Denmark Selalu Masuk Daftar Negara Paling Bahagia, Cari Tahu Konsep Pola Asuh Para Orangtuanya

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 13 Desember 2022 16:45
Denmark Selalu Masuk Daftar Negara Paling Bahagia, Cari Tahu Konsep Pola Asuh Para Orangtuanya
Denmark selalu masuk daftar negara teratas dalam hal level kebahagiaan.

Dream - Denmark selalu ada dalam daftar negara paling bahagia di dunia dalam riset yang dilakukan Organization for Economic Cooperation And Development selama hampir empat dekade. Mungkin Sahabat Dream penasaran apa yang membuat level kebahagiaan warganegara Denmark sangat tinggi?

Jawabannya sebagian besar terletak pada cara para orangtua Denmark membesarkan anak-anaknya. Orangtua Denmark selalu menerapkan prinsip agar anak-anak mereka jadi pribadi yang  dewasa, tangguh, sehat secara emosional, dan bahagia.

Pola asuh Denmark didasarkan pada membangun hubungan yang sehat antara orangtua dan anak-anak. Orangtua tidak ragu menunjukkan kasih sayang secara gamblang dan kepedulian dan membimbing anak untuk  menjadi versi yang lebih baik dari diri mereka sendiri.

Ada enam prinsip penting parenting Denmark dari buku 'The Danish Way of Parenting' karya Jessica Joelle Alexander dan Iben Sandahl. Mungkin bisa jadi ispirasi dalam mengasuh buah hati agar jadi pribadi yang sehat emosi dan bahagia.

Play/ Bermain
Di Denmark, orangtua mendorong anak-anak mereka untuk bermain dengan bebas. Tidak seperti beberapa orang tua yang membatasi waktu bermain, mengasuh anak di Denmark lebih banyak membiarkan anak bermain kesukaan mereka tanpa banyak kontrol orangtua.

Tentu saja, pengawasan dilakukan tapi hanya dari jauh hanya untuk keamanan. Anak juga lebih banyak bermain di luar rumah, di taman, menjelajah perkebunan dan bertualang.

 

1 dari 5 halaman

A for Authenticity/ Otentik

Beberapa orangtua dengan niat baik memberikan pujian kosong kepada anak-anak mereka. Hal itu tak dilakukan di Denmark.

Orangtua Denmark lebih fokus pada upaya anak untu belajar dan berusaha daripada seberapa 'pintar' atau 'bodohnya'. Ini membantu dalam membesarkan anak-anak yang tidak merasa tidak aman dan bisa menyadari kekuatan dan kelemahan pribadi mereka.

R for Reframing/ Membingkai Ulang

Pengasuhan ini mendorong anak untuk mencari sudut pandang lain ketika berada dalam situasi sulit.  Idenya adalah untuk membingkai ulang persepsi situasi yang tidak menyenangkan.

Kuncinya, menggali perilaku rewel atau perilaku buruk, alih-alih berpikir bahwa anak  ingin dengan sengaja bertindak nakal, sebenarnya mereka sedang mencari cara untuk mengatasi ledakan emosinya.

 Ini juga akan memberiorangtua dan anak kepercayaan diri untuk tidak panik atau kehilangan semangat saat keadaan menjadi buruk, salah, atau menakutkan.

 

2 dari 5 halaman

?E for Empathy/ Empati

Empati adalah nilai fundamental yang diajarkan di sekolah-sekolah di Denmark. Melatih empati mengajarkan anak cara menghargai orang lain bahkan dirinya sendiri. Ini juga membantu mencegah intimidasi/ bullying.

Keluarga Denmark

No Ultimatum/ Tanpa ultimatum

Sebagai orangtua, kita sering menggunakan ultimatum untuk 'memaksa' anak mengikuti aturan. Hal ini bisa menjadi bumerang, menciptakan ketegangan dan situasi menang/kalah antara orangtua dan anak. Ini bukan jenis ikatan yang kuat yang membuat orangtua terhubung dengan anak.

Together/ Kebersamaan
Kebersamaan, juga dikenal sebagai hygge, adalah bagian penting lain dari pola asuh orang Denmark. Mereka memastikan menghabiskan banyak waktu bersama dengan anak-anak mereka. Ini memungkinkan anak untuk membangun komunitas dan pada akhirnya kebahagiaan.

3 dari 5 halaman

Konsep Pengasuhan Anak dari Keluarga Gus Dur yang Bisa Ditiru

Dream - Mendiang Kyai Haji Abdurrahman Wahid, yang juga mantan Presiden Indonesia, merupakan tokoh yang dikenal dengan pemikirannya yang terbuka tapi tetap berlandaskan Islam. Termasuk dalam hal pengasuhan anak.

Beliau dan sang istri, Sinta Nuriyah, memiliki empat orang putri yang kini sukses dalam bidangnya masing-masing. Penasaran bagaimana konsep pengasuhan yang diterapkan pada keluarga Gus Dur?

Konsep Pengasuhan Anak dari Keluarga Gus Dur yang Bisa Ditiru

Dikutip dari Mubadalah.id, Nabilah Musyarihah, penulis buku Gus Dur Membaca Dunia dan Gus Dur Sang Presiden, mengungkap pola asuh yang diterapkan Gus Dur pada anak-anaknya sangat dipengaruhi oleh pengasuhan masa kecil dari orangtuanya yang juga merupakan tokoh Islam di Indonesia, yaitu Kyai Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah.

Ada beberapa hal mendasar dalam pengasuhan anak di keluarga Kyai ini. Apa saja?

Membaca dijadikan Kebiasaan
Orangtua Gus Dur merupakan pembaca buku yang ulung, dengan begitu mereka berdua senantiasa bekerjasama untuk mendorong anak-anaknya rajin membaca, baik, membaca kitab-kitab kuning ataupun buku-buku yang lain. Hal ini membuat Gus Dur dan saudara-saudaranya tumbuh menjadi orang yang cerdas, kritis, bermanfaat dan punya rasa empati yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Alissa Wahid, salah satu putri Gus Dur pernah bercerita kalau saat senggang selalu diajak ke toko buku oleh sang ayah.

 

4 dari 5 halaman

Visioner

Nabilah menyampaikan bahwa Nyai Solichah merupakan perempuan yang cerdas, ia mampu membaca tren dan peluang masa depan. Sehingga dengan begitu, parenting yang beliau terapkan kepada anak-anaknya adalah membekali mereka dengan pengetahuan yang luas, pengalaman yang banyak dan pendidikan yang berkualitas serta membebaskan. Hal tersebut juga diterapkan Gus Dur pada keempat putrinya.

Bangkit dari kegagalan
Gus Dur seringkali dianggap jadi sosok yang santai dan lucu, walaupun dalam keadaan sulit. Hal itu karena beliau telah memiliki skill resiliensi, sehingga beliau memandang bahwa kegagalan itu adalah seni hidup. Sehingga tidak perlu menghadapinya dengan rasa cemas, sedih dan putus asa. Skill ini juga yang jadi contoh luar biasa untuk anak-anaknya.

 

5 dari 5 halaman

Pendidikan Karakter

Karakter yang baik juga merupakan hal utama alam pengasuhan dalam keluarga. Membentuk anak memiliki karakter yang jujur, berani, mandiri, egaliter, peduli, bebas memilih dan bertanggung jawab.

Gus Dur juga menerapkan hal tersebut pada putri-putrinya. Beliau sangat membebaskan anakny untuk memilih apapun yang mereka mau, dengan catatan mereka mampu bertanggung jawab pada pilihannya dan bisa mendatangkan manfaat serta kemaslahatan bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar