Dream - Menghadapi anak-anak yang lebih aktif dari biasanya memang kadang bikin bingung orangtua. Terutama ketika harus berada di ruang publik. Sikap aktif anak pasalnya kadang sampai menganggu orang lain di sekitar.
Banyak orang yang berasumsi bahwa anak yang enerjik dan sangat aktif menderita gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktivitas (ADHD)—yang sering disebut " hiperaktif" . Faktanya, ADHD bukan satu-satunya alasan mengapa seorang anak menjadi hiperaktif.
ADHD sendiri merupakan kondisi neurobiologis yang menyebabkan gejala seperti impulsif, gangguan fokus, dan peningkatan aktivitas. Tidak semua anak yang sangat aktif dan lincah memiliki ADHD. Terkadang, ada penyebab lain yang mendasari tingginya tingkat aktivitas anak. Apa saja?
Entah itu masalah tekanan di sekolah atau lingkungan, perubahan jadwal jangka pendek, anak-anak sering kali menjadi lebih aktif ketika mereka mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Bahkan perubahan positif, seperti mempunyai saudara baru atau pindah ke lingkungan yang lebih baik, dapat menimbulkan banyak stres bagi seorang anak.
Sebelum menyimpulkan bahwa anak tidak mungkin terpengaruh oleh masalah keuangan atau masalah hubungan, ingatlah bahwa anak-anak merasakan stres yang dialami orangtuanya. Jika ayah bunda stres, kemungkinan besar anak juga mengalami stres.
Masalah emosional seringkali terlihat seperti gangguan perilaku pada anak. Misalnya, seorang anak yang menderita gangguan kecemasan mungkin kesulitan untuk duduk diam, sementara seorang anak yang mengalami trauma akibat peristiwa menakutkan mungkin tidak dapat berkonsentrasi .
Jika orangtua menduga hiperaktivitas anak mungkin berasal dari masalah emosional, carilah bantuan profesional. Terapi dan konsultasi dapat mengurangi berbagai gejala, termasuk hiperaktivitas.
Ada beberapa masalah kesehatan fisik yang menyebabkan hiperaktif. Tiroid yang terlalu aktif, misalnya, dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kecemasan dan hiperaktif. Ada juga masalah genetik lain yang dapat menyebabkan peningkatan aktivitas pada anak-anak.
Bicaralah dengan dokter tentang gejala yang dialami anak. Orangtua yang membawa catatan 'kekhawatiran' secara mendetail dapat membantu dokter mengidentifikasi potensi masalah kesehatan anak yang mungkin menjadi akar masalahnya.
Anak-anak seharusnya aktif dan energik. Tanpa olahraga yang cukup, mereka akan kesulitan untuk duduk diam. Sayangnya, beberapa anak hiperaktif dihukum dengan kehilangan hak istirahat di sekolah. Tidak adanya kesempatan untuk berlarian dan bermain membuat hiperaktif menjadi lebih buruk. Dorong anak untuk sering berolahraga setiap hari.
Bermain di taman bermain, bersepeda, dan berlari memberikan kesempatan pada anak untuk menyalurkan energinya ke dalam aktivitas produktif.
Meskipun orang dewasa cenderung menjadi lamban saat lelah, anak-anak sering kali menjadi hiperaktif. Entah karena melewatkan waktu tidur siang atau terlambat tidur, anak yang mengantuk mungkin tampak lebih bersemangat dari sebelumnya. Saat anak kurang istirahat, tubuhnya akan merespons dengan memproduksi lebih banyak kortisol dan adrenalin agar tetap terjaga.
Laporan Aykaputri Amalia Rahmani/ Sumber: Parents
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik