Anak yang Pemalu Jangan Dianggap Remeh, Justru Ini Adalah Tanda Kecerdasannya

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Selasa, 30 Mei 2023 07:45
Anak yang Pemalu Jangan Dianggap Remeh, Justru Ini Adalah Tanda Kecerdasannya
Anak yang pemalu memiliki keistimewaan di dalam dirinya ketika dewasa kelak.

Dream - Ibnu Qoyim pernah menjelaskan bahwasanya hati yang hidup adalah hati yang dihiasi oleh rasa malu yang sempurna. Begitu juga sabda dari Rasulullah saw:

" Malu sebagian dari iman." (HR. Muslim)

Malu tidak hanya berupa perbuatan atau perkataan kepada orang lain saja. Tetapi penting juga untuk memiliki rasa malu ketika melakukan maksiat atau hal yang dilarang Allah SWT. Bahkan di dalam Islam, itu adalah salah satu bentuk akhlak yang sangat dianjurkan.

Selain itu, dalam sebuah kitab bernama Fiqhul Haya oleh Muhammad Ismail Al-Muqoddam menjelaskan bahwa sifal malu adalah tanda kecerdasan seorang anak. Menurut beliau, sifat malu yang tumbuh sejak kecil, adalah kabar gembira bagi orang tuanya jika anak tersebut menjadi orang yang cerdas ketika sudah dewasa kelak.

Meski begitu, tidak sedikit anak-anak yang memiliki sifat malu, justru mendapatkan pandangan yang negatif. Lalu, bagaimana cara menghadapi anak yang pemalu?

Berikut adalah penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 2 halaman

Jangan Remehkan Anak yang Pemalu

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada anak yang supel, ceria, dan aktif. Tetapi, ada juga anak yang memiliki sifat malu. Anak yang pemalu biasanya mendapatkan citra yang negatif. Misalnya saja anak itu tidak ingin bermain dan bersosialisasi dengan anak lainnya.

Namun, di balik pandangan negatif tentang anak pemalu, sebaiknya anak-anak tersebut tidak diremehkan. Justru ada keistimewaan tersendiri di dalam diri mereka.

Ibnu Maskawih mengatakan:

" Jika kamu melihat seorang anak kecil merasa malu, menundukkan pandangannya ke bawah dengan tersipu, juga tidak menatapmu, maka ini adalah tanda keluhurannya dan merupakan bukti bahwa jiwanya sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk."

Lalu, Amr bin Uqabah mengatakan:

" Ketika aku berusia 15 tahun, ayahku berkata kepadaku, 'Hai anakku, telah habis masa kanak-kanakmu. Maka dari itu, peganglah rasa malu dan masuklah kamu menjadi ahlinya serta janganlah kamu meninggalkannya, maka kamu akan tahu manfaat dari sifat malu'."

Dengan begitu, anak yang pemalu janganlah dipandang sebelah mata. Tetapi bantulah anak tersebut, terutama orang tua untuk memosisikan sifat malunya itu dengan baik. Hal ini pun akan membuat anak nantinya tumbuh menjadi sosok yang memiliki sikap baik.

2 dari 2 halaman

Macam-Macam Rasa Malu

Ada tiga macam rasa malu dalam diri seseorang. Ketiganya adalah sebagai berikut:

Malu kepada Diri Sendiri

Rasa malu yang pertama adalah malu kepada diri sendiri saat sedikit melakukan amal sholeh kepada Allah SWT dan kebaikan untuk umat dibandingkan orang lain. Rasa malu akan mendorong untuk meningkatkan kuantitas amal sholeh dan pengabdian kepada Allah SWT dan umat.

Malu kepada Manusia

Rasa malu yang kedua adalah malu kepada manusia. Hal ini bisa mengendalikan diri supaya tidak sampai melanggar ajaran agama. Meski yang bersangkutan tidak mendapatkan pahala sempurna karena malunya bukan karena Allah SWT. Malu yang seperti ini bisa memberikan kebaikan untuknya dari Allah SWT karena dihindarkan dari dosa.

Malu kepada Allah SWT

Rasa malu yang ketiga adalah malu kepada Allah SWT. Malu ini sangatlah baik karena bisa mendatangkan kebahagiaan di dalam hidup kamu. Seseorang yang malu kepada Allah SWT, maka ia tidak berani untuk berbuat salah dan meninggalkan apa yang menjadi kewajibannya. Ia merasa yakin bahwa Allah SWT akan selalu mengawasinya.

Jadi, memiliki sifat malu, apalagi bagi seorang anak bukanlah aib atau sifat yang harus dipandang buruk. Tetapi harus diarahkan dan dimbimbing. Dengan begitu, sifat tersebut bisa ditempatkan pada tempat yang tepat dan menjadi seorang anak sebagai sosok yang lebih baik.

Beri Komentar