Bayi Belajar Makan/ Foto: Shutterstock
Dream - Nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia. Tentunya kita tak bisa lepas dari menu satu itu, termasuk untuk anak-anak. Seringkali orangtua yang ingin melatih anaknya makan, memberikan nasi dalam bentuk utuh, tidak dihaluskan.
Untuk anak di atas 1 tahun sudah bisa makan nasi dengan tekstur yang disantap orang dewasa. Lalu bagaimana dengan anak yang masih di bawah satu tahun tahun? Untuk awal fase MPASI, orang tua dapat memberikan makanan yang lunak, halus, dan encer (dalam bentuk pure) kepada bayi.
Sedari awal MPASI, yaitu mulai usia 6 bulan, ibu sebenarnya sudah bisa memperkenalkan nasi sebagai salah satu jenis MPASI (makanan pendamping ASI). Hanya saja, nasi yang diberikan bukanlah nasi utuh, melainkan dalam bentuk yang lebih halus seperti bubur sehingga mudah untuk ditelan.
Seiring bertambahnya usia anak, tekstur makan pun turut berubah yang nantinya akan sama dengan makanan keluarga. Dikutip dari KlikDokter, tidak ada patokan kapan bayi boleh diberikan makan nasi. Secara umum pada usia 9-12 bulan, anak sudah bisa belajar makan dengan tekstur yang lebih kasar.
© MEN
Nasi dapat diberikan sejak awal pemberian MPASI, yang terpenting perhatikan teksturnya. Orang tua bisa melatih anak untuk naik tekstur setiap bulannya, disesuaikan dengan kemampuannya. Apabila saat mengubah tekstur dari nasi lembek ke nasi utuh anak masih kesulitan, jangan dipaksa.
Kemampuan makan bayi usia di bawah 1 tahun pasti tidak sebaik dengan anak-anak yang lebih besar dan dewasa. Saat pemberian MPASI, orangtua perlu memperhatikan tektur makanannya. Hal ini bertujuan untuk mencegah tersedak.
Berikan nasi dengan tekstur yang lembek terlebih dahulu, setelah mahir barulah bisa naik menjadi nasi utuh. Jangan lupa potong sayur dan lauk menjadi lebih kecil dan mudah digenggam.
© MEN
Nasi bisa menjadi pilihan sumber karbohidrat untuk MPASI. Jangan lupa kenalkan juga sumber karbohidrat lainnya seperti kentang, jagung, hingga mi. Selain itu, tetap variasikan sayuran dan lauk agar kecukupan nutrisi si kecil tetap terpenuhi.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Membuat makanan pendamping ASI (MPASI) terkadang membuat ibu kebingungan. Harus membuat makanan kaya gizi, yang nikmat, sehat dan nyaman serta aman saat dikunyah bayi. Tekstur makanan yang lembut membuat MPASI sering dibuat dengan direbus, dikukus, kemudian dihaluskan.
Hal ini lantaran bayi belum memiliki gigi sehingga makanan yang diberikan sebisa mungkin aman dan tak membuatnya tersedak. Selama ini MPASI cenderung dibuat dengan ditumis, direbus atau dikukus.
Sebenarnya, MPASI juga bisa diolah dengan digoreng. Menu gorengan tak selalu buruk. Jika diolah dengan tepat justru bisa membantu meningkatkan berat badan bayi secara signifikan. Hal ini diungkapkan oleh dr. Shinta Aprilia di akun Instagramnya @dr.shintaaprilia.
" Menu mpasi yang digoreng justru bisa menambah kalori. Bisa sebagai BB booster anak," ungkap dr. Shinta.
Minyak goreng memang mengandung lemak dan kalori yang cukup tinggi. Lalu, makanan yang digoreng pada beberapa kondisi lebih disukai anak, karena ia bosan dengan menu yang dikukus atau direbus.
Makanan yang digoreng memang teksturnya garing dan rasanya lebih gurih. Ada syaratnya jika ingin menggoreng makanan untuk MPASI si kecil, yaitu minyak yang digunakan harus baru dan bersih.
© MEN
Tak perlu menggunakan minyak canola, zaitun atau minyak khusus. Bisa juga menggunakan minyak goreng yang biasa digunakan di rumah, asalkan kondisinya bersih.
" Pakai minyak sayur yang kita pakai sehari-hari itu juga boleh bun, asal minyak baru dan bersih," pesan dr. Shinta.
Untuk menu MPASI yang digoreng ini disarankan dibersikan pada bayi usia 8 bulan ke atas. Jadi, tak perlu takut memberikan menu yang digoreng untuk si kecil ya, Bun!
Punya Anak Laki-laki Bikin Orangtua Lebih Cepat Alami Penuaan
Mata Sembab Saat Bangun Tidur? Atasi dengan Tutorial Makeup Ini
Doa Agar Bayi Lahir Sempurna, Ikhtiar Menghindari Stunting dan Cacat pada Anak
Bacaan Doa untuk Orangtua Saat Mulai Kesepian Ditinggal Anak
Tutorial Makeup yang Cocok untuk Wajah Beruntusan