Main Bareng Ayah/ Foto: Shutterstock
Dream - Sebagai tulang punggung, waktu ayah memang lebih banyak untuk bekerja. Meski demikian, kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga jangan sampai membuat ayah tak punya waktu untuk anak-anaknya.
Peran pengasuhan memang cenderung lebih banyak dipegang ibu, padahal anak juga sangat membutuhkan ayah. Bukan hanya dalam hal pemenuhan materi, tapi juga tumbuh kembang psikologis, emosi dan kognitifnya.
Sebisa mungkin, luangkan waktu 15 hingga 30 menit untuk bermain bersama anak. Lakukan hal ini dengan rutin, efeknya jangka panjang. Bermain dengan ayah memiliki dampak yang luar biasa bagi tumbuh kembang anak. Apa saja?
1. Membantu Perkembangan Bahasa
Ayah dikenal sebagai sosok yang suka membuat perbincangan mendalam dan memancing anak memiliki banyak kosakata baru. Cobalah ajukan lebih banyak pertanyaan pada anak. Ajak si kecil berdiskusi banyak hal. Kebiasaan ini akan menantang keterampilan bahasa anak dan mengasah kemampuan komunikasinya.
2. Asah Kemampuan Pemecahan Masalah dan Perkembangan Motorik
Ayah memiliki gaya bermain yang unik. Anak-anak yang suka bermain dengan ayahnya, cenderung memiliki kemampuan adaptif dan pemecahan masalah yang baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak banyak bermain dengan ayahnya. Mereka juga lebih terampil, banyak akal, dan memperhatikan setiap masalah yang ada di depan mereka. Selain itu, karena ayah bermain lebih kasar dan bermain satu lawan satu, ini membantu meningkatkan kemampuan mengambil risiko dan perkembangan motorik pada anak-anak.
Gaya bermain ayah juga melibatkan banyak petualangan dan tantangan. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk lebih ingin tahu dan bersemangat mengeksplorasi lingkungan mereka dan bereaksi positif terhadap hal-hal baru. Ini juga membantu anak-anak mengatasi situasi yang tidak dikenal dan menangani situasi stres dengan lebih baik.
4. Bonding yang lebih kuat
Bermain dengan ayah akan membuat hubungan anak dan ayah makin dekat dan solid. Ini membantu anak-anak untuk terhubung ke tingkat yang lebih dalam dengan ayah mereka. Hal ini ternyata menurut penelitian memainkan peran penting dalam menciptakan ikatan positif dengan ayah dan juga membantu dalam menyelesaikan konflik.
Sumber: MomJunction
Dream - Dalam hal pengasuhan anak, ayah cenderung lebih banyak mencontohkan lewat sikap. Ayah biasanya berusaha memberi tahu dengan sedikit kata-kata dan lebih ingin menjadi sosok teladan untuk anak-anaknya.
Dibandingkan ibu, ayah memang lebih suka memberi tahu banyak hal pada anak lewat contoh. Sebenarnya, anak juga butuh validasi dari ayahnya lewat kata-kata dan hal ini sering dilupakan. Terutama ketika anak mencari tahu alasan sikap ayahnya dan butuh penjelasan.
" Anak-anak tidak tahu apa yang ada di kepala Anda. Penting bagi para ayah untuk sedikit lebih terbuka tentang banyak hal, untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak-anak mereka, pengaturan emosi, dan perlakuan umum terhadap orang lain," ujar Jeff Bostic, M.D., psikiater di MedStar Georgetown University Hospital.
Bersikap terbuka tentang hal tertentu bisa membantu anak dalam hal tumbuuh kembang emosinya. Terutama bagi anak laki-laki, yang sering menginternalisasi gagasan bahwa kerentanan atau kesedihan adalah sifat negatif.
" Mereka perlu mendengar hal-hal tertentu keluar dari mulut ayahnya," pesan Bostic.
Apa saja yang perlu didengar anak dari mulut ayahnya?
1. Kata-kata baik tentang ibunya
" I love you, itu sangat bagus. Mendengar ayahnya mengatakan hal tersebut pada ibunya," ujar Bostic.
Ungkapan cinta, sikap penuh kasih sayang ayahnya pada ibu akan sangat membentuk kepribadian anak lelaki. Ini sebagai contoh penting bagi mereka kelak ketika mengungkap cinta untuk orang sekitar dan pasangannya kelak.
Pastinya ada momen di mana ayah mengalami kegagalan atau berhadapan dengan masalah. Seperti motor yang rusak saat jalan bersama, mobil yang mogok, rencana yang berantakan.
" Biasanya para ayah akan menjadi sangat emosi menghadapi situasi ini. Marah, mengumpat mungkin jadi hal yang keluar dari mulut, tapi anak membutuhkan sosok yang mengaku kalau ayahnya sedang stres, bingung dan marah. Hal itu merupakan sangat wajar, karena sebagai manusia kita pasti akan mengalami stres dan tekanan," ujar Bostic.
Satu lagi yang sangat penting, ketika berhadapan dengan masalah adalah berdiskusi dengan anak untuk mencari solusi. Bagi ayah, jangan gengsi untuk bertanya pada anak saat mencari solusi. Mereka akan belajar banyak lewat hal tersebut.
Mengekspresikan kebahagiaan itu baik dan mengungkapkan kekhawatiran sangat baik. Para ayah seringkali segan mengungkapkan emosi yang dialami pada anak melalui kata-kata.
" Jika kita mengalami dan tidak mengungkapkannya, maka cenderung tidak bisa mengelola hal tersebut dengan baik. Hal ini akan sangat dirasakan anak," ujar Bostic.
Anak bisa mencontohnya, tertanam pada pikiran kalau lelaki harus menyimpan emosi. Hal ini sangat tidak baik bagi perkembangan emosinya. Jadi, utarakan emosi yang sedang dialami pada anak, tak perlu sungkan.
Sumber: Fatherly
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati