman-kuman penyakit," ungkap dr. Citra.

Penting bagi orangtua untuk menjaga pola makan anak yang baik sejak awal MPASI. Jika ada masalah, langsung periksakan ke dokter agar tidak berlarut-larut.

2 dari 5 halaman

Buah Hati Suka Mainkan Makanannya, Bisa Jadi Tanda Anak Pintar

Dream - Pada anak tertentu, saat disediakan makanan, mereka bukan melahapnya tapi selalu dimainkan. Ada yang memindahkan, memutarnya, menaruhnya di atas kepala atau meremasnya sampai hancur.

Hal itu pastinya membuat pusing ayah dan bunda di rumah. Biasanya hal ini terjadi pada anak balita yang masih belajar makan. Situasi makan memang jadi sangat berantakan, tapi sebenarnya hal itu juga merupakan pertanda baik.

Mengapa? Berikut alasannya dikutip dari KlikDokter.com.

Proses Belajar dan Bermain
Pada usia 5-6 tahun, itu merupakan masa-masa penting untuk perkembangan sensori anak. Sebab pada masa tersebut, anak melakukan eksplorasi dengan mengembangkan kemampuan panca indera mereka. Salah satunya adalah eksplorasi rasa dan sentuhan, merasakan, dan membedakan berbagai tekstur melalui makanan.

Tanda Anak Pintar
Ternyata, anak-anak yang makan dengan berantakan berpotensi menjadi pembelajar yang lebih baik dan lebih cepat di masa mendatang. Journal Developmental Science mengamati 72 balita yang diberikan oatmeal, saus apel, dan susu.

Hasilnya, anak-anak yang mengotori tangan mereka dengan ketiga makanan tersebut ternyata mampu mempelajari kata-kata dengan lebih cepat daripada yang makannya rapi.

 

3 dari 5 halaman

Tidak Suka dengan Makanan yang Dibuat

Makanan yang dirasa sudah cukup enak oleh orang dewasa, belum tentu berlaku sama untuk anak-anak. Ketika si anak lebih banyak meremas dan melempar makanannya ketimbang memasukkannya ke dalam mulut, itu bisa saja menandakan ia dia kurang berselera dengan makanan yang orang tua buat.

Sedang Tidak Lapar
Meski sudah jam makannya, ada kalanya anak masih merasa kenyang, apalagi jika sebelumnya sempat minum susu atau menikmati camilan manis. Memberikan makanan lain kepada anak yang masih kenyang, akhirnya dianggap sebagai menawarkan sebuah mainan. Maka tidak heran jika anak malah memainkan makanannya atau menjadikan makanan tersebut eksperimen.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

4 dari 5 halaman

Ternyata Ini Sebab Buah Hati Makan Lebih Banyak dari Biasanya

Dream - Orangtua cenderung merasa senang dan tenang saat anak makan dengan lahap, baik saat sarapan, makan siang maupun makan malam. Pada waktu tertentu, ada kalanya anak sangat banyak.

Porsi makanannya sangat banyak dan lebih sering, hingga membuat kita kaget. Bila anak makan berlebihan kadang kita juga khawatir akan membuat perutnya sakit, muntah atau jika terus-terusan akan obesitas.

Ada banyak hal yang membuat anak makan lebih banyak dari biasanya. Dikutip dari KlikDokter, berikut beberapa di antaranya.

1. Tak Mendapat Asupan Makanan yang Cukup
Jika anak sering lapar dan ingin makan terus, penyebabnya bisa karena ia tak mendapat asupan makanan yang cukup. Selama masa tumbuh kembang, anak memang diwajibkan untuk makan tiga kali sehari dengan asupan nutrisi yang seimbang.

Apabila orangtua hanya memberikan makan sekitar 2 kali atau bahkan 1 kali dalam sehari, anak bisa merasa kelaparan. Mereka pun akan terdorong untuk makan dengan porsi yang sangat banyak ketika melihat makanan.

5 dari 5 halaman

2. Waktu dan Frekuensi Makan yang Tidak Teratur

Tidak memiliki jadwal makan yang teratur juga bisa berdampak pada perilaku makan anak. Orangtua wajib memberi makan anak dengan jadwal yang teratur setiap harinya. Misalnya, sarapan pada pukul 08.00 pagi, makan siang pukul 12.00, dan makan sore pukul 16.00. Orangtua juga bisa memberikan camilan di sela-sela waktu makan siang hingga makan sore.

3. Sering Makan Makanan Cepat Saji
Apakah anak sering konsumsi makanan cepat saji atau fast food? Jika ya, bisa jadi ini penyebab anak banyak makan. Makanan cepat saji mengandung kadar karbohidrat sederhana dan lemak jenuh yang tinggi. Makanan tersebut memang dapat mengenyangkan, tetapi akan membuat anak merasa lapar lebih cepat.

Bukannya tidak boleh sama sekali, hanya saja jangan terlalu sering memberikan anak makanan cepat saji. Selain itu, terlalu banyak konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula bisa tingkatkan risiko diabetes dan berbagai penyakit metabolik lainnya di masa depan.

4. Penasaran dengan Makanan Tertentu
Hal ini biasanya terjadi pada anak yang kerap dilarang untuk makan makanan tertentu. Karena sering dilarang mencoba makanan baru, anak jadi penasaran. Mereka pun akan langsung lahap ketika diberikan izin untuk mencoba makanan tersebut. Terkadang, ketika dilarang konsumsi makanan kesukaannya, anak jadi terobsesi pada makanan tersebut.

 

Beri Komentar