Shutterstock
Dream - Pandemi membuat anak kehilangan kesempatan untuk membangun keterampilan sosialnya. Seperti kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, memecahkan masalah, hingga berlatih memiliki sikap empati.
Penelitian dari Universitas Negeri Yogyakarta juga menemukan bahwa selama pandemi 96% anak mengalami penurunan terkait pencapaian aspek perkembangan sosial emosi.
Aspek perkembangan sosial yang paling terlihat mengalami penurunan adalah dalam segi perkembangan perilaku prososial, atau yang secara awam disebut perilaku tolong menolong.
Jika kemampuan berempati dan perilaku tolong menolong ini tidak dikembangkan, terdapat risiko jangka pendek dan jangka panjang.
Ferdike/ Dream
“ Dalam jangka pendek, anak dapat sulit beradaptasi dan sulit diterima oleh lingkungannya sehingga mengalami masalah pergaulan,” ujar Anna Surti Ariani, Psikolog Klinis Keluarga pada Press Conference Lifebuoy Shampoo Menginspirasi Keluarga Indonesia Menjadikan Rambut Sehat Sebagai Kekuatan untuk Berbagi Kebaikan, Kamis 2 Juni 2022.
Sementara dalam jangka panjang, anak rentan mengalami beragam masalah gangguan psikologis. Perilaku ini tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, dibutuhkan proses panjang sejak usia dini hingga dewasa yang erat kaitannya dengan stimulasi dari orang tua.
Sebagai orangtua, banyak stimulasi yang bisa dilakukan agar kemampuan berempati dan perilaku tolong menolong ini lebih berkembang pada anak.
Ferdike/ Dream
“ Untuk anak-anak yang sudah masuk sekolah lagi, coba lakukan kerja kelompok, dengan ini bisa bergiliran dan peka temannya mengalami kesulitan atau tidak,” kata dr. Anna.
Cobalah meminta anak untuk membagikan makanan mereka. Bisa dengan saudara, teman atau mungkin ajak berinteraksi dengan orang yang kurang beruntung. Dengan begini, anak akan memiliki empati lebih tinggi dan terbiasa berbagi sejak dini.
Ferdike/ Dream
“ Dulu kan anak-anak bisa berbagi bekalnya, misal bawa nasi goreng nanti dibagi ke teman. Nah karena situasi sekarang pandemi, jadi membagikannya bisa sesuai prokes sekarang dibuat pack aja, dan minta anak untuk membagikannya di sekolah,” ujar Anna.
Keterampilan sosial ini bukan diajarkan secara teoritis, memang harus dipraktekan. Berdonasi bisa jadi cara untuk mengembangkan aspek sosial emosi anak.
“ Kalau di rumah bisa mengajak anak membuat sesuatu yang bisa dibagikan ke sekitarnya. Donasi ini penting diajarkan, dari hal-hal kecil seperti donasikan uang jajan, barang-barang yang dimilikinya,” tambah Anna.
Sejalan dengan hal ini, di tengah momen peringatan Hari Anak Internasional Lifebuoy Shampoo berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengajak sebanyak mungkin keluarga Indonesia berbagi kebaikan dengan para pejuang kanker melalui kampanye “ Berbagi Kebaikan”.
View this post on Instagram
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi