Ayah Dan Anak
Dream – Ayah dan ibu memiliki peran yang sama besar dalam hal pengasuhan anak. Sayangnya, masih banyak orang beranggapan kalau ibu jadi 'pihak' yang paling bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan mengajarkan banyak hal pada buah hatinya.
Sementara fokus ayah hanya mencari nafkah berupa materi. Hal ini sangat tidak tepat. Menurut dr. Kresno Mulyadi, Sp. KJ, dalam webinar beberapa waktu lalu bersama Mothercare, Momami dan Beaba ayah memiliki tiga peran penting bagi anak-anaknya, yaitu sebagai sahabat, pendidik dan terapis.
" Ayah sebagai sahabat, di mana ayah mampu menjalin komunikasi yang indah terhadap anak-anak yaitu komunikasi yang efektif. Komunikasi yang dilakukan antar subyek sehingga adanya interaksi yang setara dan dapat berdiskusi," kata dr. Kresno dalam rilis yang diterima Dream.
Ia juga meminta para ayah untuk jadi pendengar aktif sehingga lebih dapat menggali apa permasalahan anak yang sedang dihadapi dengan mendengarkan keluh kesahnya tanpa menghakimi, mendikte, dan menyalahkan. Hindari juga dialog 'anti kalah', yaitu kecenderungan dalam sebuah dialog yang lebih dominan.
" Ketika anak berbuat kesalahan, orangtua biasa berkata seperti, 'Apa Ayah bilang?', 'Kamu sih tidak mendengarkan apa kata Ayah”, kalimat seperti ini sudah tidak dapat diterapkan kepada anak masa kini," ungkapnya.
© Dream
Lalu ayah sebagai pendidik yaitu memberi teladan bukan perintah. Hal ini karena anak cenderung mencontoh apa yang orangtuanya lakukan, termasuk memberikan motivasi dan juga memberdayakan anak.
Untuk yang ketiga yaitu peran ayah sebagai terapis. Peran ini kerap dilupakan yaitu ayah harus lebih peka terhadap kelebihan dan kekurangan anak. Hadapi tiap anak sesuai dengan kepribadiannya karena mereka memiliki kecenderungan emosi masing-masing.
" Sebagai orangtua harus mengutamakan rasa empati yang tinggi agak anak dapat mengatur emosi diri," pesan dr. Kresno.
Peran ayah dan Ibu saling melengkapi satu sama lain dan diperlukan dalam tumbuh kembang anak. Anak perempuan sampai usia 5 tahun harus mendapatkan perhatian lebih dari ayah dan ketika usia anak sudah lebih besar di sinilah tugas ibu menjadi lebih dominan.
Begitu pun sebaliknya untuk anak laki-laki, hingga usia 5 tahun, akan lebih baik jika anak lebih dekat ibu. Ketika anak beranjak lebih besar, tugas ayah untuk lebih dekat dengan sang buah hati. Hal ini dilakukan agar secara psikologis ada keseimbangan dalam hidup mereka dan juga berkaitan dengan kecerdasan emosi dan psikologis anak nantinya.
© Dream
Dream - Hadirnya seorang anak akan mengubah kondisi keluarga secara signifikan. Tanggung jawab semakin besar dan ini berlaku seumur hidup. Tak heran kalau para calon ayah dan ibu mengalami kecemasan yang sangat tinggi.
Selama ini sebagian besar orang beranggapan kalau serangan cemas hanya dialami oleh ibu hamil. Faktanya, calon ayah juga mengalami hal yang sama. Ayah bisa mengalami gejala serangan jantung efek dari kecemasan ketika istrinya tengah mengandung.
Kondisi ini menurut Mayo Clinic, disebut sindrom Couvade. Bisa terjadi ketika pria sehat yang pasangannya sedang mengandung bayi mengalami gejala yang berhubungan dengan kehamilan. Meskipun tidak dikenali sebagai penyakit mental atau penyakit, penelitian menunjukkan bahwa hal itu mungkin cukup umum.
Manifestasi fisik mungkin yang terjadi bisa jadi mual, mulas, sakit perut atau kembung, masalah pernapasan, kram kaki, sakit punggung, iritasi saluran kemih atau genital dan, termasuk sakit gigi. Gejala psikologis berkisar dari penurunan libido dan kegelisahan hingga kecemasan dan depresi.
" Memang tak banyak penelitian yang mengungkap sindrome Cauvade ini angkanya sekitar 10 persen tetapi tidak setinggi 65 persen," kata Kristina Mixer, M.D., OB-GYN dari Spectrum Health United Hospital di Greenville, dikutip dari Parents.
© Dream
Menentukan asal-usul sindrom Couvade, menurut Mixer, seperti latihan menebak-nebak. Para ahli kesehatan mental telah mempertimbangkan berbagai hipotesis, mulai dari kecemburuan seorang pria atas ketidakmampuan untuk menggendong seorang anak hingga kemungkinan rasa bersalah karena telah menyebabkan rasa menderita pada pasangannya.
Salah satu teori psikososial menunjuk pada marginalisasi pria selama kehamilan wanita, pemisahan gender masyarakat di mana " wanita hamil mendapatkan karier bersalin mereka didukung secara komersial, sosial, dan medis," sementara calon ayah sebagian besar tidak.
Sindrome ini juga tampaknya memiliki beberapa hubungan dengan fluktuasi hormon tertentu, termasuk kadar testosteron, selama kehamilan pasangan. Hal ini seperti gabungan antara campuran emosi dan identitas yang ditimbulkan kehamilan pasangan dan segala sesuatu di antaranya yang mengacaukan pikiran kita dan melalui tubuh. Penyebabnya juga merupakan banyak faktor.
" Ini jelas multifaktorial. Orang memiliki kehidupan yang berbeda dan penyebab stres yang berbeda, dan beberapa pria mungkin lebih rentan terhadap perubahan hormonal yang dapat disebabkan oleh kehamilan pasangannya," kata Joyce E. Gottesfeld, M.D., seorang ahli kebidanan.
© Dream
Dream - Mengasuh anak perempuan memang agak berbeda dengan menghadapi anak lelaki. Kepribadian, sifat serta kebiasaannya sejak kecil akan sangat berpengaruh pada kondisi psikologisnya saat dewasa kelak.
Bila selama ini anak perempuan Sahabat Dream lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibunya, cobalah dekatkan dia dengan sang ayah. Pasalnya, anak perempuan butuh belajar banyak hal berharga dari ayahnya.
Sosok ayah bagi anak perempuan bukan hanya sekadar pencari nafkah, lebih dari itu ayah juga mengjarkan banyak hal untuk bekalnya saat dewasa nanti. Apa saja yang dipelajari anak perempuan dari ayahnya?
- Sosok pria yang baik
Salah satu hal pertama yang dipelajari seorang anak perempuan dari ayahnya adalah seperti apa sosok panutan pria yang positif. Hal ini benar-benar penting karena ketika seorang ayah menghabiskan waktu berkualitas dengan putrinya dan menyampaikan banyak pelajaran termasuk tentang hidup yang penting, dia secara tidak sadar menerima semua sifat positif ini dari pria. Misalnya, pria yang baik adalah yang penyayang, lucu, dan ulet. Saat ini mencari pasangan, hal itu akan menjadi contoh yang baik.
- Bagaimana pria seharusnya memperlakukan wanita
Anak-anak sangat pintar dengan belajar melihat sekelilingnya. Mereka terus-menerus mengamati dan memperhatikan setiap hal kecil yang dilakukan orangtuanya. Anak perempuan akan mengamati ayah mereka saat memperlakukan wanita.
Sikap ayah terhadap ibu, orangtua atau perempuan lain. Anak perempuan belajar untuk mengembangkan indra dan intuisi apa yang terasa benar ketika seseorang dari lawan jenis berinteraksi dengan mereka dan apa yang tidak benar. Ini sebagian besar datang dari melihat ayah mereka berinteraksi dengan wanita. Jika putri Anda memulai hubungan romantis dengan pria di masa dewasanya, sebagian besar dari apa yang dia cari dalam diri seorang pria berasal dari apa yang dia amati dalam diri ayahnya.
© Dream
- Keberanian bertualang
Ada sejumlah ibu di luar sana yang terus-menerus mengkhawatirkan anak-anak mereka. Dalam pengasuhan, ibu dan ayah memiliki peran yang berbeda. Ayah lebih santai dan kerap 'membiarkan' anak-anaknya mengambil risiko. Model pengasuhan ini membuat anak lebih suka bertualang, berani menyuarakan pendapat dan tak takut gagal.
Anak perempuan sangat membutuhkan hal ini untuk kekuatan mentalnya. Ayah memang sering dipandang sebagai " penyelamat" jika menyangkut putri mereka, tetapi itu tidak selalu terjadi ketika ayah terus mengajari anak perempuannya untuk berdaya dengan kekuatannya sendiri.
- Kemandirian
Tugas ayah yang juga sangat penting bagi anak perempuan adalah membantu mereka belajar tentang pentingnya kemandirian. Sosok ayah yang kuat mampu mengajari putrinya untuk mengandalkan dirinya sendiri terlebih dahulu daripada bergantung pada orang lain.
Sumber: Moms.com
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya



Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan